Toleransi Umat Beragama: Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

 
Toleransi Umat Beragama: Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Laduni.ID, Jakarta - Saat ini, Indonesia sedang meniti jembatan emas menuju Indonesia emas yang dicanangkan 100 tahun setelah Indonesia merdeka. Dalam pembukaan UUD 1945 sebagai pondasi negara, telah menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia harus berdaulat, adil dan makmur. Salah satu ciri utamanya adalah Indonesia tahun 2045 akan menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar kelima di antara negara-negara di dunia. Mengapa bisa demikian, karena Indonesia memiliki potensi berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah.

Selain itu, Indonesia adalah negara multikultural dengan berbagai keragaman antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Keberagaman ini merupakan aset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama. Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan.

Untuk menyongsong Indonesia emas 2045, salah satu kunci agar tujuan itu bisa tercapai yaitu dengan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Sebab, bangsa yang berdaulat adalah bangsa yang menjaga rakyatnya dari perpecahan terutama kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk. Kesatuan tersebut harus dipupuk, dirawat dan dijaga demi kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Jika melihat sejarah, sudah banyak kasus perpecahan atas nama agama di negara lain, khususnya di Indonesia sendiri. Teror atas nama agama di masyarakat tidak bisa dibiarkan, harus ditumpas hingga ke akar-akarnya jika negara ini ingin mencapai titik emas di tahun 2045 sebagaimana yang sering disuarakan oleh banyak tokoh.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika bangsa Indonesia, memiliki makna sesuai dengan keberagaman di negara ini yang tidak terpaku hanya pada suku, ras-ras, agama dan berbudaya saja. Namun, ada makna yang jauh lebih luas dari itu. Bisa dikatakan,  bangsa Indonesia memang sudah ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda satu sama lain namun tetap satu tujuan. Itulah salah satu modal besar untuk bangsa Indonesia maju bersama membangun bangsa yang sejahtera, adil dan makmur.

Sebagai negara demokrasi, perbedaan pandangan dan kepentingan tentu sering terjadi. tidak terkecuali soal beragama. Negara memiliki peran penting dalam menjamin keamanan masyarakat untuk memeluk dan menjalankan agamanya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan yang dipilih. Bagi bangsa Indonesia Indonesia sendiri, keragaman diyakini sebagai takdir. Dengan demikian, keberagaman ini merupakan pemberian Tuhan Yang Mencipta, untuk diterima dan tidak untuk ditawar (taken for granted).

Toleransi beragama sendiri mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau ketuhanan yang diyakininya. Setiap orang mestinya diberikan kebebasan untuk meyakini serta memeluk agama (mempunyai akidah) yang dipilihnya sendiri dan mendapatkan penghormatan dalam pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut ataupun diyakininya.

Selain itu, toleransi juga merupakan buah ataupun hasil dari dekatnya interaksi sosial di masyarakat. Dalam kehidupan sosial beragama, masyarakat tidak bisa menafikan adanya pergaulan, baik dengan kelompoknya sendiri atau dengan kelompok lain yang kadang berbeda agama atau keyakinan. Maka dari itu, memang sudah seharusnya umat beragama berusaha untuk saling memunculkan kedamaian, ketentraman dalam bingkai toleransi sehingga kestabilan sosial dan gesekan-gesekan ideologi antar umat berbeda agama tidak akan terjadi.

Bahkan saat ini pencapaian Indonesia dalam soal demokratisasi bisa disebut ‘a political miracle’, sebuah upaya politik yang tidak mudah tetapi ternyata berhasil menjadi negara demokrasi ke-3 terbesar di dunia (one of the most difficult countries to govern). Meskipun pemilu Indonesia paling kompleks, tetapi juga paling sukses dalam waktu cepat. Hal ini bisa berjalan dengan baik karena keberhasilan dalam menjaga stabilitas kerukunan di Indonesia, khususnya dalam persoalan beragama.

Catatan-catatan pencapaian ini harus terus dijaga agar tujuan menjadi negara maju, dan Indonesia emas tahun 2045 bisa terlaksana. Sebab, tanpa adanya kerukunan, bangsa ini bisa saja menuju titik sebaliknya, yaitu kehancuran. Karena itu, toleransi antar umat beragama harus direalisasikan dengan baik, serta diajarkan pada generasi-generasi muda. Meskipun setiap generasi memiliki tantangan yang berbeda, tapi kunci dari menghadapi tantangan tersebut adalah kerukunan dan kebersamaan.

Selain itu, untuk mewujudkan Indonesia yang maju, kita dituntut untuk bisa dan harus meningkatkan nasionalisme serta berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan dan melawan paham yang bertentangan dengan pondasi negara. Banyak negara di dunia ini, yang tertinggal bahkan berantakan karena mengabaikan ketetapan yang telah disepakati dan lunturnya nasionalisme. Oleh sebab itu, kebersamaan dan nasionalisme harus selalu ditingkatkan dan memfokuskan energi bangsa ini untuk membangun Indonesia demi menyongsong Indonesia emas 2045.

Ditulis Oleh : Sayyid Rifa'i
Alumni Pondok Pesantren Daar El-Hikam l Magister's Sharia and Law Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta