Haul Muassis NU Sumenep, Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuki Mustamar Minta Waspada Ambil Mantu

 
Haul Muassis NU Sumenep, Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuki Mustamar Minta Waspada Ambil Mantu

LADUNI.id, SUMENEP - Pelaksanaan Peringatan Hari Lahir NU ke-93 yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, dihadiri pula Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar, di Graha Adi Poday Sumenep, Sabtu 2 Pebruari 2019. 

Seperti diketahui, Peringatan Hari Lahir Nahdlatul ulama di Sumenep ini dikemas dalam bentuk Haul Muassis Nahdlatul Ulama Sumenep, yakni KH. Ilyas Syarqawi, KH. Abi Syuja’, KH. Aliwafa Muharrar, KH. Abdullah Sajjad, KH. Ishomuddin AS, dan KH. Ahmad Basyir AS.

Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar dalam tausyiahnya menyampaikan, Wahabi sangat benci kepada kaum Nahdiyin. Sehingga berbagai upaya mereka lakukan untuk menghancurkan aqidah Alussunnah Waljamaah (Aswaja).

"Maka dari itu, kalau ada pengurus NU terindikasi berafiliasi dengan gerakan wahabi, bahkan kalau ada pengurus NU ngambil mantu yang jelas-jelas wahabi, itu sebaiknya dipecat,” ujar Beliau disambut tepuk tangan para hadirin.

KH. Marzuki Mustamar mengingatkan agar hati-hati pilih mantu. “Jadi hati-hati pilih mantu. Jangan terima kalau ternyata tidak suka tahlilan. Hati-hati pilih RT, jangan sampai pilih yang wahabi. Hati-hati pilih Bupati, jangan sampai pilih Bupati yang wahabi. Hati-hati pilih presiden, jangan pilih yang didukung oleh kaum wahabi,” serunya disambut senyum tepuk tangan lebih meriah kiai dan warga NU yang hadir dalam acara tersebut.

Ia berharap, pernyataannya tersebut tidak dianggap sebagai pernyataan politis. Sebab menurutnya, umat memang harus diingatkan bahwa tidak mungkin menitipkan NU dan aqidah ahlussunnah waljamaah kepada orang-orang wahabi.

“Ceramah yang begini ini sangat pas untuk warga NU. Kalau di sini ada yang sakit hati, berarti hatinya wahabi. Kalau ada yang ngaku NU tapi mendukung wahabi, berarti NU nya hanya di bibir saja. Kalau ada yang mendukung calon yang didukung wahabi, berarti di hatinya bukan NU, tapi wahabi,” lanjutnya.

“Bagi yang ingin hidupnya berkah dan selamat hingga di akhirat, tetaplah menjaga tauhid. Jangan pernah menduakan Tuhan. Musyrik,” imbau KH. Marzuki Mustamar mengakhiri tausyiahnya. (*)