Wisata Religi ke Makam Syekh Abdur Rahim Al-Asyi (Teungku Chik Awe Geutah)

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Wisata Religi ke Makam Syekh Abdur Rahim Al-Asyi (Teungku Chik Awe Geutah)

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Motivasi Ziarah Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani
  4. Fadilah ke Makam Teungku Chik Awe Geutah
  5. Peninggalan Teungku Chik Awe Geutah
  6. Oleh-Oleh
  7. Sumber

1. Profil
Syekh Abdur Rahim Al-Asyi merupakan salah satunya ulama kondang Aceh pada zaman dulu yang sangat berperan dalam mengembangkan agama Islam yang aman dan damai di Aceh. Masyarakat sering memanggilnya dengan nama Teungku Chik Awe Geutah.

Nama Teungku Chik Awe Geutah juga dikenal oleh sebagian besar masyarakat Aceh melalui cerita dalam pengajian di dayah-dayah (pesantren). Beliau merupakan seorang ulama Sufi yang berasal dari Iraq, kemudian merantau dan menetap di Desa Awe Geutah pada abad ke-13 hingga wafat di sana. Teungku Chiek Awe Geutah datang ke Aceh pada masa Sultan Ali Mughayat Syah. Oleh Sultan Ali Mughayat Syah, Teungku Chik Awe Geutah diutus ke Peusangan. Setelah bermukim di beberapa tempat, beliau akhirnya menetap di Desa Awe Geutah.

Konon, Teungku Chik Awe Geutah memilih Desa Awe Geutah setelah mendapat isyarat berupa cahaya putih yang diyakini berasal dari desa tersebut. Beberapa lama kemudian beliau mendirikan dayah di daerah tersebut dan mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat setempat.

Semasa hidupnya Teungku Chik Awe Geutah pernah berguru kepada seorang ulama besar lagi terkenal di Kota Zabid, Yaman, yakni Asy-Syaikh Al-Qudwah ‘Ali bin Zain Al-Mizjajiy Az-Zabidiy Rahimahullah.

Teungku Chik Awe Geutah selama hidupnya dikenal sebagai sosok ulama yang keramat. Sebelum wafat, Teungku Chik Awe Geutah berwasiat pada seseorang, agar pada saat meninggal nantinya dimakamkan di bawah rumahnya.

2. Lokasi Makam
Makam Tengku Chik Awe Geutah berada dalam komplek perumahaannya sendiri, yang berlokasi di Desa Awe Geutah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam. Kode Pos 24356

3. Motivasi Ziarah Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani
1. Untuk mengingat mati dan akhirat.
2. Untuk mendoakan.
3. Untuk mendapatkan keberkahan.
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua.

4. Fadilah ke Makam Teungku Chik Awe Geutah
Setiap tahun ada ribuan orang berziarah ke makam yang telah berusia ratusan tahun ini, terutama dari keturunan kerabatnya keluarga Dayah Tanoh Abe, Aceh Besar, demikian pula dari berbagai dayah tradisional berkunjung bersama para santri saat pembukaan pembacaan kitab yang pernah ditulis Teungku Chik Awe Geutah.

Motif yang mendorong para peziarah berkunjung ke makam Teungku Chik Awe Geutah bermacam-macam, ada yang sekadar berwisata dan melihat-lihat bangunan bersejarah di sekitar makam, ada pula yang khusus untuk berdoa di makam. Ada juga beberapa masyarakat yang mendatangi makam Teungku Chik Awe Geutah untuk keperluan menunaikan hajat.

Menjelang Bulan Ramadhan, terdapat kebiasaan yang dilakukan oleh beberapa teungku dan santri dari beberapa daerah yang melakukan ritual khalut di komplek makam. Biasanya khalut tersebut dilakukan sepuluh hari sebelum Ramadan dan berakhir pada malam Hari Raya Idul Fitri.

Selain itu, beberapa pengunjung, biasanya juga membawa pulang air sumur yang konon keramat. Sumur tersebut dikenal dengan nama mon khalut. Ada kepercayaan sebagian masyarakat bahwa mon khalut tersebut memiliki berkat dan dapat menjadi obat.

5. Peninggalan Teungku Chik Awe Geutah
Di komplek pemakaman Teungku Chik Awe Geutah terdapat peninggalan bangunan yang bersejarah. Di sana kita masih bisa menemukan rumah adat Aceh atau lebih dikenal dengan rumoh Aceh yang masih terpelihara, terdapat sebanyak empat rumoh Aceh yang masih berdiri di sana dengan ukiran khas yang masih utuh terjaga.

Salah satu rumoh Aceh tersebut adalah kediaman pribadi Tengku Chik Awe Geutah yang sekarang sudah diwariskan kepada anak cucu beserta cicitnya. Rumoh Aceh itu terbuat dengan kontruksi kayu beratap daun rumbia. Kendati sudah berusia ratusan tahun, rumah tersebut masih berdiri kokoh.

6. Oleh-Oleh
Oleh-oleh makanan khas yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Kabupaten Bireuen di antaranya: pulot ijo, kue basah nagasari, keripik pisang, keripik sukun, bakso gatok kutablang, sate apaleh, dan mie lampak.

7. Sumber

  1. Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs gppmaceh.com
  2. Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs mapesaaceh.com