Doa saat Menyaksikan Gerhana dan Tata Cara Shalat Sunnah Gerhana (Bulan/Matahari)

 
Doa saat Menyaksikan Gerhana dan Tata Cara Shalat Sunnah Gerhana (Bulan/Matahari)
Sumber Gambar: Shutterstock, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam bahasa Arab gerhana bulan disebut dengan "khusuf". Sedangkan menurut ilmu astronomi, gerhana bulan ialah suatu fenomena yang terjadi ketika keseluruhan atau sebagian saja penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan memiliki tiga macam jenis yaitu; gerhana bulan total, sebagian, dan penumbra.

Dalam perspektif keislaman, gerhana bulan termasuk salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Karena itu, ketika terjadi gerhana, dianjurkanlah melaksanakan shalat sunnah gerhana, baik gerhana bulan (shalat khusuf) maupun gerhana matahari (kusuf), bagi setiap muslim yang melihat adanya fenomena gerhana di daerahnya. Kebanyakan ulama berpendapat hukum melaksanakan shalat gerhana bulan ialah sunnah muakkad atau shalat yang sangat dianjurkan, berikut ulasannya:

وَصَلَاةُ كُسُوفِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ بِالْاِجْمَاعِ لَكِنْ قَالَ مَالِكٌ وَأَبُو حَنِيَفَةَ يُصَلِّى لِخُسُوفِ الْقَمَرِ فُرَادَى وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ كَسَائِرِ النَّوَافِلِ

"Menurut kesepakatan para ulama (ijma`) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunnah muakkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunnah lainnya. (Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz VI, hlm. 106)

Pendapat di atas berdasarkan firman Allah SWT berikut ini:

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

"Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya." (QS. Fushilat: 37)

Selain itu, juga didasarkan dengan riwayat Hadis yang berbunyi berikut ini:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا

"Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Taala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian. (HR. Imam Bukhari)

Ketika seseorang melihat terjadinya gerhana, baik bulan maupun matahari, selain dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana, tetapi juga dianjurkan untuk membaca doa atau berdzikir. Hal ini berlandaskan dengan Surat Ali ‘Imran ayat 191 berikut ini:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."

Sedangkan terkait dengan doa dan dzikirnya bisa membaca sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Hasyr ayat 24 berikut ini:

هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَه ٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ

“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Melihat gerhana bulan berarti melihat salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Karena itu sangat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, mengingat kebesaran Allah SWT dan utamanya adalah melaksanakan shalat gerhana.

Tata Cara Melaksanakan Shalat Gerhana

Berikut ini langkah-langkah melaksanakan shalat gerhana:

1. Memastikan waktu terjadinya fenomena gerhana bulan atau matahari secara pasti

2. Shalat sunnah khusuf dilaksanakan saat fenomena gerhana bulan sedang terjadi, sedangkan shalat sunnah kusuf dilaksanakan saat fenomena gerhana matahari terjadi

3. Melafadhkan niat shalat sunnah gerhana dalam hati dan lisan

Dalam melaksanakan shalat sunnah khusuf (gerhana bulan), maka berikut ini lafadh niatnya dengan menyesuaikan sebagai imam atau makmum:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Artinya: "Saya shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT"

Sedangkan dalam melaksanakan shalat sunnah kusuf (gerhana matahari), maka berikut ini lafadh niatnya dengan menyesuaikan sebagai imam atau makmum:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Artinya: "Saya shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT"

4. Membaca takbiratul ihram

5. Membaca doa iftitah (disunnahkan), sebagaimana berikut ini:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan."

6. Membaca Surat Al-Fatihah dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an (disunnahkan yang panjang)

7. Ruku' dengan membaca tasbih sebagaimana shalat pada umumnya

8. 'Itidal (bangun dari ruku') bukan dengan doa i'tidal biasanya, melainkan dengan membaca Surat Al-Fatihah dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an (disunnahkan yang lebih pendek dari ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca sebelumnya)

9. Ruku' kedua dengan membaca tasbih sebagaimana shalat pada umumnya

10. 'Itidal kedua dengan membaca doa i’tidal seperti biasanya

11. Sujud dengan membaca tasbih sebagaimana shalat pada umumnya

12. Duduk di antara dua sujud dengan membaca doa sebagaimana shalat pada umumnya

13. Sujud kedua dengan membaca tasbih sebagaimana shalat pada umumnya

13. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua

14. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan tuntunan yang sama dengan rakaat pertama

15. Setelah sujud terakhir di rakaat kedua, kemudian duduk tasyahhud

16. Salam

Setelah melaksanakan shalat sunnah gerhana secara berjamaah, Imam atau orang yang diberi wewenang untuk menjadi khatib, menyampaikan dua khutbah shalat gerhana berpesan kepada para jamaah agar senantiasa beristighfar, bertakbir, semakin takwa kepada Allah, taubat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 10 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim