Para Wanita Dianjurkan untuk Tidak Terburu-buru Merasa Suci dari Haid

 
Para Wanita Dianjurkan untuk Tidak Terburu-buru Merasa Suci dari Haid
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum suci dari haid.

Menghormati Proses Alami: Mengembalikan Kesucian Setelah Haid

Setelah mengalami periode menstruasi, wanita sering kali merasa terdorong untuk segera kembali ke rutinitas harian mereka. Namun, penting untuk tidak terburu-buru dalam menyambut kembali kesucian setelah haid. Proses alami ini memerlukan waktu bagi tubuh untuk pulih dan mengembalikan keseimbangan setelah perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi. Dalam budaya yang terkadang mengabaikan kebutuhan tubuh, penting bagi wanita untuk menghormati dan memberikan perhatian khusus pada kesejahteraan mereka.

Menjaga Keseimbangan Fisik dan Emosional

Setelah masa haid, tubuh wanita membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan energi dan keseimbangan emosional. Memberikan waktu bagi diri sendiri untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi atau olahraga ringan dapat membantu dalam memulihkan keseimbangan tubuh dan jiwa. Kesadaran akan kebutuhan tubuh dan memberikan waktu yang cukup untuk pulih merupakan langkah penting dalam menjaga kesejahteraan secara menyeluruh.

Kehigienisan dan Perawatan Diri

Selain memberikan waktu istirahat yang cukup, menjaga kebersihan juga merupakan aspek penting dalam merawat diri setelah haid. Wanita diingatkan untuk tetap menjaga kebersihan area intim mereka dengan mencuci secara teratur. Penggunaan pembalut atau tampon yang bersih dan penggantian secara teratur juga penting untuk mencegah infeksi dan masalah kesehatan lainnya. Dengan merawat diri secara baik, wanita dapat menjaga kesehatan dan kenyamanan mereka selama dan setelah masa haid.

Menghargai Siklus Alami Tubuh

Memahami dan menghargai siklus alami tubuh merupakan langkah penting dalam menjaga kesejahteraan wanita. Siklus menstruasi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang wanita, dan menyambut kembali kesucian setelah haid merupakan bagian penting dari proses ini. Dengan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan tubuh dan jiwa setelah menstruasi, wanita dapat menjaga kesejahteraan secara menyeluruh dan menghargai keunikan dari tubuh mereka sendiri.

Selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan oleh seorang wanita dan tidak boleh gegabah. Disebutkan dalam sebuah Atsar: Bahwa dulu para wanita menemui Ummul Mukminin Aisyah dengan membawa tas kecil berisi kapas yang ada shufroh (cairan kekuningan). Kemudian Aisyah mengatakan:

لاَ تَعْجَلْنَ حَتَّى تَرَيْنَ القَصَّةَ البَيْضَاءَ

“Jangan kalian terburu-buru, sampai kalian melihat al-qoshshoh al-baidlo'.”

Imam Al-Bukhori mengatakan: “Maksud Aisyah adalah (jangan buru-buru merasa telah) suci dari haid.” [Shohiih Al-Bukhori, juz 1 hadits no.71, Bab; Iqbal Al-Mahiidl wa Idbaarihi]

Al-Qoshshoh Al-Baidlo' adalah cairan putih yang dikeluarkan oleh rahim ketika haid telah selesai. Dinamakan Qoshshoh karena serupa dengan al-qosh yaitu al-jash atau kapur/gamping yang berwarna putih. Imam malik pernah bertanya kepada para wanita tentang hal itu, ternyata itu adalah urusan yang sudah diketahui bagi mereka yang mereka lihat ketika selesai haid/suci.

- Fathul Bary Syarah Bukhory, Bab Iqbalul Makhidl wa Idbarihi :

وفيه أن القصة البيضاء علامة لانتهاء الحيض ويتبين بها ابتداء الطهر ، واعترض على من ذهب إلى أنه يعرف بالجفوف بأن القطنة قد تخرج جافة في أثناء الأمر فلا يدل ذلك على انقطاع الحيض ، بخلاف القصة وهي ماء أبيض يدفعه الرحم عند انقطاع الحيض . قال مالك : سألت النساء عنه فإذا هو أمر معلوم عندهن يعرفنه عند الطهر

 

- Syarah Az-Zarqoni ‘alal Muwatho' :

باب طهر الحائض

حدثني يحيى عن مالك عن علقمة بن أبي علقمة عن أمه مولاة عائشة أم المؤمنين أنها قالت كان النساء يبعثن إلى عائشة أم المؤمنين بالدرجة فيها الكرسف فيه الصفرة من دم الحيضة يسألنها عن الصلاة فتقول لهن لا تعجلن حتى ترين القصة البيضاء تريد بذلك الطهر من الحيضة

--------

( القصة البيضاء )  بفتح القاف وشد الصاد المهملة ماء أبيض يدفعه الرحم عند انقطاع الحيض  قال مالك : سألت النساء عنه فإذا هو أمر معلوم عندهن يرينه عند الطهر  ( تريد بذلك الطهر من الحيضة )  شبهت القصة لبياضها بالقص وهو الجص ، ومنه قصص داره أي جصصها بالجير

قال الهروي : وتبعه في النهاية هي أن تخرج القطنة أو الخرقة التي تحتشي بها الحائض كأنها قصة بيضاء لا يخالطها صفرة . قال عياض : كأنه ذهب بها إلى معنى الجفوف ، وبينهما عند النساء وأهل المعرفة فرق بين . زاد غيره ; لأن الجفوف عدم والقصة وجود وهو أبلغ من العدم ، وكيف والرحم قد يجف في أثناء الحيض وقد تتنظف الحائض فيجف رحمها ساعة والقصة لا تكون إلا طهرا

Walluhu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 15 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar