Biografi KH. Masrochan, Pendiri Pesantren Durrotu Aswaja Semarang

 
Biografi KH. Masrochan, Pendiri Pesantren Durrotu Aswaja Semarang

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Masrochan lahir pada 30 September 1965 adalah salah satu contoh santri yang taat terhadap guru dan tekun membina masyarakat. Atas perjuangan tersebut, beliau berhasil mendirikan Pesantren Durrotu Ahlissunnah Wal-Jama'ah (Durrotu Aswaja/PPDA) di Desa Banaran, Gunungpati, Kota Semarang.

1.2 Wafat
Beliau wafat pada 10 Maret 2016 dan dimakamkan bagian selatan Unnes, Semarang. Ziarah di Makam KH. Masrochan Pendiri Pesantren Durrotu Aswaja (PPDA) Gunungpati, Semarang

1.3 Riwayat Keluarga
Kyai Masrochan yang sudah boyong dari pondok menikah dengan warga Banaran dan mulai mengamalkan ilmunya dengan mengajar di teras rumah dan di mushala yang ada di Desa Banaran. 

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Lalu beliau bertemu dengan KH. Syaikhun di Pasar Mranggen. Kemudian oleh Kyai Syaikhun beliau diajak ke pesantren Taqwal Ilah Desa Tunggu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Di tempat itulah beliau menempa diri sebagai santri yang berkhidmah dan menimba ilmu dari Kiai Syaikhun.

Kyai Syaikhun adalah salah satu Khalifah dari KH. Muslih bin Abdurrahman Mranggen dalam tarekat Qadiriyah wan-Naqsabandiyah. Kyai Syaikhun sebagai guru menjadi sandaran hidup Kyai Masrochan kecil. Di pesantren yang ada di Desa Tunggu, Kecamatan Tembakang, Masruchan kecil mampu membuktikan baktinya kepada guru selayaknya orang tua sendiri.

Selain taat terhadap perintah guru, Kyai Masruchan juga dikenal sebagai santri yang tangguh dalam belajar. Terbukti dengan ketekunannya menyalin kitab besar demi bisa tetap mengaji.

2.2 Guru-Guru Beliau

  1. KH. Ibrahim Brumbungan
  2. Kyai Masruhan Mranggen
  3. KH. Syaikhun

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Berawal ketika Abah Kyai Masrochan, yang seorang ulama yang berasal dari Demak mulai mengajar ilmu agama dimushola sebelah timur Pondok Pesantren Durrotu Aswaja (saat itu belum berdiri) kepada anak-anak dukuh Banaran dan sekitarnya. Selang 2 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1988, Beliau mulai mengajar dirumahnya sendiri. Dengan lebih dari 30 santri saat itu, dan santri yang terjauh berasal dari Limbangan, Boja, Kendal.

Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah atau sering disebut Pondok Pesantren Durrotu Aswaja, berlokasi disebelah utara kawasan kampus UNNES yang merupakan tempat yang strategis bagi mahasiswa, sehingga dapat memperoleh ilmu dunia akhirat.

Dengan kian bertambahnya jumlah santri, pada tahun antara 2002 – 2003 para pengurus pondok dengan bimbingan dan arahan pengasuh, berinisiatif mendirikan madrasah diniyah (madin) yang terdiri dari 5 kelas sebagai lembaga pengemas pendidikan di pondok pesantren yang lebih sistematis dan terstruktur secara profesional, tentunya dengan sistem dan kajian kitab salaf. Pendidikan pondok pesantren terbagi menjadi 2 sistem, yaitu sistem kajian bandongan dan sistem madin.

Dalam perkembangannya, 2 sistem tersebut dapat meningkatkan efektifitas pendidikan di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja ditambah lagi dengan adanya program khusus Tahfidzul Qur’an yang berlangsung sejak tahun 2011 membuat pondok ini kian maju pesat seiring berjalannya waktu. Sekarang Pondok Pesantren Durrotu Aswaja menggunakan metode pembelajaran Ikhtisor yakni metode singkat untuk mempelajari kitab kuning dan Al-qur’an. Sampai saat ini (tahun 2020) santri Pondok Pesantren Durrotu Aswaja mencapai lebih 515 santri dengan 95% diantaranya merupakan mahasiswa.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau
KH. Agus Ramadhan

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Karier Beliau
Pengasuh pesantren Durrotu Aswaja

5. Referensi

https://jateng.nu.or.id/
 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya