Biografi KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar, Pengasuh Pesantren Darussalam Watucongol, Magelang

 
Biografi KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar, Pengasuh Pesantren Darussalam Watucongol, Magelang

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Menjadi Pengasuh Pesantren
3.2  Menjadi Mursyid Tarekat

4.    Karomah
5.    Teladan
6.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar atau yang akrab dengan sapaan Mbah Mad lahir di lingkungan pesantren, bulan kelahiran Mbah Mad tidak diketahui secara pasti. Hanya saja diketahui hari lahir beliau pada hari Ahad Kliwon, sekitar tahun 1928 M. Beliau merupakan putra dari KH. Dalhar (Mbah Dalhar) yang merupakan kyai kharismatik sekaligus waliyullah asal watucongol magelang.

1.2 Riwayat Keluarga
Dari pernikahannya KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar memiliki 9 anak. yang dua di antaranya sudah meninggal dunia. Cucunya ada 32 orang dan 10 cicit.

1.3 Wafat
KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar wafat pada pagi hari pukul 05:50 WIB, hari Kamis, 8 Juli 2010 dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Harapan Kota Magelang, Jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman Aulia, Gunung Pring, Muntilan, Jawa Tengah.

Baca juga: Makam KH. Ahmad Abdul Haq, Masyayik Pesantren Darussalam Watucongol.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
KH. Ahmad Abdul Haq juga diyakini memiliki ilmu laduni. Pasalnya, beliau tidak pernah mondok. Meski pernah mondok di Pesantren Al-Wahdah Lasem yang saat itu diasuh KH. Baidlawi, namun beliau hanya bertahan tidak lebih dari seminggu. Mbah Mad mendapatkan ilmu agama dari KH. Dalhar ayahnya sendiri.

2.2 Guru-Guru
1. KH. Dalhar (ayah),
2. KH. Baidlawi, Pesantren Al-Wahdah Lasem.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Menjadi Pengasuh Pesantren
KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar merupakan pengasuh keempat Pesantren Darussalam Watucongol, Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Pesantren ini didirikan oleh kakek buyutnya yakni Kyai Abdurrauf bin Hasan Tuqa pada tahun 1820. Pesantren ini juga pernah ditempati Muktamar ke-14 NU pada tahun 1939.

Kyai Abdurrauf adalah salah seorang senapati perang Pangeran Diponegoro. Nasab Kyai Hasan Tuqa sendiri sampai kepada Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Karena itu, sebagai keturunan raja Kyai Hasan Tuqa juga memiliki nama sebutan lain, yaitu Raden Bagus Kemuning.

3.2 Menjadi Mursyid Tarekat
KH. Dalhar ayah dari Mbah Mad, dikenal sebagai mursyid Thariqah Syadziliyyah. Sebelum wafat, KH. Dalhar menurunkan ijazah kemursyidannya kepada Mbah Mad, di samping kepada Kyai Iskandar Salatiga, dan KH. Dimyati Banten.

Mbah Mad memiliki sedikitnya tiga ribu jamaah yang tersebar di berbagai daerah khususnya di wilayah eks-Karesidenan Kedu (Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, dan Kebumen).

4. Karomah
Mengetahui adanya Makam Wali
KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar adalah salah seorang kyai yang cukup disegani banyak kalangan lintas golongan, para ulama, dan pejabat. Sejak kecil, beliau dikenal memiliki ilmu yang tidak dimiliki para kyai pada umumnya.

Salah seorang putra (alm) Mbah Mad KH. Agus Aly Qayshar menceritakan, salah satu kelebihan Mbah Mad yang dimiliki sejak kecil adalah mengetahui makam para wali yang sebelumnya tidak diketahui oleh masyarakat sekitar. Yang pada awalnya, makam seseorang itu dianggap biasa oleh masyarakat, justru Mbah Mad memberi tahu kalau itu makam seorang wali. Kelebihan ini merupakan warisan dari abahnya, Mbah Dalhar.

Tokoh Spiritual
Mbah Mad dikenal sebagai tokoh spiritual yang cukup disegani hampir semua kalangan, dari masyarakat bawah hingga ulama dan tokoh nasional lainnya karena kharisma dan kewalian yang dipercayai masyarakat.

Bahkan, Mbah Mad sering disowani seseorang yang akan maju menjadi pejabat. Mereka biasanya sowan dulu ke Mbah Mad untuk minta doa restu. Bukan hanya itu, tokoh-tokoh nasional dan pejabat negara juga sering berkunjung untuk meminta nasihat kepada beliau. Tercatat di antaranya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati, Jusuf Kalla, Wiranto, Akbar Tanjung, dan tokoh-tokoh lainnya tercatat pernah bersilaturahim ke Mbah Mad. Susilo Bambang Yudhoyono semasa masih aktif dinas di kemiliteran dengan pangkat kapten juga pernah datang kepada Mbah Mad.

5. Teladan
Mbah Mad merupakan sosok kyai yang memiliki sikap yang luwes. Pergaulannya cukup luas, tanpa memandang perbedaan agama, aliran, dan perbedaan lainnya. Wajar jika beliau pernah dipercaya menjadi Ketua Paguyuban Umat Beragama Kabupaten Magelang yang anggotanya adalah dari kalangan pemuka lintas agama.

Mbah Mad tidak sekadar menyampaikan ajaran agama dan ibadah, tetapi juga olah jiwa terutama kepada putra-putri serta para santrinya. Meninggalkan tidur malam adalah juga bagian dari riyadah Mbah Mad. KH. Agus Aly Qayshar, salah satu riyadah yang dijalankan Mbah Mad adalah melek malam. Riyadah melekan ini beliau jalani sejak kecil hingga menjelang wafat. Di samping itu,  beliau juga sangat tekun melakukan ziarah ke beberapa makan auliya dan ulama.

6. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: NU Online Jateng

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya