Ziarah di Makam Syekh Tolhah, Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsybandiyah di Cirebon

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Syekh Tolhah,  Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsybandiyah di Cirebon

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh
  8. Sumber

 

Laduni.ID, Jakarta - Syekh Tolhah dikenal sebagai tokoh tarekat. beliau bahkan tidak hanya mengamalkan satu tarekat saja. Selain Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Syekh Tolhah juga menggeluti Tarekat Khalwatiyah. Namun ijazah mursyidnya, beliau dapatkan dari Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Hal itu berbeda dengan ayahnya, KH. Tolabuddin, yang tercatat sebagai pengamal Tarekat Syathariyah. KH. Tolabudin merupakan murid Syekh Muji atau Buyut Muji yang dikenal sebagai guru para tokoh Perang Kedondong.

Sebagai wakil di Cirebon yang merupakan bagian dari wilayah Jawa Barat, Syekh Tolhah berusaha keras agar Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dapat berkembang dengan lancar. Sayangnya, situasi yang masih dalam masa penjajahan Belanda, terlebih Belanda menyatakan bahwa tarekat adalah musuh nomor satu dan menetapkan strategi untuk mengikis habis tarekat, mengakibatkan perkembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah tidak berjalan maksimal.

1. Profil

Syekh Tolhah bin Tolabuddin lahir di Desa Trusmi, Weru, Cirebon sekitar tahun 1825 M. beliau merupakan putra dari KH. Tolabuddin bin KH. Saidin bin Kyai Rafiuddin atau Kyai Asasudin. Melalui jalur nasab ini, Syekh Tolhah merupakan keturunan Sunan Gunung Jati melalui Pangeran Trusmi.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. KH. Tolabuddin (ayah)
  2. KH. Adzro’i, di Pesantren Babakan Ciwaringin,
  3. KH. Hasan Besari, di Pesantren Gebang Tinatar
  4. Syekh Nawawi Al-Bantani
  5. Syekh Khalil Bangkalan Madura
  6. Syekh Ahmad Khatib Sambas

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi  Syekh Tolhah Kalisapu, Cirebon

2. Lokasi Makam

Syekh Tolhah wafat pada tahun 1935 M, dan dimakamkan di kompleks pemakaman Gunung Jati

3. Haul

Haul Syekh Tolhah diperingati setiap setahun sekali di kalender islam. Haul beliau jatuh pada bulan Dzulqa'dah, haul beliau diadakan di masjid Kholwat Syekh Tolhah di Desa Kalisapu, Cirebon.

4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

5. Fadilah

Makam KH. Mustaqim bin Husain banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Kab. Tulungagung saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di kawasan pondok PETA, Kauman, Tulungagung, Jawa Timur.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam meraih cita-citanya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

6. Peninggalan

Masjid Kholwat Syekh Tholhah Bin Tholabuddin
Masjid Kholwat Syekh Tholhah Bin Tholabuddin merupakan peninggalan Syekh Tolhah di desa Kalisapu, masjid in imerupakan pusat pengajaran beliau terhadap santri-santrinya.Syekh Tolhah bin Tholabudin adalah guru Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsybandiyah di Cirebon.

7. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Cirebon di antaranya:
Sirup Tjampolay, Terasi Udang Cirebon, Kue Gapit, Jambal Roti, Serabi, Kerupuk Rambak, Keripik, Batik Cirebon

8. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
https://tqnnews.com
https://www.facebook.com