Info Harian Laduni.ID: 7 Februari 2024

 
Info Harian Laduni.ID: 7 Februari 2024

Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Rabu, 7 Februari 2024 bertepatan dengan hari wafat KH. R. Ma'mun Nawawi, KH. Oesman Mansoer, KH. Ghufron Achid.

KH. R. Ma'mun Nawawi
KH. Raden Ma’mun Nawawi pada hari Kamis, bulan jumadil Akhir 1339 H/1912 M, beliau merupakan putra dari pasangan KH. Raden Anwar (seorang pedagang sekaligus guru mengaji) dengan ibu Siti Romlah.

KH. R. Ma’mun Nawawi wafat pada usia 63 tahun, atau pada malam Jum’at, 26 Muharram 1395 H/7 Februari 1975 M pukul 01.15 WIB. Beliau dimakamkan di kompleks pemakaman di sekitar Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat.

KH. Raden Ma’mun Nawawi pada usia 25 tahun diminta oleh mertuanya, Tubagus Bakri untuk mendirikan pesantren di Pandeglang, Banten.

Namun, sekitar dua tahun kemudian beliau diminta oleh ayahnya, KH. Raden Anwar, untuk kembali ke kampung halaman di Cibogo Cibarusah untuk mendirikan pesantren. Atas biaya sang ayah, maka berdirilah Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat pada bulan Rajab tahun 1359 H/1938 M. Seluruh santri di Pesantren Pandeglang pun ikut gabung ke Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat ini.

KH. R. Ma’mun Nawawi memulai pendidikannya dengan belajar di pesantren yang diasuh oleh Tugabus Bakri bin Seda (Mama Sempur) di Plered Sempur Bandung. Di pesantren tersebut, beliau menempuh waktu 7 tahun. Setelah itu, beliau lanjutkan studinya ke Makkah selama 2 tahun.

Simak biografi lengkapnya di: KH. R. Ma'mun Nawawi
Simak Chart Silsilah Sanad KH. R. Ma'mun Nawawi

KH. Oesman Mansoer
KH. Oesman Mansoer lahir pada 23 Maret 1924 di Blega, Bangkalan, Madura. Beliau merupakan putra pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan H. Raden Jalaluddin Krama Asmara dan Hj. Nur Chodijah, (Madura),

KH. Oesman Mansoer wafat pada tanggal 7 Februari 1989. Jenazah beliau dimakamkan di Pemakaman Umum Kasin, Malang.

KH. Oesman Mansoer memulai pendidikan dengan belajar di Madrasah Muallimin Jagalan, yang dirintis KH. Nachrowi Thohir. Beliau hijrah ke Malang sekitar tahun 1930 dan menetap di Jl. Prof Moh. Yamin (belakang Masjid Noor Kidul Pasar).

Sedangkan pendalaman ilmu agama lebih banyak diperoleh dari Habib Abdul Qodir bil Faqih, Pengasuh Ponpes Darul Hadits. Bahkan, Kyai Oesman termasuk santri khusus yang mendalami ilmu fiqih dan Thariqoh Alawiyah. Selain itu, setiap bulan Ramadan tabarrukan (nyantri) ke Hadratusysyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah, Jombang.

Meski hanya mengenyam pendidikan di Muallimin, namun Kyai yang bercita-cita jadi seorang guru ini menguasai empat bahasa. Diantaranya, Bahasa Arab, Belanda, Inggris, dan Bahasa Latin. Sekitar tahun 1940-1942, Kyai yang masih keponakan KH. R. As’ad Syamsul Arifin, Situbondo ini ditugaskan NU untuk mengajar di Madrasah NU di Pudakit, Kecamatan Sangkapura, Bawean.

Cita-citanya untuk mengabdi di dunia pendidikan terus belanjut, sekitar tahun 1955, Kyai berputra 11 orang dari pasangan Hj. Fathonah, cucu KH. A. Ghoni Surabaya ini menjadi Kepala SMP Islam Jl. Kartini Malang. Kemudian bersama KH. Ghozali dan Prof. M. Khusnu merintis berdirinya Universitas NU (UNU), yang merupakan cikal bakal berdirinya Unsuri (Universitas Sunan Giri, yang pada 1981 berubah menjadi Unisma, dan beliau menjadi rektornya hingga 1989). Selain itu, beliau juga mendirikan cabang Fakultas Tarbiyah PTAIN Jogya di Malang, (yang kemudian dikembangkan menjadi STAIN Malang, dan kini berubah menjadi UIIS) yang pada 1963-1972 menjabat sebagai dekan.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Oesman Mansoer
Simak chart silsilah sanad KH. Oesman Mansoer

KH. Ghufron Achid
KH. Ghufron Achid lahir pada hari Kamis Pahing, tanggal 15 Syawal 1349 H/5 Maret 1931 M, di Kauman Pekalongan. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Achid dan Nyai Arifah.

KH. Ghufron Achid wafat pada usia 73 tahun, pada hari Rabu Wage, tanggal 7 Februari 2001 M atau bertepatan pada tanggal 13 Dzul Qo’dah 1421.

Pada masa mudanya, beliau menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu, beliau mengaji kepada KH. Baidlowi Kauman, Beliau juga penah bai’at thariqah An Naqsyabandiyah Al Khalidiyah sebagaimana pernah diceritakan oleh sahabat beliau KH. Abdullah Faqih Langitan dalam kesempatan pertemuan di daerah Kudus.

Setelah dirasa cukup dalam menimba ilmu KH. Ghufron Achid diperintahkan untuk mengajar dan memimpin Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah (MSI) yang didirikan oleh Ayah Mertua beliau KH. Mudzakir Fadholi bersama Pengurus Salafiyah yang lain.

Teladan yang bisa kita ikuti dari KH. Ghufron Achid di antaranya adalah tentang pentingnya akhlaqul Karimah, perilaku baik, kesabaran, kesholehan, kegigihan, kejelian, ketelitian, dan ketaqwaan dan perjuangan beliau untuk Islam, Bangsa dan negara.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Ghufron Achid
Simak chart silsilah sanad KH. Ghufron Achid

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.