Info Harian Laduni.ID: 16 Maret 2024

 
Info Harian Laduni.ID: 16 Maret 2024

Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Sabtu, 16 Maret 2024 bertepatan dengan hari wafat KH. Dahlan Kholil dan KH. A. Hasyim Muzadi.

KH. Dahlan Kholil
KH. Dahlan Kholil diperkirakan lahir pada 12 Sya'ban 1317/15 Desember 1899 M (jika dikonversikan), di Rejoso. dengan nama bayi Khusni. Beliau merupakan anak pertama dari Kyai Kholil Al-Juraemi dan Nyai Siti Fatimah binti Tamim Irsyad.

​KH. Dahlan Kholil wafat pada tahun 25 Syaban 1377 H atau berteparan 16 Maret 1958 M. Banyak ulama maupun santri merasa kehilangan atas kepergian beliau.

KH. Dahlan Kholil memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya. Setelah usia menginjak 12 tahun, beliau diajak ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji, ini sesungguhnya memang dipersiapkan untuk memberi wawasan dan semangat padanya agar kelak beliau nyantri di negara ini.

KH. Dahlan Kholil merupakan pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, beliau selalu menggunakan waktunya dengan kegiatan ajar-mengajar, terutama mengajar apa yang selama ini menjadi spesialisasi keilmuannya baik tatkala beliau belajar dari ayahnya, KH. Hasyim Asyari, maupun dari para ulama Makkah yaitu Al-Qur’an, ilmu tafsir, dan ilmu Hadis. Spesialisasi keilmuan inilah yang kemudian membuat ia selalu disegani di Lajnah Tashihul Mushaf Al-Qur’an di Indonesia.

Pada masa transisi kemerdekaan, KH. Dahlan Kholil juga aktif dalam perlawanan melawan penjajah. Kala itu, Darul Ulum menjadi markas Laskar Hisbullah dan Laskar Hizbul Wathon. Bahkan adik beliau, Bisri Kholil juga turut bergabung menjadi bagian dari Laskar Hizbullah.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Dahlan Kholil
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Dahlan Kholil

KH. A. Hasyim Muzadi
KH. Hasyim Muzadi lahir pada tanggal 8 Agustus 1944 di Desa Bangilan, Tuban, Jawa Timur, setahun sebelum Indonesia merdeka, beliau merupakan putra dari pasangan H. Muzadi dan Hj. Rumyati yang merupakan pedagang tembakau kecil-kecilan.

KH. Hasyim Muzadi wafat pada 16 Maret 2017, di usia 73 tahun.

KH. Hasyim Muzadi sejak kecil mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya sendiri dan kemudian menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (setingkat sekolah dasar) Bangilan mulai kelas satu sampai kelas tiga. Selebihnya diselesaikan di Sekolah Rakyat. Beliau kemudian melanjutkan pendidikan di Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Gontor Ponorogo Jawa Timur yang dikenal dengan pesantren modern.

Pesantren Mahasiswa Al-Hikam resmi berdiri pada 17 Ramadan 1413 bertepatan dengan 21 Maret 1992. Sebagai pelopor pesantren khusus mahasiswa, lembaga pendidikan Islam ini memiliki tujuan memadukan dimensi positif perguruan tinggi yang menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dimensi positif pesantren yang akan menjadi tempat penempaan kepribadian dan moral yang benar.

Setelah selesai belajar di Gontor dan Senori, Lasem Jawa Tengah, KH. Hasyim Muzadi berkelana ke Malang, Jawa Timur. Di Malang, KH. Hasyim Muzadi menjalani kehidupan barunya sebagai aktivis. KH. Hasyim Muzadi memiliki talenta berorganisasi dan kecintaan yang begitu besar terhadap Nahdlatul Ulama dan KH. Hasyim Muzadi pun aktif di semua level organisasi Nahdlatul Ulama, baik di PMII, Ansor.

Kisah yang sangat mengesankan dari KH. Hasyim Muzadi, adalah ketika beliau digembleng dan begitu taatnya beliau kepada sang guru, yaitu KH. Anwar Nur, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Annur Bululawang Malang. Suatu ketika beliau Kyai Hasyim sowan kepada KH. Anwar, ini sudah menjadi rutinitas beliau dan menjadikan beliau sosok murid yang sangat dekat dengan sang guru.

Sang guru berkata: "Hasyim.. sampean daftar calon kandidat DPR ya..?" "Tapi kuota peserta sudah penuh Kyai.." jawab Kyai Hasyim dengan ta'dzim. "Pokoknya sampean harus daftar, saya tidak mau tahu caranya." Kata sang guru.

Simak biografi lengkapnya di: KH. A. Hasyim Muzadi
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. A. Hasyim Muzadi

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.