Cara Memaknai Jihad di Zaman Sekarang Menurut Gus Baha

 
Cara Memaknai Jihad di Zaman Sekarang Menurut Gus Baha
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Kita sering membayangkan jihad sebagai sesuatu yang keras dan berdarah. Seolah-olah perjuangan di jalan Allah selalu identik dengan angkat senjata dan medan tempur. Tapi terkait hal ini, menarik mengikuti penjelasan Gus Baha. Beliau memberikan sudut pandang yang berbeda, bahkan bisa dibilang radikal dalam kesederhanaannya.

Dalam pengajiannya di Pesantren Modern Al-Aly Bojonegoro, Gus Baha membedah tafsir ayat ke-41 dari surat At-Taubah:

وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Berjihadlah kalian dengan harta dan jiwa kalian di jalan Allah.”

Ayat ini, kata Gus Baha, jangan buru-buru ditarik ke medan perang. Lihat konteksnya. Dalam ilmu balaghah, jika Al-Qur’an tidak menyebutkan objek secara spesifik, maka itu tanda bahwa maknanya luas. Dan memang, Allah hanya menyebut “harta dan jiwa”—bukan “senjata” atau “musuh.” Artinya, jihad bisa sangat fleksibel sesuai zaman.

Wajahidu itu sesuai zaman, karena konteksnya tidak disebutkan. Tafsirnya luas, bisa untuk membuat kekuatan baru, kekuatan yang relevan dengan zaman,” ungkap Gus Baha.

Bisa dapahami, mungkin dulu orang jihad beli pedang. Sekarang mungkin bangun stadion, masjid, atau stasiun TV. Begitu kira-kira gambarannya.

Gus Baha mencontohkan, bahwa dulu para sahabat membiayai perang. Sayyidina Utsman r.a bahkan menggelontorkan harta untuk perang Khandaq dan Tabuk. Tapi di zaman sekarang? Di Eropa, pemain bola Muslim dulunya kesulitan shalat. Tapi setelah Manchester City dibeli pengusaha Muslim, masjid dibangun. Adzan berkumandang. Ruang ibadah jadi bagian dari infrastruktur klub sepakbola.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN