Ziarah di Makam KH. Abu Dzarrin, Muasis Pesantren Abu Dzarrin Bojonegoro

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Abu Dzarrin, Muasis Pesantren Abu Dzarrin Bojonegoro

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Abu Dzarrin beliau adalah ulama besar dari Bojonegoro, dan pendiri pesantren Abu Dzarrin di kota Bojonegoro. KH. Abu Dzarrin. Dalam berbagai kesibukannya, Kiai Abu Dzarrin masih sempat mangabdikan diri pada Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Sebagaimana termaktub dalam bukunya Drs. H. Anas Yusuf yang berjudul “50 tahun NU Bojonegoro”, bahwa, hasil dari keputusan musyawarah yang dilakasanakan pada April 1954 terpilih para Pengurus NU Cabang Bojonegoro termasuk KH. Abu Dzarrin sebagai salah satu Rais Syuriah.

Dan pada Oktober 1957 beliau bersama Pengurus NU Cabang Bojonegoro menghadiri pertemuan Kongres Jam’iyyah Ahlut Thoriqoh An-Nahdliyah di Magelang. Mereka yang hadir itu adalah KH. Abu Dzarrin, KH. Rahmat Zubair dan M. Dimyathi. Sejak saat itu pula jamaah thoriqoh di Bojonegoro secara organisasi mulai dikembangkan.

Profil

KH. Abu Dzarrin adalah nama asal beliau sebelum haji. Kemudian setelah haji beliau diberi nama Adnan. Beliau dilahirkan di desa Sukorejo kec. Bojonegoro pada tahun 1894 M.
Nasab beliau dari bapak adalah Abu Dzarrin bin H. Umar bin Ngadiman bin Sanding bin binti Wali NOYORONO yang masyhur dengan sebutan Kyai BEDUL JATI KARAS ds. Sedan Kab. Rembang. Wali Noyorono adalah sdalah satu santri Sunan Bonang.
Nasab beliau dari Ibu adalah Abu Dzarrin bin Habibah ( saudari K. Muntholib ds. Ngaren- sukorejo putra mantu dari KHR. Rosyid Kendal ). Ibu Ny. Habibah binti H Ali bin Kati binti Singonoyo yang dimakamkan di Ds. Sukorejo.
Beliau, Al Syekh Almarhum wal Maghfurlah KH. Abu Dzarrin adalah putra tertua diantara saudara-saudaranya yang ada lima, yaitu :
1. Bakri
2. Bakron
3. Badrun
4. Kholil
5. Sahilah

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Abu Dzarrin,

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Hadlrotul Al Syekh KH. Muntholib Sukorejo
  2. KH. Basyir Kendal atau yang terkenal dengan Penghulu Bojonegoro
  3. Pada tahun 1913, beliau diperintah mengajar oleh KH. Basyir di Madrasah Manba’ul Ulum Bojonegoro selama + 6 Bulan.
  4. Syekh KH. Kholil Bangkalan Madura selama + 3 tahun
  5. Hadlrotussyeikh Hasyim Asy’ari Tebu ireng Jombang selama +1 tahun.
  6. KH. Dahlan Jampes Kediri + 3 bulan
  7. Syekh KH. Abdul Manaf Lirboyo Kediri + 4 bulan
  8. KH. Abul Faqih Maskumambang Gresik selama + 6 bulan.
  9. KH. Raden Dimyathi dan KH. Raden Mahfudz Termas Pacitan selama + 6 tahun.
  10. Pada tahun 1924, beliau naik haji sekaligus mukim belajar pada Ulama’ Mekkah dan Madinah selama 2 tahun.

Lokasi Makam

KH. Abu Dzarrin wafat pada hari kamis legi, tanggal 17 Dzulqo’dah tahun 1378 H jam 15.15 waktu ashar. Beliau wafat dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di pemakaman Masyayikh Kendal.

Haul

Haul KH. Abu Dzarrin, diperingati setiap tahun sekali pada tahun Islam pada bulan Dzulhijjah, Acara haul beliau diadakan di pemakaman Masyayikh Kendal, Dander, Bojonegoro

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Abu Dzarrin banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Bojonegoro saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Pemakaman Masyayikh, Kendal, Bojonegoro.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Abu Dzarrin, dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam rezekinya, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

1. Pendiri Pondok Pesantren

KH. Abu Dzarrin merintis pondok pesantren Pada tanggal 25 September 1919M,  di dukuh Kendal Sumbertlaseh Dander Bojonegoro. Bangunan yang ada mulanya hanya berupa sebuah Masjid dan merupakan bangunan yang sudah tua yakni peninggalan penghulu Bojonegoro yang bernama H. Umar, sementara santri yang ada baru satu atau dua dari desa setempat dan sekitarnya.

2. Karya Beliau

Selain mengajar Mbah KH. Abu Dzarrin juga menyempatkan mengarang Kitab. Adapun kitab yang dikarang oleh beliau diantaranya :
1. Tauhid jawan ( dengan bahasa jawa )
2. Mabadi Nahwu
3. Ajurumiah ( 3 juz )
4. Tarjamah imrithi ( Fan Nahwu )
5. Tarjamah fiqh
6. Jadwal arudl
7. Faroidl
8. Jadwal Haidl
9.  Falak
10. Rumus A’immatul Fuqoha’

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Bojonegoro di antaranya:
 Ledre, Balung Kuwuk, Unthuk Yuyu, Ender-ender, Kerupuk Klenteng, Egg Roll Waluh, Keripik Jahe, Batik Bojonegoro, Gerabah Malo, Kerajinan Batu Onyx