Sebuah Refleksi Hikmah Kehidupan: Tuhan, Kasihani Kami yang tak Mengenal Kasih-Mu...

 
Sebuah Refleksi Hikmah Kehidupan: Tuhan, Kasihani Kami yang tak Mengenal Kasih-Mu...
Sumber Gambar: pixoto.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Setiap hari seorang pedagang melewati pematang sawah untuk menghadang colt angkutan ke kota menuju lapak jualannya, melayani para karyawan di satu area perkantoran.

Lima tahunan sudah selepas menikah selalu bertemu dengan penumpang yang hampir sama setiap hari dengan arah tujuan yang sama. Doa istri di rumah dan desiran nafas shalawat mengiringi langkah riangnya dengan tentengan bola-bola bakso modal rezeki hariannya.

Entah bagaimana ceritanya, pada suatu hari, sang pedagang terpeleset menjelang naik ke jalanan dari pematang sawahnya, bakso dalam bakinya telah terlempar berantakan ke mana-mana. Pikiran liar nakalnya akan mengambil satu per satu lantas mencucinya untuk tetap berangkat ke lapaknya.

"Sekali-kali curang bolehlah," pikirnya.

Namun, tak seberapa lama, colt langganannya sudah berhenti di hadapannya. Ia telah terlepas dari pikiran nakalnya. Lantas kibasan tangannya seolah mempersilakan colt itu meneruskan perjalanannya. Sementara itu dia tetap memunguti baksonya untuk dibawa balik ke rumah, melepaskan resah ke istrinya yang tiap hari setia menunggunya.

Sesampai di rumah, istrinya sudah memahami masalah keluarganya. Tanpa untung harian jualan bakso, terbayang kesulitan nafkah esok hari, terbayang pula keharusan utang ke toko kelontong sebelah. Tapi kopi hangat yang telah diseduhkan seolah menghapus resah suami tulang punggung keluarga itu.

Desahan istighfar berkali-kali terhembus dari tarikan-tarikan nafasnya.

Lalu, tiba-tiba seorang tetangga lari tergopoh-gopoh memanggil nama istrinya, memberi kabar colt yang biasa ditumpangi suaminya kecelakaan. Penumpangnya berhamburan penuh luka dan dibawa ke rumah sakit. Kabarnya ada beberapa yang terluka parah. Tetangga di sebuah desa yang penuh keharmonisan telah mendorong kekhawatiran yang disampaikan ke tetangganya dalam teriakan-teriakan parau.

Saat itu, pedagang bakso menahan istrinya untuk keluar rumah. Lantas ia keluar menuju ruang tengah untuk menemui si tetangga. Dengan setengah kaget tak percaya, sang tetangga mengulangi kabar yang diterimanya, lalu diiringi dengan mengucap rasa syukur atas kenyataan yang dihadapi. Ternyata si pedagang bakso yang biasanya naik colt angkutan itu terselamatkan dari kecelakaan naas hari itu.

Desahan istighfar itu telah berubah menjadi ucapan rasa syukur tak terkira.

Namun, hal itu belumlah mampu menyelesaikan semua masalah mereka hari itu. Hingga menjelang sore, datanglah seorang utusan juragan bebek menghampiri rumah sederhana beratap rumbia di bagian terasnya.

"Aku mau beli bakso, tapi bakso sisa, untuk pakan bebek juraganku yang sedang terkena wabah penyakit, aku borong bila ada sisanya...," kata utusan juragan bebek pada pedagang bakso.

Dan lihatlah, hikmah di balik semua yang terjadi atas kehendak Allah SWT. Onggokan bakso yang tidak tersentuh sejak siang itu, kini sudah ada yang siap membelinya.

Pedagang bakso itu lalu sujud syukur dan menyadari betapa Allah Tuhan Maha Pengasih sangat berbaik hati kepadanya, kepada keluarganya. Menyadari selalu ada hikmah di balik segala hal yang dialaminya.

Masya Allah kana wa ma lam yasya’ lam yakun. Sungguh apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi, dan apa yang tak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi.

Kisah di atas mengingatkan kita pada sebuah doa indah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Diceritakan dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi, Abu Darda mengatakan bahwa ia pernah mendengar dari Rasulullah SAW satu doa yang jika siapa pun membacanya di pagi hari maka ia tidak akan ditimpa musibah hingga sore hari. Dan berikut inilah doa yang dimaksud:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ مَا شَاءَ اللَّهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan selain Engkau. Hanya kepada-Mu aku bertawakkal. Engkau adalah Tuhan Pemilik 'Arsy yang agung. Apa yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki pasti tidak terjadi. Tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dari Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Aku yakin bahwa Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu dan ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari keburukan diriku dari keburukan setiap melata yang Engkau kuasai nyawanya. Sunggu Tuhanku berada di jalan yang lurus." []


Penulis: Hari Usmayadi

Editor: Hakim