Info Harian Laduni: 6 November 2023

 
Info Harian Laduni: 6 November 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 6 November ini menjadi momentum bagi kita semua mengenang kepergian KH. Mudhoffar Fathurrahman Jepara, Nyai. Hj. Umroh Mahfudzoh, dan Habib Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi.

KH. Mudhoffar Fathurrahman Jepara lahir pada 28 Mei 1928, di lingkungan Pesantren Nailun Najah, Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Fathurrohman Lasem dengan Nyai Hj. Asiyah.

KH. Mudhoffar Fathurrohman mendirikan Pesantren Ammar Jepara, yang kemudian menjadi Ammar Nailun Najah, terinspirasi atas berdirinya Pesantren Nailun Najah yang didirikan oleh menantu beliau yang masih dalam satu desa.

Selain aktif di kegiatan pendidikan dan dakwah, KH. Mudhoffar Fathurrohman juga pernah aktif di PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yakni di Idarah Aliyah (Pengurus Pusat) Jam’iyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdiyah (JATMAN) sejak zaman KH. Idham Kholid Sampai Zaman Habib Luthfi Bin Yahya.

KH. Mudhoffar Fathurrahman dikenal dermawan, hingga masyarakat menyematkan ulama yang luar biasa dalam sedekah. Hampir setiap selesai sholat jamaah membagikan uang pada orang yang jamaah shalat Subuh yang fakir miskin.

Nyai. Hj. Umroh Mahfudzoh lahir pada 4 Februari 1936 M di Kabupaten Gresik. Beliau merupakan anak pertama dari lima bersaudara, dari pasangan KH. Wahib Wahab dengan Hj. Siti Channah.

Sebagai cucu pendiri NU, masa kecil pendidikan Umroh banyak dihabiskan di pesantren, khususnya pada masa liburan yang banyak dihabiskan di Pesantren Tambakberas, Jombang, tanah kelahiran sang ayah.

Berdirinya IPNU yang khusus menghimpun pelajar-pelajar putra pada awal tahun 1954, memang tak lepas dari perjuangan Nyai Hj. Umroh Mahfudzoh dan kawan-kawan untuk membuat organisasi serupa khusus untuk para pelajar putri.

Pada pertengahan tahun 50 an, Nyai Hj. Umroh Mahfudzoh mulai terjun ke dunia politik, waktu itu beliau menjabat sebagai Seksi Keputrian Pelajar Islam Indonesia (PII), sebuah organisasi pelajar yang berafiliasi dengan Partai Masyumi, ranting SGA Surakarta. Namun, sejak berdirinya NU sebagai partai politik sendiri tahun 1952.

Riwayat organisasi Nyai Hj. Umroh Mahfudzoh berlanjut pada tahun 1962 sebagai pengurus seksi Sosial PW Muslimat NU DIY. Hingga menghantar jabatan beliau sampai menjadi, ketua PW Muslimat NU DIY diemban selama dua periode berturut-turut sejak tahun 1975.

Habib Anis lahir pada tanggal 5 Mei 1928, di Garut Jawa Barat. Beliau merupakan putra dari Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi dan cucu dari Al-Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi (Muallif Simtuddurar) yang hijrah dari Hadramaut Yaman ke Indonesia untuk berdakwah. Sedangkan ibunya bernama Khadijah.

Sejak kecil, Habib Anis dididik oleh ayah sendiri, juga bersekolah di madrasah Ar-Ribathah, yang juga berada di samping sekolahannya. Habib Anis tumbuh menjadi seorang pemuda nan alim dan berakhlak luhur. Habib Ali Al-Habsyi, adik beliau menyebut kakaknya seperti “anak muda yang berpakaian tua”.

.Ketika usia muda, beliau gemar sekali membaca buku. Tiap malam ketika istrinya tidur, beliau membaca kalam Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi (kakek Habib Anis) sampai beliau terkadang menangis ketika membaca untaian nasehat kakeknya. Ketika istrinya terbangun beliau langsung mengusap airmatanya supaya tidak terlihat oleh istrinya.

meskipun Habib Anis termasuk ahli ilmu, akan tetapi dia lebih dikenal dengan kemuliaan akhlaqnya. “Karena beliau selalu menampilkan akhlaq yang mulia, padahal keluasan ilmunya tidak diragukan lagi.

Habib Anis juga dikenal sebagai pribadi yang istiqomah dalam segala hal, tentang keistiqomahan ini juga diakui oleh salah satu muridnya yang kini mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo, KH Ahmad Baidlowi.

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau: Surat Yasin, Susunan Tahlil Singkat, dan Doa Arwah