Presiden: Jauhi Hal Negatif di Media Sosial

 
Presiden: Jauhi Hal Negatif di Media Sosial

LADUNI.ID, Rembang - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat menjauhi hal negatif di media sosial (medsos). Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Sarang Berzikir untuk Indonesia di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah. 

"Marilah kita hindari terutama di media sosial, coba dilihat di medsos begitu banyak fitnah, saling menghina, ujaran kebencian, ujaran kedengkian, ujaran kenyinyiran," kata Jokowi di Ponpes Al Anwar, Rembang, Jumat, 1 Februari 2019. 

Menurut dia, hal negatif itu tak sesuai dengan etika politik Indonesia. Para penyebar fitnah dan hoaks itu dinilai tak menggunakan adab politik yang baik.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan ada etika dalam berpolitik. Ia pun sedih melihat dunia maya saat ini. 

"Apakah ini akan kita teruskan? Sekali lagi itu bukan etika Indonesia bukan tata krama Indonesia," kata dia. 

Jokowi mengaku telah empat tahun lebih menahan sabar dari nyinyiran, fitnah, dan hoaks yang tersebar di media sosial. Ia mencontohkan salah satu fitnah yang menyebut dirinya PKI. 

Presiden menekankan PKI dibubarkan pada 1965. Sementara itu, dirinya lahir pada 1961. "Berarti umur saya masih empat tahun, masa ada PKI balita," kata Presiden di ponpes besutan Kiai Maimun Zubair itu. 

Kepala Negara sering dituduh anti terhadap ulama. Padahal, Jokowi sering keluar masuk pesantren. Jokowi juga yang menerbitkan peraturan presiden (perpres) tentang Hari Santri. 

"Yang tanda tangan Perpres Hari Santri itu siapa? Logikanya itu harus kita pakai, kalau Cak Lontong (komedian) bilang, mikir, mikir, mikir," kata Presiden menirukan Cak Lontong. 

Mantan Wali Kota Surakarta itu juga menjawab tudingan sering mengkriminalisasi ulama. Padahal, tak ada ulama yang dikriminalisasi. 

"Kriminalisasi itu tidak punya kasus hukum dimasukkan ke sel. Lah, kalau ada kasus hukum ada masalah hukum ada yang melaporkan aparat melakukan penyidikan, dibawa ke pengadilan, yang memutuskan pengadilan. Kalau memang tidak salah, ya bebas," pungkas Jokowi.