Tipu Daya Setan dalam Setiap Kesempatan

 
Tipu Daya Setan dalam Setiap Kesempatan

 

 

LADUNI.ID,HIKMAH- Setan dengan seluruh pasukannya tidak akan pernah berhenti dan tidak mengenal istilah capai dalam menyesatkan manusia. Dari segala arah mereka la’natullah ‘alaihim menggoda dan menjerumuskan kita; tidak berhasil dari arah depan, dicoba dari belakang. Mentok dari samping kanan, mereka lirik samping kiri (QS al-A’raf [7]:17)

Begitulah seterusnya, musuh nyata manusia ini menggoda kita sampai ada di antara kita ikut serta menjadi teman mereka. Di hadapan Rabb Semesta, iblis, tetua para setan dan makhluk pencinta kegelapan ini, mendeklarasikan diri untuk mencari pertemanan yang bisa diajak berbenam di kawah besar api neraka.

“Iblis ber kata, ‘Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai ke pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)’.

Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.’” (QS Shad [38]: 79-83).

Al-Qur’an sering membocorkan strategi yang digunakan setan untuk menipu manusia. Dengan adanya informasi strategi setan, diharapkan manusia yang membaca Al-Qur’an tidak tertipu lagi dengannya. Kita akan sebutkan beberapa ayat yang bisa menjadi senjata kita dalam mendeteksi rayuan setan.

Salah satu cara paling ampuh yang dimiliki setan adalah menghias keburukan seakan terlihat indah. Menghias kebatilan terlihat sebagai kebenaran. Al-Qur’an mencontohkan mereka yang telah mendapat petunjuk, bisa kembali murtad karena setan merubah kebatilan itu terlihat seperti seuatu yang indah.

إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ -٢٥-

“Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran) setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka.”(QS. Muhammad 25)

Kita mungkin pernah merasakan, berbuat dosa tapi kita menganggapnya hal yang baik. Berbuat maksiat tapi perasaan kita membela perbuatan itu. Seakan perbuatan itu adalah hal yang wajar.

Jika kita pernah dalam posisi ini, berarti setan telah berhasil menipu kita. Dia menghias dosa kita terlihat seperti hal yang wajar dan sah sah saja. “Ah, kalo cuma ini saja tidak berdosa”. Perasaan-perasaan ini sejatinya adalah strategi setan untuk mengelabui kita.

فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ-٦٣-

“Tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk).”(An-Nahl 63)

Sumber: republika.co.id dan lainnya