Adab Berjalan yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW

 
Adab Berjalan yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW
Sumber Gambar: Dokumentasi Istimewa, Ilustrasi: Laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Sahabat nabi dalam kesehariannya tidak terlepas dari realisasi Akhlakul Karimah. Pernah pada suatu hari Khalifah Umar bin Khattab RA melihat seorang pemuda berjalan seperti orang sakit. Lalu, Umar pun bertanya kepada pria itu, ‘’Apakah engkau sedang sakit?’’ Pemuda itu menjawab, ‘’Tidak.’’

Mendengar jawaban itu, Umar mengangkat cambuknya dan memukul pemuda itu. Ia lalu memerintahkannya anak muda itu untuk berjalan dengan tegap.

Dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik  dikisahkan Rasulullah SAW telah memberi contoh berjalan yang baik. ‘’Sesungguhnya Rasulullah SAW berjalan dengan tegar.’’ (HR Muslim). Ketika berjalan, Nabi Muhammad SAW mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi karena beliau berjalan dengan tegap.

Saking tegapnya, Nabi SAW seakan-akan berjalan dengan bertumpu pada pangkal telapak kakinya. Rasulullah berjalan dengan tegap, tak loyo dan tak seperti berjalan orang sakit.

Kemampuan berjalan merupakan karunia yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Kisah di atas menggambarkan bahwa Islam pun mengatur tata cara atau adab berjalan yang baik. Setiap Muslim apabila sedang berjalan untuk sesuatu urusan diharuskan menjaga adab berjalan.

Lalu seperti apakah adab berjalan yang diajarkan Islam itu? Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada secara rinci menjelaskan adab berjalan dalam kitabnya Mausuu’tul Aadaab al-Islamiyah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Ensiklopedi Adab Islam Menurut  Alquran dan Sunah. Berikut adalah adab berjalan sesuai tuntunan Islam:

Pertama, niat yang benar. Seorang Muslim hendaklah berniat yang benar ketika hendak berjalan. Niatkan berjalan itu untuk tujuan yang baik itu sebagai ibadah dengan mengharapkan ridha dari Allah SWT. ‘’Apabila berjalan hendak ke masjid, niatkan untuk beribadah kepada Allah. Jika berjalan untuk bekerja, niatkan untuk mencari rezeki yang baik dan halal untuk keluarga,’’ tutur Syekh Sayydi Nada.

Kedua, tak berjalan untuk suatu yang haram. Sesungguhnya, kedua kaki akan memberi kesaksian  berbicara pada hari kiamat. Untuk itu, hendaklah menghindar dari berjalan untuk sesuatu yang dilarang agama. Sebab, setiap ayunan langkah kita menuju sesuatu yang diharamkan akan berbuah dosa.

Ketiga, bersikap tawadhu dan tak sombong ketika berjalan.  Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Al-Israa ayat 37: ‘’Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.’’

Dalam surah Lukman ayat 18, Allah SWT berfirman: ‘’ Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.’’  Ibnu Katsir mengingatkan agar seorang Muslim membanggakan diri, sombong, takabur dan keras kepala, karena Allah akan murka.

Keempat, berjalan normal. Hendaklah seseorang berjalan normal, yakni pertengahan antara berjalan terlalu lambat dan terlalu cepat. Ibnu Katsir menjelaskan, berjalan normal adalah berjalan secara biasa. Tidak terlalu cepat dan tak terlalu  lambat. ‘’Pertengahan di antara keduanya.’’

Kelima, tak menoleh ke belakang.  Dalam Shahiihul Jaami dikisahkan  bahwa Nabi Muhammad SAW apabila berjalan tidak menoleh ke belakang. Menoleh ke belakang saat berjalan dapat membuat seseorang bertabrakan, tergelincir serta bisa juga dicurigai oleh orang yang melihatnya.

Keenam, tak berpura-pura lemah ketika berjalan. Berpura-pura lemah ketika berjalan dengan maksud untuk dilihat orang lain dilarang dalam Islam. Selain itu, juga tak boleh berpura-pura sakit ketika berjalan, karena dapat mengundang kemarahan Allah SWT.

Ketujuh, berjalan dengan kuat. Setiap Muslim harus berjalan dengan tegap seperti yang dicontohkan Nabi SAW. Menurut Syekh Sayyid Nada, cara berjalan seperti Rasulullah SAW lebih dekat kepada roh Islam. ‘’Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah SWT, dibandingkan mukmin yang lemah,’’ tuturnya.

Kedelapan, menghindari cara berjalan yang tercela. Contoh berjalan yang tercela itu antara lain, berjalan dengan sombong, berjalan dengan gelisah dan gemetaran, berjalan dengan loyo seperti orang sakit, berjalan meniru lawan jenis, berjalan terburu-buru dan terlalu cepat, serta berjalan seakan-akan melompat.

Semoga bermanfaat, Wallahu A'lam 


Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 30 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan.

Editor: Athallah