Sepatu Buatan Mahasiswa UGM Raih Dua Penghargaan di Seoul

 
Sepatu Buatan Mahasiswa UGM Raih Dua Penghargaan di Seoul

LADUNI.ID,Yogyakarta - Sepatu buatan mahasiswa UGM yang bisa mencegah kontraktur pergelangan kaki pada penderita kelumpuhan berhasil meraih penghargaan medali perak dalam Seoul International Invention Fair 2018. Selain itu Sepatu ini juga mendapatkan penghargaan Special Award dari King Abdulaziz University, pada 6 hingga 9 Desember lalu di Seoul, Korea Selatan.

Sepatu yang bernama Aveo ini merupakan rancangan dari tim mahasiswa terdiri dari Muhammad Fahmi Husaen dari Prodi Komputer dan Sistem Informasi, Naufal Gugus Priambadha dari Prodi Teknik Mesin, Septia Dini Rahayu dari Prodi Teknologi Instrumentasi, Danar Aulia Hasan dari Metrologi dan Instrumentasi, Widiyanto dari Komputer dan Sistem Informasi, Danang Ma’ruf dari Teknologi Instrumentasi, Danar Aulia Husnan dari Metrologi dan Instrumentasi beserta dosen pembimbing Budi Sumanto. 

Muhammad Fahmi Husaen selaku ketua tim mengatakan Aveo merupakan sepatu untuk mencegah kontraktur pada engkel kaki. Bahkan, Aveo ini sejak awal dirancang untuk dapat menggerakkan kaki sesuai dengan standar fisioterapi menggunakan mekanisme kontrol otomatis melalui smartphone dengan komunikasi bluetooth. 

“Sistem Aveo dikembangkan berbasis mikrokontroler dan dilengkapi dengan motor servo yang diprogram sesuai dengan gerakan fisioterapi pergelangan kaki,” kata Fahmi kepadawa wartawan, Rabu (26/12) sebagaimana dilansir dari laman resmi UGM 

Lebih lanjut Fahmi menjelaskan, Aveo juga dilengkapi sensor Mechanomyogram (MMG) untuk mengukur ketegangan otot kaki saat sepatu bergerak sehingga dapat memperkirakan pergerakan sepatu. “Dari hasil pengujian tanpa sensor MMG dapat disimpulkan bahwa sepatu Aveo mampu menggerakkan pergelangan kaki dan dapat berfungsi sebagai pengganti fisioterapis,” katanya.

Seperti diketahui, Seoul International Invention Fair merupakan ajang penghargaan dan pameran karya inovasi dari seluruh negara di dunia. Kegiatan ini diikuti 633 inovator dari 30 negara, sementara dari Indonesia sendiri terdapat 40 orang inovator.
 

 

 

Tags