PM Malaysia Kini Kurangi Silabus Agama di Sekolah Negeri

 
PM Malaysia Kini Kurangi Silabus Agama di Sekolah Negeri

LADUNI.ID, Jakarta – Saat ini, pendidikan agama dalam silabus di sekolah-sekolah Malaysia akan dikurangi. Hal ini diungkapkan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamed. Sebab, menurut Mahathir, pembelajaran agama telah membuat siswa tidak memiliki perlengkapan yang memadahi untuk mendapatkan pekerjaan.

“Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekarang sekolah negara telah menjadi sekolah agama,” terang Mahathir saat berbicara di almamaternya, Sultan Abdul Hamid College, Jumat (22/12).

Seperti dilansir dari Malay Mail, Mahathir menilai bahwa siswa-siswa Malaysia belajar agama Islam dan tidak belajar mata pelajaran yang lainnya. Hal itu menyebabkan mereka tidak cakap dalam mata pelajaran yang dibutuhkan ketika hendak mencari kerja. “Tapi mereka menjadi ulama yang cakap,” tuturnya.

Selain itu, Mahathir juga menyebut, sistem sekolah Malaysia sekarang lebih banyak menghasilkan sarjana Islam atau ulama. Naasnya ketika ulama terlalu banyak, mereka saling silang pendapat, menyesatkan umat, dan bertengkar antara yang satu dengan yang lainnya.

“Karena itu, kita akan mengubah jadwal dan kurikulum di sekolah,” ucapnya.

Kendati begitu, Mahathir juga menegaskan bahwa siswa-siswi sekolah Malaysia akan tetap mendapatkan pendidikan agama di sekolah. Namun dengan durasi yang lebih sedikit.

“kita masih akan belajar agama, tetapi tidak semua periode dalam satu hari, mungkin satu atau dua periode dalam seminggu,” terang Mahatir.

Bahkan Mahathir juga menambahkan, jika ingin maju maka siswa-siswi Malaysia harus menguasai mata pelajaran lainnya, tidak hanya agama. Bagi Mahathir, Malaysia harus memiliki pendidikan yang baik. tidak hanya baca tulis Al-Qur’an, tapi juga belajar bahasa lainnya seperti Inggris.

“Jadi kurikulum sekolah akan diubah dan dimodifikasi, sehingga kita akan memiliki sekolah nasional yang akan mengajarkan semua orang pelajaran penting yang akan berguna bagi mereka ketika mereka dewasa dan menjadi individu yang mandiri,” pungkasnya.