Tu Sop Jeunib: Pentingnya Revitalisasi Peran Dayah dan Ulama di Era Globalisasi

 
Tu Sop Jeunib: Pentingnya Revitalisasi Peran Dayah dan Ulama di Era Globalisasi

LADUNI. ID, ACEH-Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb tampil mengisi seminar Mubes  Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) yang berlangsung di Grand Aceh Hotel, Minggu (25/11/2018.

Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunib Bireuen itu dalam seminar yang diisi oleh beberapa pemateri menyampaikan tentang ulama dan masyarakat Aceh yang konsisten berpegang teguh dengan Ahlussunnah Waljamaah.

Alumni Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga itu menyebutkan bahwa ulama tetap komit dengan dakwahnya pasca kemerdekaan.

Selanjutnya, Pada saat  itu, Tu Sop menambahkan bahwa pendidikan di Aceh hanya ada dayah dan rangkang yang semuanya berada di bawah ulama. Ulama, kata Tu Sop, membimbing semua aspek  mulai dari aqidah, kehidupan (fiqh), karakter (tasawuf).

Pada masa awal kemerdekaan, lanjut Tu Sop, dayah hanya bertahan dengan semangat keikhlasan tanpa ada biaya apapun, sehingga dakwahnya kosong karena lemahnya jangkauan yang memiliki silsilah kepada Rasulullah.

“Lalu muncullah tafrid (liberalisme) dan ifrad (radikalisme) yang berbenturan di antara kedunya di tengah masyarakat sebagai dua keseblasan yang saling bertentangan sehingga saling menghujat di antara sesama mereka. Maka para ulama mengambil posisi menjaga keseimbangan dengan mazhab Ahlussunnah Waljamaah yang sampai silsilah keilmuannya kepada Rasulullah Saw. Para ulama konsisten menjaga keseimbangan antara liberalisme sebagai ekstrim kiri dan radikalisme esktrim kanan,” kata Tu Sop.

Dalam kondisi ini, jelas Tu Sop, ulama dayah yang berada di jalan tengah yang beraliran Ahlusunnah wal Jama’ah menjadi sasaran garapan dan gempuran kelompok-kelompok liberalisme dan radikalisme.

Ulama merasa prihatin terhadap fenomena hari ini yakni ilmu Ahlussunnah Waljamaah sebagai paham yang moderat (washatiyah) kosong pada kebanyakan kader-kader terbaik anak negeri karena kekosongan yang dimiliki pihak umara.

“Maka solusi yang harus kita tempuh adalah melakukan ekspansi dakwah dan merubah pola pemikiran. Karena persoalan ini terjadi karena tidak ada kekuatan yang memadai terhadap dunia pendidikan. Dalam Islam pendidikan dan ilmu terdiri dari Fardhu ‘ain dan kifayah. Inilah tugas terbesar yang harus kita revitalisasi kembali,” pungkas Tu Sop.

  Sumber: Serambinews.com