Indahnya Panorama Alam Serambi Mekkah dari Bukit Negeri Paru-Cubo

 
Indahnya Panorama Alam Serambi Mekkah dari Bukit Negeri Paru-Cubo

 

LADUNI.ID,ACEH- Suara tembakan membahana menghapiri suasa kegelapan, pasukan loreng dengan senjata canggih berbendera merah putih menghijaukan kawasan pedalaman Pidie Jaya, tidak lama kemudian suara balasan tembakan dari lawan juga mengejutkan pasukan loreng tersebut, butiran timah panas dan selongsongnya berhamburan.

Matahari pagi telah menampakkan wujudnya dengan wajah tersenyum menghapiri masyarakat pedalamandan masyarakat sering menyebutnya Cubo. Sweping terjadi di beberapa titik kawasan tersebut, itu hanya ilustrasi sekulumit wajah Cubo, Lueng Putu, saat konflik dulunya, terlebih kala Panglima GAM masih hidup. 

Kini negeri Cubo sudah berubah rumah bertingkat nan mewah juga nampak saat kita menelusuri kawasan tersebut, perasaan angker dan mencekam telah berganti dengan aroma kedamaian. Cubo merupakan "jantungnya" negeri Pidie Raya. Betapa tidak? 

Bupati Ayyub Abbas,  Sarjani mantan bupati Pidie juga petinggi GAM yang lainnya kini menjadi Partai Aceh juga berasal dari kawasan tersebut. Allah telah mentakdirkan hal tersebut untuk negeri pedalaman yang sejuk dan adem itu.

Sebelum memasuki Cubo kita melewati Paru merupakan Bukit merupakan sebuah bukit dengan ketinggiannya mampu menatap laut dengan panorama yang indah dan  terletak beberapa meter ketinggiannya.

Paru tidak jauh dari Meureudu yang merupakan ibukota dari Kabupaten Pidie Jaya atau hanya kurang satu Jam dari kota pemekaran Pidie yang kini dipimpin untuk periode kedua kalinya oleh putra Cubo.

Sekitar 15 menit perjalanan  akhirnya hingga kalian akan tiba di gampong dikuburkannya Almarhum Tgk. Abdullah Syafi'i panglima GAM terhebat sepanjang sejarah lahirnya gerakan tersebut. 

Perjalanan menuju puncak bukit awalnya tidaklah sulit, setelah melewati jalan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman kemudian menyeberang jembatan yang dianggap angker yang di belah krueng yang menghasilkan batu bernilai tinggi.

Walau begitu jalan sudah beraspal bahkan penduduk yang padat sehingga ada anggapan saat pemilu dan pilkada "Suara Cubo" penentu kemenangan pemilihan kawasan tersebut. Tentunya banyaknya penduduk Di kawasan tersebut bahkan di wacanakan sejak dulu Bandar Baru itu akan dimekarkan menjadi kecamatan lain untuk Cubo dan kawasan Paru.

Penghasilan utama masyarakat kawasan Cubo dan Paru mengandalkan berkebun dan tanaman seperti pinang, rambutan, coklat dan sejenisnya termasuk sayuran muda. Kesuburan tanah negeri Cubo menjadi rahmat dan anugerah yang sangat berharga untuk masyarakat setempat. 

Sungai kawasan menuju Cubo  yang membelah hutan tampak begitu indah sehingga menjadi pelepas penat setelah perjalanan yang cukup melelahka. Hutan yang sebagian besar masih alami menyihir setiap mata yang memandangnya. Selain itu pemandangan dari bukit Paru juga menambah keindahan panorama alam negeri tersebut. 

Bukit dihiasai pepohonan tersebut tampak hijau oleh tumbuhan yang menyelimutinya serta masih terjaga kealamiannya. Laut, sungai dan kawasan penduduk nampak sangat indah dan tersihir dengan penuh kekaguman akan ciptaan-Nya. Suara burung dan hernivora terus berzikir mengingatnya tanpa waktu terabaikan.

Namun kita makhluk paling sempurna kerap kali lupa dan lalai bahkan saling memusuhi serta menghinakan juga tidak menghargai sesama demi secuil kebahagian dan asa. Lantas tidak malukah kita sebagai makhluk ahsanu taqwim (sebaik bentuk) dengan hewan dan alam sekitar? 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi asal Dayah MUDI Samalanga