Info Harian Laduni.ID: 4 April 2024

 
Info Harian Laduni.ID: 4 April 2024

Dr. KH. Sanusi Baco
Dr. Anregurutta (AG) KH. Sanusi Baco lahir 4 April 1937, di Maros, Makassar. Beliau merupakan putra kedua dari enam bersaudara, dari seorang ayah bernama Baco, seorang mandor.

KH. Sanusi Baco wafat pada pukul 20.08 WITA, hari Sabtu, 15 Mei 2021 di RS Primajaya. beliau dimakamkan di kampung halamannya di Talawe, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, tepatnya di belakang rumah orang tuanya.

Anregurutta Sanusi Baco memulai pendidikannya dengan belajar kepada beberapa guru di desanya, kemudian melanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Barru, selama 8 tahun. Setelah lulus Aliyah tahun 1958, Anregurutta Sanusi Bacoo hijrah ke Makassar dan mengajar di beberapa tempat.

Anregurutta Sanusi Baco adalah pendiri dan pengasuh Pesantren Nahdlatul Ulum, salah satu Pesantren milik Nahdlatul Ulama di Kabupaten Maros.

Simak biografi lengkapnya di: Dr. KH. Sanusi Baco
Simak chart silsilah sanad ilmu Dr. KH. Sanusi Baco

KH. Shodiq Mahmud
KH. Shodiq Mahmud lahir pada 3 Maret 1925 di lingkungan Pesantren Sabilut Thoyyibah, Bugur Lor, Pasuruan. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Mahmud Shiddiq dan Nyai Hj. Jauharoh Makmunah.

KH. Shodiq wafat pada 4 April 1998. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman umum Cukil Gebang, bersebelahan dengan istrinya.

KH. Shodiq Mahmud memulai pendidikannya dengan belajar di Pesantren Talangsari asuhan KH. Mahfudz Shiddiq. Saat umur sekitar 10 tahun, Kyai Shodiq kecil dikirim ke Pesantren Tebuireng yang diasuh KH. Hasyim Asy’ari. Setelah cukup lama di pesantren tersebut, Kyai Shodiq pulang ke Jember.

Sambil bertugas di Kodim, Kyai Shodiq menempuh kuliah di Fakultas Hukum Universitas Jember, dan lulus tahun 1964. Pada tahun itu juga, NU Jember menggelar konferensi, yang salah satu rekomendasinya adalah mendirikan perguruan tinggi, dengan nama Institut Agama Islam Djember (IAID).

KH. Shodiq akhirnya pensiun dari PNS. Pensiun sebagai abdi negara, bukan berarti pensiun sebagai abdi umat. Salah satu bentuk pengabdiannya adalah mendirikan Pesantren Mahasiswa “Al-Jauhar” di Jl. Nias III/5 Jember, tanggal 15 September 1991. KH. Shodiq juga masih meluangkan waktu mengajar di Universitas Islam Malang (UNISMA) dan menjadi anggota senat.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Shodiq Mahmud
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Shodiq Mahmud

Habib Abdul Qodir As-Segaf
Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman As-seggaf dilahirkan di kota Sewun, Hadramaut, pada bulan Jumadil Akhir Tahun 1331 H. Beliau dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang shaleh sehingga sejak kecil beliau telah dihiasi dengan hidayah dan ketakwaan.

Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf wafat pada waktu subuh, hari Minggu, tanggal 19 Rabi'uts Tsani 1431 (4 April 2010 M) pada usia 100 tahun. Jenazah beliau dishalatkan di Masjidil Haram dan disemayamkan di pemakaman Ma’la setelah shalat Isya pada hari yang sama.

Sejak kecil beliau tumbuh berkembang dalam lingkungan ilmu pengetahuan, ibadah dan akhlak yang tinggi yang ditanamkan dan sekaligus dicontohkan oleh ayah beliau yang shaleh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman As-seggaf. Dan memang demikianlah keadaan kebanyakan keluarga-keluarga Alawiyin di Hadramaut pada masa itu.

Di antara keistimewaan Madrasah An-Nahdhoh ini adalah meluluskan lebih awal murid-muridnya yang unggul untuk membantu mengajar di situ. Di antara sekian banyak siswanya, terpilihlah Al-Habib Abdul Qodir untuk diluluskan dan diizinkan mengajar.

Suatu saat terjadi perubahan negatif pada pemerintahan Yaman Selatan dimana mereka membuat kebijakan-kebijakan dan upaya untuk menghapus tradisi leluhur dan juga melakukan penekanan terhadap ulama. Para tokoh masyarakat diwajibkan melaporkan diri ke kepolisian 2 kali setiap hari saat pagi dan sore.

Simak biografi lengkapnya di: Habib Abdul Qodir As-Segaf
Simak chart silsilah sanad ilmu Habib Abdul Qodir As-Segaf

KH. Noerhasan Nawawie
Kyai Noehasan Nawawie lahir sekitar tahun 1909 M, lahir dari pasangan KH. Nawawie bin Noerhasan bin Noerkhatim dan Nyai Ru’yanah binti Abdul Hayyi (Kyai Urip). KH. Nawawie adalah ulama besar yang juga salah satu pendiri jamiyah NU. Pasangan ini masih bersaudara sepupu. Dan keduanya adalah keturunan Sayyid Sulaiman Mojoagung Jombang dan Sunan Gunung Jati.  

Beliau wafat pada Ahad Pahing, 26 Shafar 1387 H/04 April 1967 M, setelah mengalami sakit selama 2 bulan dan sangat parah selama 11 hari. Dengan wafatnya Kyai Noerhasan, seluruh masyarakat Sidogiri merasa sangat kehilangan tokoh panutan yang amat dikagumi. Dunia serasa gelap, membuat perasaan orang trenyuh dan berduka.

Sempat Belajar di Makkah. Jenjang pendidikan agama yang Kyai Noerhasan tempuh dimulai dengan berguru langsung pada ayahnya sendiri. Hal itu berlangsung sampai beliau ditinggal wafat ayah beliau. Selain itu, beliau juga pernah berguru pada kedua kakak iparnya, yakni KH. Abdul Adzim bin Urip dan KH. Abdul Djalil bin Fadlil.  

Sang ayah, KH. Nawawie, tak ingin menyia-nyiakan karunia titipan Allah SWT., sehingga kyai Noerhasan kecil diasuh dan dididik langsung oleh beliau. Beliau selalu mengajak Kyai Noerhasan kecil ke mana pun pergi. Kasih sayang KH. Nawawie membuat Kyai Noerhasan sulit terpisahkan dari sang ayah.

Kendati tak ingin menjadi Kyai, Kyai Noerhasan dengan penuh tanggung jawab tetap mengajar santri-santri yang ingin mengaji pada beliau. Setiap pagi, kira-kira pukul 8, beliau membacakan kitab pada mereka. Baik santri yang bermukim di Daerah I sendiri, maupun yang bermukim di Daerah-Daerah barat.

Sebagai seorang ayah sekaligus pemimpin keluarga, sikap Kyai Noerhasan terhadap istri dan putra-putri beliau sangat perhatian dan penuh kasih sayang. Kesabaran dan ketelatenan beliau dalam mendidik keluarga beliau untuk selalu tawakal dan sabar, adalah potret dari keluarga sakinah.

Simak biografi lengkapnya di: KH. Noerhasan Nawawie
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Noerhasan Nawawie

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.