Kelembutan Akhlak Rasulullah dalam Surat Ali Imran

 
Kelembutan Akhlak Rasulullah dalam Surat Ali Imran

 

LADUNI.ID, TAFSIR- Salah satu ayat yang menjelaskan akhlak dan kelembutannya Rasulullah diantaranya surat Surat Ali Imran : 159.

  1. Bunyi Ayat

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

  1. Terjemahan

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[1]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”

  1. Kosa Kata

Secara etimologis, linta terambil dari akar kata al-lin yang berarti “lemah lembut”, lawan al-khusyunah atau kasar. Pada asalnya kata lin diperuntukan bagi benda – benda yang bersifat hissi (materi), namun akhirnya digunakan untuk hal – hal yang maknawi seperti akhlak. Linta berarti “kamu lemah lembut” ayat 159 ini menjelaskan, hanyalah karena rahmat Allah, Rasulullah dapat memiliki sikap lemah lembut dan tidak kasar terhadap para pengikutnya (para sahabat) meskipun mereka melakukan kesalahan dalam perang uhud, dengan meninggalkan posisi yang strategis di atas bukit, hal ini menyebabkan kegagalan dipihak kaum muslimin. Dengan sikap ini, orang – orang yang ada di sekelilingnya tidak akan menjauh dan akan semakin semakin dekat dengannya.

 

  1. Analisis Bahasa

KALIMAT

ANALISIS BAHASA

فَبِمَا

الفاء استئنافيةحرف جرحرف زائد

رَحْمَةٍ

اسم مجرور

مِنَ

حرف جر

اللهِ

لفظ الجلالة مجرور

لِنْتَ

فعل ماض مبني للمجهول والتاء ضمير متصل في محل رفع نائب فاعل

لَهُمْ

جار ومجرور

وَلَوْ

الواو استئنافيةحرف شرط

كُنْتَ

فعل ماض والتاء ضمير متصل في محل رفع اسم كان

فَظًّا

اسم منصوب

غَلِيْظَ

اسم منصوب

الْقَلْبِ

اسم مجرور

لَا نْفَضُوْا

اللام لام التوكيدفعل ماض والواو ضمير متصل في محل رفع فاعل

مِنْ

حرف جر

حَوْلِكَ

اسم مجرور والكاف ضمير متصل في محل جر بالاضافة

فَاعْفُ

الفاء استئنافية,فعل أمر

عَنْهُمْ

جار ومجرور

وَاسْتَغْفِرْ

الواو عاطفةفعل أمر

لَهُمْ

جار ومجرور

وَشَاوِرْهُمْ

الواو عاطفةفعل أمر و«هم» ضمير متصل في محل نصب مفعول به

فِي

حرف جر

الْأَمْرِ

اسم مجرور

فَإِذَا

الفاء استئنافيةظرف زمان

عَزَمْتَ

فعل ماض والتاء ضمير متصل في محل رفع فاعل

فَتَوَكَّلْ

الفاء واقعة في جواب الشرطفعل أمر

عَلَى

حرف جر

اللهِ

لفظ الجلالة مجرور

إِنَّ

حرف نصب

اللهَ

لفظ الجلالة منصوب

يُحِبُّ

فعل مضارع

المُتَوَكِّلِيْن

اسم منصوب

  1. Asbabun Nuzul

Sebab – sebab turunya ayat ini kepada Nabi Muhammad saw adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Ibnu Abbas ra menjelaskan bahwasanya setelah terjadinya perang Badar, Rasulullah mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar  ra dan Umar bin Khaththab ra untuk meminta pendapat meraka tentang para tawanan perang, Abu Bakar ra berpendapat, meraka sebaiknya dikembalikan kepada keluargannya dan keluargannya membayar tebusan. Namun, Umar ra berpendapat mereka sebaiknya dibunuh. Yang diperintah membunuh adalah keluarganya. Rasulullah mesulitan dalam memutuskan. Kemudian turunlah ayat ini sebagai dukungan atas Abu Bakar (HR. Kalabi).[2]

 

**Helmi Abu Bakar El-Langkawi Pemerhati Masalah Agama dan Pendidikan Asal Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga

 

 

[1] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

 

[2] Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid kode Angka Al- Hidayah. (Banten: Penerbit Kalim.2011) hlm. 72

 

 

 

Tags