Info Harian Laduni: 17 Oktober 2023

 
Info Harian Laduni: 17 Oktober 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 17 Oktober ini menjadi momentum bagi kita semua merayakan hari kelahiran Nyai Hj. Izzah Syathori Fuad Amin. Serta menjadi momentum bagi kita semua untuk mengenang kepergian KH. Fuad Mun’im Dzajuli.

Nyai Hj. Izzah Syathori Fuad Amin atau yang akrab dipanggil Nyai Izzah lahir pada 17 oktober 1945 di lingkungan pesantren Dar al-Tauhid  Arjawinangun kabupaten Cirebon Jawa Barat. Beliau merupakan putri anak ke 5 dari 6 bersaudara, dari pasangan KH. Abdullah Syathori dan Nyai Hj. Masturoh

Nyai Hj. Izzah Syathori Fuad Amin melepas masa lajangnya dengan dinikahi oleh KH. Fuad Amin, pengasuh Pesantren Raudlatut Tholibin, Babakan, Ciwaringin. Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai 9 orang anak.

Nyai Hj. Izzah Syathori Fuad Amin bersama sang suami mengasuh Pondok Pesantren Bapenpori Al-Istiqomah putra dan putri. Saat mengasuh di pesantren, Nyai Izzah merupakan sosok guru yang telaten dalam mengajarkan ngaji al-Qur’an kepada para santrinya.

Nyai Izzah adalah sosok yang istiqomah dalam mencerdaskan umat, melalui pengajian rutin; pengajian kitab kuning maupun al-Qur’an. Tak mengenal kata lelah dan bosan dalam hal mengajar ngaji kepada para santri maupun masyarakat luas.

Yang sangat mengesankan, banyak di antara kaum ibu yang awalnya buta huruf al-Qur’an atau bahkan lidahnya susah untuk melafadzkan ayat-ayat al-Qur’an tetapi akhirnya fasih dan hafal surat-surat penting

Saking istiqomahnya beliau dalam hal mengaji, saat hendak bepergian jauh pun beliau selalu mempertimbangkan agar tidak ketinggalan waktu mengaji. Dan siapapun yang ingin mengaji kepada beliau mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua pasti diajarkan dengan senang hati.Simak biografi lengkap beliau di:

KH. Fuad Mun’im Dzajuli wafat pada Sabtu 17 Oktober 2020, pukul 03.30 WIB di Rumah Sakit Darmo, Surabaya.

KH. Fuad Mun’im Dzajuli atau yang kerap disapa dengan panggilan Gus Fu’ atau Yai Fu’ merupakan putra keempat dari enam bersaudara, dari pasangan KH. Ahmad Djazuli Utsman dengan Nyai Rodliyah Djazuli.

Setelah ayah beliau wafat, para putra putri beliau melanjutkan estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Al Falah. Hingga Al Falah dapat berkembang memiliki cabang yang dikelola oleh para dzurriyah kyai Djazuli yang tersebar di beberapa tempat di Desa Ploso. Salah satu pondok tersebut adalah yang didirikan oleh KH. Fuad Mun’im Dzajuli.

KH. Fuad Mun’im Dzajuli merupakan pendiri Pondok Pesantren Nurul Falah atau dulunya akrab disebut pondok Ndalem Yai Fuad (DYF). Pondok Pesantren Nurul Falah terletak 50 meter utara pondok induk, bersebelahan dengan Poliklinik Pesantren (POLITREN) Al Falah. Di pondok ini ada santri putra dan putri, baik yang salaf ataupun yang bersekolah formal.

Keistiqomahan KH. Fuad Mun’im Dzajuli mengaji Kitab Fathul Qorib menjadi inspirasi bagi santri dan alumni. Yai Fu’ berpuluh tahun mengajar kitab fiqh ini. Tidak tebal memang. Namun pondasi fiqh yang kuat, perlu dimiliki oleh para santri. Agar berpegang teguh pada aturan syari'at Islam.

Yai Fu’ memang jarang tampil di podium, memberi sambutan ataupun berpidato. Yang sering memberikan sambutan adalah kakak pertama dan kakak keduanya, yaitu Kiai Din dan Kiai Dah. Kekompakan dan kerukunan keluarga pesantren Al Falah memang telah diketahui khalayak. Putra-putri Kiai Djazuli sering mengunjungi satu sama lain. Hadir pada suatu acara pun sering bersama-sama.

Yai Fu’ tiap selesai membacakan kitab, sering mengungkapkan "sampun tam Gus...". Ungkapan yang bermakna, penjelasannya telah purna. Ucapan Gus ini bukan menyapa putra atau cucu Kiai. Namun seluruh santri memang dipanggil Gus oleh Kiai Ploso. Sebuah ungkapan sayang dan perhatian dari sang Kiai.

KH. Fuad Mun’im Dzajuli merupakan sosok kiai yang murah senyum, termasuk ketika beliau menjelaskan ta'bir/teks kitab dengan senyum mengembang. Selain itu, Yai Fu’ juga senang berbaju batik dengan serban yang selalu dibawa.

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau: Surat Yasin, Susunan Tahlil Singkat, dan Doa Arwah