Info Harian Laduni: 10 Oktober 2023

 
Info Harian Laduni: 10 Oktober 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 10 Oktober ini menjadi momentum bagi kita semua merayakan hari kelahiran KH. Abdul Mujib Abbas, Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan, dan KH. Mahfudz Ridwan. 

KH. Abdul Mujib Abbas lahir pada hari Jumat tanggal 1 Syawal 1352  H atau bertepatan pada 10 Oktober 1932 M  di Buduran Sidoarjo. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Moh. Abbas bin Moh. Khozin bin Khoiruddin bin Ghozali bin R. Musthofa (Mbah Jarot), dengan Khodijah, putri dari KH. Mas Ali bin KH. Wahab Tawangsari Sepanjang Sidoarjo.

Pesantren adalah medan jihad yang dipilih KH Abdul Mujib Abbas, bukan mengangkat senjata tetapi dengan mencurahkan tenaga dan pikiran sebagai wujud pelestarian agama Allah dengan mendidik para santri dengan literatur salaf. Hingga lahirlah generasi-generasi Al Khoziny yang ikhlas, berakhlakul karimah disertai bekal ilmu agama secara utuh dalam mengawal Islam. Paling tidak, lulusan pesantren dapat memberikan kemanfaatan dan pengajaran yang benar tentang esensi Islam.

Salah satu keberhasilah KH. Abdul Mujib Abbas memimpin Al-Khoziny adalah menjaga nilai tradisional. Kyai Mujib selalu merawat tradisi pesantren sejak awal hingga akhir kepemimpinan beliau. Kyai Mujib selalu terlibat langsung dalam pengajian kitab kuning dan selalu mendorong agar pengajian-pengajian serupa dilaksanakan dalam berbagai forum, baik kepada santri senior ataupun putra-putri beliau,

Kiai Mujib dikenal sangat istiqamah dalam berjamaah di langgar pesantren bersama santri. Bahkan waktu sakit pun beliau tidak meninggalkan shalat berjamaah. Di Al-Khoziny juga menjadi kewajiban bagi seluruh santri untuk ikut berjamaah.

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan lahir pada 10 Oktober 1936, di Tuban, Jawa Timur. Beliau merupakan putra pertama dari dua bersaudara, dari pasangan KH. Tholhah dan Nyai Anis Fatma.

Dalam organisasi, beliau merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memulai karirnya sejak dari Ranting sampai Pengurus Besar. KH. Tholhah Hasan pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU (1989-1994) dan menjabat sebagai Wakil Rais ‘Aam Syuriah PBNU (2004). Selain di NU, juga sebagai Anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pusat (1994) dan juga sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (2000).

Pada bulan Agustus 2008, dalam rangka HUT ke-63 RI, sebanyak 18 tokoh Nasional mendapat anugerah tanda jasa kehormatan dari Presiden SBY, karena dinilai berjasa di berbagai bidang. Kyai Tholhah termasuk salah satu tokoh yang mendapatkan tanda jasa kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.

KH. Mahfudz Ridwan atau akrab disapa Kiai Mahfudz, lahir di Salatiga pada 10 Oktober 1941. Beliau merupakan putra pertama dari lima bersaudara, dari pasangan KH. Ridwan dan Hj. Maemunah.

Pada 26 Desember 1989, KH. Mahfud Ridwan mendirikan pesantren yang lebih akrab disebut Pondok Pesantren Edi Mancoro dibawah “Yayasan Desaku Maju” sebagai pusat pendidikan masyarakat khususnya bagi masyarakat setempat sekaligus sebagai basecamp berbagai kegiatan.

KH. Mahfudz memulai pendidikan beliau dengan belajar di Pulutan, lalu melanjutkan MTs dan Aliyah di kota Makkah. Selanjutnya, beliau kuliah di Baghdad University di jurusan Syariah dan Adab (Sastra). Ketika di Baghdad beliau pernah satu kamar bersama KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

KH. Mahfudz adalah sosok yang memperlakukan semua orang sama, tidak pernah membedakan antara rakyat kecil, kalangan menengah ataupun atas. Bahkan, beliau akrab dengan banyak komunitas dari berbagai keyakinan. Beliau pun turut terjun memberikan advokasi kepada masyarakat sekitar Waduk Kedungombo, yang pada awal pembangunannya cukup menyita perhatian publik waktu itu.

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau:

https://www.laduni.id/post/read/64153/surat-yasin-susunan-tahlil-singkat-dan-doa-arwah