Ziarah di Syaikh Abdul Wahab Bugis, Pembawa Tarekat Sammaniyah di Tanah Banjar

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Syaikh Abdul Wahab Bugis, Pembawa Tarekat Sammaniyah di Tanah Banjar

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Syekh Abdul Wahab Bugis dikenal sebagai Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu) yang menuntut ilmu di Madinah dan Mesir bersama 3 sahabat lainnya yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Abdus Shamad al-Palimbani, dan Syekh Abdurrahman Mishri al-Jawi.

Jika Syekh Muhammad Arsyad dan Syekh Abdus Samad al-Palimbani lebih banyak menghabiskan waktu mereka menuntut ilmu di Kota Mekkah, maka Abdul Wahab bersama dengan sahabatnya Syekh Abdurrahman Misri lebih banyak menghabiskan waktu mereka menuntut ilmu di Mesir.

Abdul Wahab tercatat sebagai salah seorang murid dari Syaikh al-Islam, Imam al-Haramain Allimul Allamah Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi. Itulah sebabnya ia mengiringi gurunya itu ke Kota Madinah ketika gurunya itu hendak mengajar, mengembangkan pengetahuan agama dan Ilmu Adab serta mengadakan pengajian umum.

Di sinilah empat serangkai kemudian bertemu.[butuh rujukan] Selama di Madinah, Empat Serangkai juga sempat belajar ilmu tasawuf kepada Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani, seorang ulama besar dan Wali Quthub di Madinah, sehingga akhirnya mereka berempat mendapat gelar dan ijazah khalifah dalam tarekat Sammaniyah Khalwatiyah.

Profil

Syaikh Abdul Wahab Bugis lahir di daerah Sadenreng Pangkajane, Bugis, Makasar, Sulawesi Selatan. Perkiraan beliau lahir antara tahun 1725-1735, Beliau keturunan seorang raja yang berasal dari daerah Sadenreng Pangkajene. Sebagai seorang yang berdarah bangsawan beliau diberi gelar Sadenreng Bunga Wariyah. Jadi nama lengkap beliau adalah Syekh Abdul Wahab Bugis Sadenreng Bunga Wariyah.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Syaikh Abdul Wahab Bugis

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1.  Syekh Muhammad Sulaiman Al-Kurdi
  2.  Syekh Muhammad bin Abdul Karim Samman Al-Madani
  3.  Syekh Athaillah bin Ahmad Al-Misri
  4.  Abdul Al-Mun’im Al-Damanhuri, Ibrahim bin Muhammad Al-Ra’is Al-Zamzami Al-Makki (1698-1780 M) yang terkenal sebagai ahli Ilmu Falak (Astronomi)
  5.  Muhammad Khalil bin Ali bin Muhammad bin Murad Al-Husaini (1759-1791 M) yang terkenal sebagai ahli sejarah dan penulis kamus biografi Silk Al-Durar
  6.  Muhammad bin Ahmad Al-Jauhari Al-Mishri (1720-1772 M) yang terkenal sebagai seorang ahli hadits
  7.  Athaillah bin Ahmad Al-Azhari, Al-Mashri Al-Makki, yang juga terkenal sebagai seorang ahli hadits ternama serta dianggap sebagai isnad unggul dalam telaah hadits.

 

Lokasi Makam

Syaikh Abdul Wahab Bugis diperkirakan wafat antara tahun 1782-1790 M, dalam usia enampuluh tahunan (60). Pada catatan tahun pertama kali kedatangan beliau (1772 M) dan tahun pemindahan makam beliau.

Di mana semula beliau dimakamkan di pemakaman Bumi Kencana Martapura, namun oleh Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari kemudian, bersamaan dengan pemindahan makam Tuan Bidur, Tuan Bajut (istri dari Syaikh Muhammad Arsyad), dan Aisyah (anak dari Tuan Bajut), makam beliau kemudian dipindahkan ke desa Karangtangah (sekarang masuk wilayah desa Tungkaran Kecamatan Martapura) pada pada hari Selasa, 2 Rabiul Awal 1208 H (1793 M).

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Syaikh Abdul Wahab Bugis banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Banjar saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman Maqbarah di desa Tungkaran, Martapura.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Syaikh Abdul Wahab Bugis, dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam hajatnyanya, dimudahkan dalam kederajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kab. Banjar di antaranya:
Wadai Rangai Susu, Keropok Haji Acan, Ikan Sepat Kering, Kue Rangai, Ikan Seluang Goreng, Rabuk Ikan, Amplang Ikan, Dodol Kandangan.