Seif Alwi: Secara Obyektif, Saya Cinta NU

 
Seif Alwi: Secara Obyektif, Saya Cinta NU

LADUNI.ID, Jakarta - Saya bukan pengurus NU, tidak punya kartu anggota NU. Tapi saya peduli dengan Ahlussunnah waljama'ah, saya merasa peduli dengan bangsa ini, dan juga Himmah leluhur kita. Saya peduli dengan para Ulama aswaja.

Sehingga saya bersyukur dengan adanya group ini, semoga menjadi ajang silaturrahim yang merealisasikan perkumpulan secara jismiyyah, agar lebih intens dalam bermudzakaroh, bahtsul masail.

Saya diminta menjadi narasumber oleh beberapa organisasi perhimpunan mahasiswa lulusan timur tengah, dan banyak berdiskusi dengan mereka. Dan saya mempunyai beberapa Guru, Ulama dari beberapa negara Islam yang porak poranda itu.

Alhasil banyak ilmu dan informasi yang didapatkan perihal upaya mengadu domba bangsa Indonesia ini. Adanya upaya upaya menjadikan Indonesia target berikutnya untuk dibuat porak poranda seperti Mesir, Libya, Iraq, Syam, Yaman, Afganistan, Lebanon.

Sesungguhnya Hijaz lebih dulu direbut menjadi negara berasas tunggal wahabi, berganti menjadi Al Mamlakah Assu'uudiyyah, dijadikan kerajaan keluarga wahabi, yang merupakan boneka zionisme.

Terbukti Arab ikut serta menyerang Yaman, Syuriyyah, membiayai kekacauan di Mesir, penggulingan pemimpin di Libya, tapi tak pernah mengusik israel, bahkan mendorong Palestina membiarkan amerika, australia memindahkan kedutaannya dari israel ke Yerussalem Palestina, arab saudi juga meminta Palestina mengizinkan israel memindahkan ibukotanya dari tel aviv ke Yerussalem. Karena dulu Abd Aziz saud telah bersepakat dengan Israel saat ingin merebut Hijaz dengan perjanjian akan memberikan Yerussalem kepada israel.

 Dizaman Sayyid Ahmad Zakariyya (Eyang Rende) mengajar di Masjid Al Harom, terjadi pemberontakan besar besaran yang kesekian kalinya, saat itu terjadi pemberontakan oleh Abdul Aziz bin Saud, cucu Muhammad bin Saud yang gagal memberontak dan dihukum gantung.

Abdul Aziz bekerja sama dengan Israel dan British untuk menggulingkan dan merebut kekuasaan Syarif Husain Al Qodri (dzurriyyah Rosul) yang kemudian dibuang ke sebuah lembah yang sekarang menjadi negara Yordania.

Eyang Rende sempat tertangkap saat melawan pemberontakan itu tapi alhamdulillah bisa lepas dan pulang ke Indonesia.

Saat kudeta terjadi, banyak nyawa Para Ulama ahlussunnah waljamaah menjadi korban, banyak kaum Muslimin bergelimpangan, termasuk didepan baitulloh, karena Abd Aziz bin Saud menerima fatwa  Muhammad bin Abdul Wahhab yang menikah dengan keluarga Ibnu Saud, yang menyatakan bahwa Para Ulama aswaja itu zindiq, pemimpin Hijaz itu Thoghut. Halal harta dan darah mereka, karena telah menistai agama dan tanah suci.

Pergejolakan itu dimotori oleh seorang agen ganda (british, CIA,Mossad israel) yakni Laurens atau Hemper yang berganti nama menjadi Syekh Al Majmu'i. Dia hafal Quran dan banyak hadits, tapi dia adalah Yahudi zionis.
Seperti yang datang ke Indonesia yaitu Snounck Hourgrounge dan Van Der Vlas, yang dididik di nejed mempelajari Islam, tetapi untuk menghancurkan Islam di Indonesia. Beruntunglah para Ulama Indonesia membongkar kedok dan misi mereka bersama penjajah.

Ahlussunnah waljama'ah di saudi akhirnya ditekan, tidak bisa mempertahankan amaliyah seperti di Indonesia.
Dan hal ini berlangsung hingga sekarang, saya merasakan itu, karena itupun dirasakan oleh Abuya Sayyid Muhammad, Abuya Sayyid Ahmad, Habib Zein bin Smith, Sayyid Muhammad bin Syekh Abu Bakar bin Salim, Habib Salim bin Abdillah As Syathiri, Sayyid Sulaiman dll.

Dulu saat Hijaz direbut kekuatan wahabisme dan Ibnu Saud, ada upaya pembongkaran qubur Rosululloh dan qubbatul khodro oleh penguasa hasil kudeta dan orang orang wahabi.

Gejolak protes dari berbagai negeri tak digubris oleh penguasa dan provokator saat itu.

Maka terbukti dalam sejarah, NU mengirimkan komite Hijaz kepada penguasa saudi, untuk bernegosiasi dan melakukan tekanan agar dihentikan upaya itu, maka penguasa wahabi pun menyetujuinya, hingga urung pemugaran tersebut

Telah sejak lama NU mengirimkan mahasiswa yang banyak ke timur tengah, bahkan ada sebagiannya yang dididik di Universitas saudi yang berbasis wahabi, tapi saat lulus mereka justru membongkar kebusukan dan penipuan ilmiah yang diusung wahabi.

Seperti KH Said Aqil mendapatkan summa cumlaud di Univ Ummul Quro Makkah, KH Hasan nuri Hidayatulloh lulusan Univ Madinah dan masih banyak sekali. Tetapi mereka yang diharapkan saudi bisa menyebarkan wahabisasi di Indonesia justru malah membongkar dan melawan wahabisasi. Dan umumnya mereka aktiv ditubuh NU.

Maka cara jitu untuk menghilangkan perlawanan ini, adalah dengan menyebarkan fitnah pada Mahasiswa lulusan Univ Saudi yang aktiv diorganisasi NU dengan berbagai fitnah, hingga fitnah fitnah yang dilontarkan pada NU, melalui pembentukan oraganisasi-organisasi, TV, RADIO, Media informasi sosial, yang ala wahabi.
Dan itu cukup berhasil, hingga banyak putra putri Nahdliyyin pun terprovokasi dengan fitnah-fitnah itu.

Hingg Habib Umar bin Hafidzh, Habib Ali Zainal Abidin, Maulana Syaikh Hisyam Kabbani, Syaikh Ali Jum'ah Mesir, Syaikh Sayyid Taufiq bin Said Romdlon Al Buthi Syiria, Syaikh Musthofa Dieb Al Bugho Syuriah, Syaikh Wahbah Az Zuhaili Habib Luthfi bin Yahya Indonesia, mereka berpesan agar menjaga NU dan Para Ulama NU.
Kini beberapa diantaranya sudah wafat seperti Syekh Dieb Bugho, bahkan Syaikh Said Romdlon Al Buthi wafat di Bom di Damaskus saat mengaji di masjid, karena dianggap oleh ektrimis sebagai ANTEK REZIM BASHAR, disebut sebagai hewan peliharaan rezim.
Beliau wafat syahid saat mengajar itu bersama 14 muridnya, sisanya masih ada yang selamat.

Selamatkan para Ulama NU dari fitnah fitnah wahabi dan asrobi (aswaja roso wahabi)!
Karena NU adalah benteng terkokoh NKRI.

والله المستعان
Ttd
Alfaqir Seif Alwi