Biografi Asma binti Abu Bakar RA

 
Biografi Asma binti Abu Bakar RA
Sumber Gambar: Ilustrasi (foto istimewa)

Daftar isi Biografi Asma binti Abu Bakar RA

1.    Riwayat Hidup
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2.    Kisah-kisah
2.1  Memeluk Islam
2.2  Julukan

2.3  Kehidupan Asma binti Abu Bakar

3.    Teladan
3.1  Seorang yang Dermawan

4.    Meriwayatkan Hadis

5.    Chart Silsilah Sanad

6.    Referensi

Asma binti Abu Bakar adalah seorang sahabat wanita yang terkemuka. Beliau memeluk Islam dari sejak dini.

1. Riwayat Hidup

1.1 Lahir

Asma binti Abu Bakar merupakan putri dari khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq lahir pada 27 tahun sebelum hijrah.

1.2 Wafat

Asma binti Abu Bakar wafat pada tahun 73 Hijriyah.

2. Kisah-kisah

2.1 Memeluk Islam

Asma binti Abu Bakar merupakan salah satu wanita di kota Mekkah yang pertama masuk Islam  setelah 17 sahabat mengucap dua kalimat syahadat, kemudian beliau pun ikut berbaiat kepada Rasulullah SAW.

Pasca memeluk Islam, Asma binti Abu Bakar sama halnya dengan para sahabat-sahabat yang lainnya mengalami cobaan. Dalam peristiwa hijrah beliau menahankan berbagai penderitaan dengan penuh kesabaran.

2.2 Julukan

Asma binti Abu Bakar dijuluki dengan julukan “Dzaatin Nithaqain” (Wanita yang memiliki dua sabuk). Beliau sempat ikut Perang Yarmuk dan mendapat cobaan. Asma adalah wanita yang fasih berbahasa dan pandai melantunkan syair. Beliaulah ibu dari Abdullah bin Zubair dia pulalah muhajirin yang terakhir meninggal dunia.

2.3 Kehidupan Asma binti Abu Bakar

Asma’ binti Abu Bakar setelah memeluk Islam beliau ikut rombongan Zaid RA dan beberapa pegawai Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Pada zaman itu banyak terjadi kesulitan, kesusahan, kemiskinan, dan kelaparan. Tetapi pada zaman itu juga muncul kehebatan dan keberanian yang tiada bandingannya. Dalam sebuah riwayat dari Bukhari diceritakan bahwa Asma’ RA sendiri pernah menceritakan tentang keadaan hidupnya,

“Ketika aku menikah dengan Zubair RA, beliau tidak memiliki harta sedikit pun, tidak memiliki tanah, tidak memiliki pembantu untuk membantu pekerjaan, dan juga tidak memiliki sesuatu apa pun. Hanya ada satu unta milikku yang biasa digunakan untuk membawa air, juga seekor kuda. Dengan unta tersebut, kami dapat membawa rumput dan lain-lainnya. Akulah yang menumbuk kurma untuk makanan hewan-hewan tersebut. Aku sendirilah yang mengisi tempat air sampai penuh. Apabila embernya peceh, aku sendirilah yang memperbaikinya. Pekerjaan merawat kuda, seperti mencarikan rumput dan memberinya makan, juga aku sendiri yang melakukannya. Semua pekerjaan yang paling sulit bagiku adalah memberi makan kuda. Aku kurang pandai membuat roti. Untuk membuat roti, biasanya aku hanya mencampurkan gandum dengan air, kemudian kubawa kepada wanita tetangga, yaitu seorang wanita Anshar, agar ia memasakkannya. Ia adalah seorang wanita yang ikhlas. Dialah yang memasakkan roti untukku.

Ketika Rasulullah sampai di Madinah, maka Zubair RA telah diberi hadiah oleh Rasulullah berupa sebidang tanah, seluas kurang lebih 2 mil (jauhnya dari kota). Lalu, kebun itu kami tanami pohon-pohon kurma. Suatu ketika, aku sedang berjalan sambil membawa kurma di atas kepalaku yang aku ambil dari kebun tersebut. Di tengah jalan aku bertemu Rasulullah dan beberapa sahabat Anshar lainnya yang sedang menunggang unta. Setelah Rasulullah melihatku, beliau pun menghentikan untanya. Kemudian beliau mengisyaratkan agar aku naik ke atas unta beliau. Aku merasa sangat malu dengan laki-laki lainnya. Demikian pula aku khawatir terhadap Zubair RA yang sangat pencemburu. Aku khawatir ia akan marah. Memahami perasaanku, Rasulullah membiarkanku dan meninggalkanku. Lalu segera aku pulang ke rumah.

Setibanya di rumah, aku menceritakan peristiwa tersebut kepada Zubair RA tentang perasaanku yang sangat malu dan kekhawatiranku jangan-jangan Zubair ra merasa cemburu sehingga menyebabkannya menjadi marah. Zubair RA berkata, “Demi Allah aku lebih cemburu kepadamu yang selalu membawa isi-isi kurma di atas kepalamu sementara aku tidak dapat membantumu.”

Setelah itu Abu Bakar, ayah Asma’ RA, memberikan seorang hamba sahaya kepada Asma’. Dengan adanya pembantu di rumahnya, maka pekerjaan rumah tangga dapat diselesaikan dengan ringan, seolah-olah aku telah terbebas dari penjara.

3. Telada

3.1 Seorang yang Dermawan

Asma’ RA memiliki sifat yang sangat dermawan. Pada mulanya, apabila beliau akan mengeluarkan harta di jalan Allah, beliau akan menghitungnya dan menimbangnya. Akan tetapi, setelah Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian menyimpan-nyimpan atau menghitung-hitung (harta yang akan diinfakkan). Apabila mampu, belanjakanlah sebanyak mungkin.”

Akhirnya setelah mendengar nasihat ini, Asma ra semakin banyak menyumbangkan hartanya. Ia juga selalu menasehati anak-anak dan perempuan-perempuan yang ada di rumahnya, “Hendaklah kalian selalu meningkatkan diri dalam membelanjakan harta di jalan Allah, jangan menunggu-nunggu kelebihan harta kita dari keperluan-keperluan kita (yaitu jika ada sisa harta setelah dibelanjakan untuk keperluan membeli barang-barang, barulah sisa tersebut disedekahkan.) Jangan kalian berpikir tentang sisanya. Jika kalian selalu menunggu sisanya, sedangkan keperluan kalian bertambah banyak, maka itu tidak akan mencukupi keperluan kalian sehingga kita tidak memiliki kesempatan untuk membelanjakannya di jalan Allah. Jika keperluan itu disumbangkan di jalan Allah, maka kalian tidak akan mengalami kerugian selamanya.”.

4. Meriwayatkan Hadi

Asma binti Abu Bakar juga dikenal sebagai seorang wanita penyair. Selain itu beliau juga telah meriwayatkan 58 hadis dari Nabi Muhammad SAW.

5. Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Asma binti Abu Bakart dapat dilihat DI SINI.

6. Referensi

Dikumpulkan dari berbagai sumber

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya