Biografi KH. RA. Memed, Pendiri Pondok Pesantren Darul Hidayah, Bandung

 
Biografi KH. RA. Memed, Pendiri Pondok Pesantren Darul Hidayah, Bandung

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru

3.    Penerus
3.1  Anak-anak

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Mengasuh Pesantren
4.2  Karier Beliau
4.3  Jasa Beliau

5.   Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. RA. Memed lahir pada tanggal 15 April 1922 di Ciamis, dari pasangan KH. Bisri berdarah Banten dan Hj. Siti Fatimah KH. RA. Memed yang merupakan kakak kandung dari KH. Aep Saefullah. HB.BA.

1.2 Wafat
KH. RA. Memed, berpulang ke Rahmatullahi pada tahun 2006

1.3 Riwayat Keluarga
KH. RA. Memed menikahi seorang wania sholehah bernama Hj. Nonok Rokayah dari perkawinan itu dikaruniai beberapa anak.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu

 Atas anjuran kedua orang tuanya maka RA. Memed melanjutkan pendidikan di Pesantren Cidewa yang kemudian melanjutkan pendidikan Pesantrennya ke Gunung Nangka Tasikmalaya untuk belajar Qira'at selama satu tahun yang diteruskan kepesantren Utama Ciamis pada tahun 1934 -1937 untuk belajar ilmu Nahwu, Fiqih, tauhid dan lain-lain selama tiga tahun.

Merasa kurang dalam pengetahuan agamanya maka KH.RA Memed memperdalam ilmu agamanya dipesantren Sukamanah Singaparna yang merupakan pesantren modern di Jawa Barat kala itu, yang dipimpin oleh KH. Zaenal Mustofa yang terkenal dengan perjuangannya melawan kaum penjajah Jepang.

Selama di Pesantren Sukamanah selain menuntut ilmu KH.RA Memed juga dipercaya untuk mengajar para santri-santrinya bersama dengan K.E. Ambar Muksin. Dan sekitar pada tahun 1939 Hadrotusysyekh KH. Hasyim Asy'ari yang merupakan pimpinan pondok pesantren Tebuireng juga selaku pendiri NU (Nahdhatul Ulama) meminta kepada tiap-tiap wilayah mengirimkan utusannya untuk mengikuti pendidikan Mu'alimin (syarat pendidikan bagi santri yang akan terjun ke masyarakat).

Dan untuk wilayah propinsi Jawa barat dipercayakan kepada Pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya yang dipimpin oleh KH. Zaenal Mustofa, yang selanjutnya beliau mengutus 7 santri pilihan untuk mengikuti pendidikan tersebut.

KH.RA Memed merupakan salah satu dari 7 orang yang dipilh untuk mewakili Pesantren Sukamanah untuk dikirirn ke Pesantren Tebuireng atas permintaan Hadrotusysyekh KH. Hasyim Asy'ari yang merupakan kakek dari KH. Abdurahman Wahid (Gus dur) mantan Presiden Indonesia yang ke 4.

Dengan restu dari kedua orang tuanya maka berangkatlah KH.RA. Memed ke Pesantren Tebuireng untuk menamatkan pendidikan Mu'alimin yang dijadwalkan akan berlangsung lama tetapi hanya berlangsung 3 bulan. Kemudian beliau mendapat musyahadah ijazah dari Hadrotusysyekh KH. Hasyim Asy'ari.Setelah mengikuti pendidikan tersebut KH.RA. Memed semakin kuat jiwa dan mental serta keimanan dan ketaqwaannya.

2.2 Guru-Guru:

  1. KH. Bisri
  2. KH. Zaenal Mustofa
  3. Hadrotusysyekh KH. Hasyim Asy'ari

3. Penerus Perjuangan

3.1  Anak
KH. Drs. Lukman Hakim

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Mendirikan Pesantren
Pondok Pesantren Darul Hidayah, Bandung didirikan pada tahun 1964, oleh KH. RA Memed, Mayor Syahdi, dan KH. Ambari. Seiring perkembangan waktu  Pesantren "Darul Hidayah" telah merintis usaha supaya pendidikan di Pesantren Darul Hidayah menjadi lebih dinamis dan lebih terintegrasi dengan Pendidikan Nasional, sehingga akan lebih mampu untuk melayani kebutuhan-kebutuhan baru dari perorangan dan masyarakat yang sedang berubah itu dengan mendirikan Lembaga pendidikan Formal di antaranya:STK, SD, MADRASAH, SMPI dan seterusnya. Disamping Madrasah (Diniyah, Tsanawiyah dst ) akan menyelenggarakan kegiatan sosial lainnya.

4.2 Karier Beliau
Pengasuh pesantren Darul Hidayah, Bandung

4.3 Jasa Beliau
Mengusir Penjajah dan Pemberontak DI/TII

Pada saat memimpin pesantren yang diserahi ayahnya, jiwa KH. RA Memed terpanggil untuk ikut kedalam kancah perjuangan membela negara mengusir penjajah. Pada tahun 1945an, beberapa bulan setelah beliau memimpin pesantren, beliau ditunjuk sebagai pimpinan Hizbullah dan Fisabilillah se-Ciamis.

Sebagai pejuang dan pemimpin KH. RA Memed sudah beberapa kali ditangkap Belanda dan keluar masuk penjara, sampai-sampai beliau bercerita pernah dipenjara di WC yang hanya berukuran I x 1/2 meter diisi oleh enam orang sehingga kalau mau tidur harus sambil berdiri. Namun itu semua tidak menyurutkannya untuk tetap berjuang membela negara kita ini.

Pada saat meletus pemberontakan DI/TII KH. RA Memed diserahi jabatan yang amat berat, yaitu beliau ditugasi untuk menduduki badan pemulihan yang tugasnya untuk menerima dan menyadarkan kembali orang-orang yang ikut menjadi pemberontak, yang wilayah tugasnya meliputi daerah Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.

5. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
https://www.ponpesdarulhidayah.com
https://hdmessa.wordpress.com

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya