Info Harian Laduni.ID: 7 Maret 2024

 
Info Harian Laduni.ID: 7 Maret 2024

Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Kamis, 7 Maret 2024 bertepatan dengan hari lahir KH. Saleh Lateng Banyuwangi dan hari wafat Habib Utsman Al-Aydrus, KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA, KH. Ayip Abdullah Abbas.

KH. Saleh Lateng
KH. Saleh lahir pada Ahad, 6 Ramadhan 1278 H/ 07 Maret 1862 M, di Kota Mandar, Banyuwangi. Beliau merupakan putra dari pasangan Ki Agus Abdul Hadi dengan Nyai Aisyah.

KH. Saleh Lateng wafat pada malam Rabu, 29 Dzulqo'dah 1371 H/ 20 Agustus 1952 pada usia 93 tahun. Jenazahnya disemayamkan di sebelah mushala (Langgar), tempat Kyai Saleh Lateng biasa memberikan pengajian kepada santri-santrinya.

Sejak kecil, Ki Agus Muhammad Saleh telah mengaji kepada orang tuanya. Beliau mendapat didikan sebagai seorang santri, belajar Al-Qur'an dan kajian keislaman dalam tradisi pesantren. Pada usia remaja, sekitar usia 15 tahun, KH. Saleh mengaji di Pesantren Kebondalem Surabaya, asuhan Kyai Mas Ahmad. Kemudian, beliau melanjutkan mengaji kepada Syaikhona Khalil di Bangkalan Madura, lalu tabarrukan kepada Tuan Guru Muhammad Said di Jembrana Bali. Selepas mengaji di Jawa, Madura dan Bali, KH. Saleh kemudian melanjutkan mengaji di Makkah.

Pada tahun 1900, pada umur 38 tahun, KH. Saleh kembali ke kampung halaman, di kawasan Lateng Banyuwangi. Lambat laun, nama KH. Saleh Lateng menjadi terkenal karena kealiman dan pengabdiannya dalam mendidik para santri.

Di ujung abad 19 dan awal abad 20, kawasan Banyuwangi masih diwarnai kekerasan oleh para bromocorah. Banyuwangi merupakan kawasan kerajaan Blambangan, yang menjadi pusat kekuasaan di ujung timur Jawa.

KH. Saleh Lateng merupakan tipikal kyai penggerak. Beliau memegang peranan startegis dalam mengkonsolidasi jaringan ulama-santri untuk berdakwah dan mengawal kemerdekaan Indonesia.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Saleh Lateng
Simak Chart Silsilah Sanad KH. Saleh Lateng

Habib Utsman Al-Aydrus
Habib Utsman bin Husain bin Utsman bin Abdurrahman Alaydrus lahir di Bandung pada 1 Ramadhan 1329 H/1911 M. Ayahnya bernama Habib Husein bin Utsman Al-Aydarus merupakan keturunan Arab (Habaib), sedangkan ibunya bernama Siti Khodijah binti Abdul Jalil. Kedua orang tua beliau berasal dari Banjarmasin dan kakeknya berasal dari Singapura.

Habib Utsman Al-Aydrus wafat pada tanggal 7 Maret 1985. Makam beliau terletak di Daerah Taman Pemakaman Assalam di dekat Pasar Induk Caringin Bandung. Di kompleks pemakaman tersebut banyak dimakamkan mulai para habaib serta ulama dan murid-murid Habib Ustman.

Semasa hidupnya, beliau pernah belajar di Pesantren Guntur, Cianjur, yang diasuh oleh KH. Ahmad Syatibi. Pesantren ini telah mencetak beberapa generasi Ulama yang cukup populer di Indonesia, salah satunya KH. Ahmad Sanusi Sukabumi.

Habib Utsman merupakan murid Mama Ajengan KH. Syatibi Gentur, Cianjur. Meskipun beliau seorang habib, beliau sangat tawadhu kepada gurunya tersebut. Saat menjadi santrinya, sebelum subuh, Habib Utsman, selalu mengisi air bak untuk wudhu dan mandi gurunya itu.

Sekembalinya dari beberapa pesantren untuk menuntut  ilmu, pada tahun 1930, Sayyid Utsman yang lebih dikenal dengan panggilan Habib Utsman mulai mengadakan pengajian dari rumah ke rumah. Karena semakin banyaknya yang ikut ngaji bersama beliau, akhirnya beliau mendirikan Pondok Pesantren Assalaam.

Habib Utsman Al-Aydrus dikenal sebagai tokoh di kalangan Nahdatul Ulama dan menjalin persahabatan dengan ulama di masanya seperti KH. Idham ChalidH. Subhan ZEKH. Anwar MusaddadKH. Saifuddin ZuhriKH. Burhan, KH. Moch. Dachlan, dan KH. Mahbub Djunaidi. Beliau juga adalah Ra'is Syuriah Nahdatul Ulama (NU) Bandung periode 1950-1955 dan Ra'is Syuriah PWNU Jawa Barat periode 1960-1970.

Habib Utsman Al-Aydrus selalu santun terhadap anak-anak yatim dan dhuafa. Menurut Habib Syarif, dimulai dari tahun 1952, Habib Utsman aktif melakukan kegiatan dan acara-acara penting bersama puluhan anak yatim. Beliau menyekolahkan dan membiayai kebutuhan mereka di pesantren atau sekolah.

Simak biografi lengkapnya di: Habib Utsman Al-Aydrus
Simak Chart Silsilah Sanad Habib Utsman Al-Aydrus

KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA
KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA lahir pada hari Jum’at Wage malam 29 Ramadhan 1337 H atau bertepatan pada 20 Oktober 1918 M. Beliau merupakan putra ke tujuh dari sembilan bersaudara, dari pasangan KH. Muhammad Ma’roef RA (pendiri Pondok Pesantren Kedunglo Al Munadharah) dengan Nyai Hasanah (putri Kyai Sholeh Banjar, Melati Kediri).

Pada hari Selasa Wage tanggal 7 Maret 1989 atau 19 Rojab 1409 jam 10.30 WIB, KH. Abdul Madjid Ma'roef berpulang ke Rahmatullah.

Di usia 2 tahun beliau sudah pergi Haji ke Makkah bersama Bapak dan Ibunya, pada saat di Makkah setiap memasuki jam dua belas malam Kyai Ma’roef selalu menggendong anaknya ke Baitulloh dibawah Talang Mas. Di sana Kyai Ma’roef berdoa agar anaknya ini kelak menjadi orang besar yang shaleh hatinya.

Sepulang dari Makkah muncul kebiasaan unik pada diri KH. Abdul Madjid Ma'roef kecil, beliau yang pada waktu itu masih dalam usia tiga tahun, hampir di setiap kesempatan berkata, “Qul dawuha siro Muhammad” sambil meletakkan kedua tangannya diatas kepala. Kebiasaan semacam itu terus berlangsung hingga beliau memasuki usia tujuh tahun.

Beliau mempunyai kepribadian yang sangat luar biasa, akhlak KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA adalah biakhlaqi Rasulillah. Bentuk fisik beliau Berbadan sedang dengan warna kulit putih bersih. Berhidung mancung agak tumpul dan berbibir bagus agak lebar dengan garis bibir tidak jelas yang menunjukkan bahwa beliau mempunyai tingkat kesabaran yang luar biasa.

Sebelum mentaklif Shalawat Wahidiyah KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA adalah aktifis NU (Nahdatul Ulama) sebuah organisasi terbesar di Indonesia. Ketika usia remaja beliau aktif di Anshor dan di Kepanduan (sekarang Pramuka) milik NU. Beliau juga gemar berolah raga khususnya sepak bola. Jadi meskipun beliau telihat sangat pendiam dan nampak kurang pergaulan, tetapi kenyataannya beliau adalah seorang yang luwes dalam pergaulan. Keaktifannya di NU terus berlanjut meski beliau sudah menikah.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA
Simak Chart Silsilah Sanad KH. Abdul Madjid Ma’roef QS RA

KH. Ayip Abdullah Abbas
KH. Ayip Abbas adalah anak pertama KH. Abdullah Abbas dari istrinya yang kedua yaitu Nyai Hj. I’anah. KH. Ayip Abbas Buntet wafat pada Sabtu, 12 Rajab 1441 H atau bertepatan pada 7 Maret 2020 M, Pukul 01.03 WIB di RS. Hasna Medika.

Kyai Ayip pernah menempuh studi di Lucknow, Uttar Pradesh, India di bawah bimbingan Syekh Abul Hasan Ali Hasani An-Nadwi, seorang ulama tersohor dari Negeri Bollywood pada abad 20.

KH. Ayip Abbas Buntet merupakan sosok Pengasuh di Pondok Pesantren Buntet. Khidmatnya pada NU ditunjukkan dengan keaktifannya sebagai Dewan Khos Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa dan pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU.

Kecintaannya pada shalawat tersebut menjadi pesan khusus KH. Ayip kepada rekan-rekan dan jamaahnya. Tanpa kehadiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, kita bukan lah siapa-siapa.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Ayip Abdullah Abbas
Simak Chart Silsilah Sanad KH. Ayip Abdullah Abbas

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.