Indahnya Bersabar Walaupun Si Buah Hati Belum Kunjung Tiba

 
Indahnya Bersabar Walaupun Si Buah Hati Belum Kunjung Tiba

 

LADUNI.ID, KOLOM-Allah SWT menciptakan makhluk berpasangan termasuk manusia itu sendiri sebagai khalifah di muka bumi. Salah satu cara dalam melestarikan dan memperbanyak umat di muka bumi dengan perkawinan yang akan melahirkan keturunan untuk memegang peranan di dunia ini.

Namun terkadang dalam kehidupan ini seorang yang telah berumah tangga bahkan dalam durasi puluhan tahun juga belum di karuniakan keturunan, ini sungguh sebuah fenomena yang sering menghiasi cakrawala masyarakat kita.Disini sangat mmenentukan bagaimana peran seorang kepala rumah tangga dalam hal ini suami dalam menyikapi dan menciptakan aura kehidupan dengan sang Isterinya dalam bahtera mawaddah wa rahmah walaupun walaupun tanpa di dikaruniai si buah hati.

Kita harus mengapresiasi dan menghargai bahwa Istri sebagai wanita itu sosok perempuan yang sempurna, dengan segala apa yang ditakdirkan Allah SWT  untuk dirinya. Namun dalam masyarakat ada saja orang yang berani berkata terlebih oleh mereka yang telah dikaruniai amanah ( anak) dengan ungkapan, "Sosok wanita yang tidak pernah hamil dan melahirkan si buah hatinya bukanlah wanita sempurna". 

Lantas kitapun mencoba untuk bertanya kepada mereka  bagaimana dengan Ummul Mukminin Aisyah yang seumur hidupnya juga tidak di karuniakan keturunan (anak)? Lidah itu ibarat harimau, terkadang kita melepaskan sembarang dan iseng-iseng, padahal lisan itu harus kita  lebih dijaga lagi untuk tidak menyakiti hati sesama saudara.

Kerap pertanyaan yang sering di lontarkan baik Kepada pengantin baru ( dara baro) maupun pengantin lama yang belum juga dianugerahi kehamilan dan keturunan, padahal seharusnya tidak perlulah kita iseng bertanya, "Kapan punya momongan nih?" Bahkan ada yang menambah lagi " Ah Kamu ini ndak jantan dan ndak jago, itu saja ndak bisa sih". Kalau mau jujur sesekali pertanyaan ini juga diajukan ketika mereka yang telah di karunia anak berada pada posisi mereka yang masih mandul. 

Menelusuri fenomena tersebut, sama saja kita bertanya, "Kapan matahari itu akan terbit dari ufuk barat?" Itu hanya Allah SWT yang tahu jawabannya, jadi kenapa kita juga bertanya pada mereka yang juga tidak mengetahui harus menjawab apa dan bagaimana.

Ingatlah! Sosok wanita sebagai isteri kita itu merupakan perempuan sempurna, dengan segala apa yang telah di takdir oleh Allah SWT dan gariskan untuknya. Sangat hebat memang  sosok wanita yang bisa sabar dengan kehamilannya, melahirkan dan menyusui ekslusif, namun harus di ingat pula bahwa para wanita yang  mampu bersabar dengan segala cobaan terhadap dia dan menanti bertahun-tahun kehamilannya tetapi juga tidak kunjung tiba si buah hatinya tidak kalah hebatnya di bandingkan wanita yang pernah melahirkan dan mempunyai keturunan.

Bisakah kita bayangkan, bagaimana penuh kesabaran dan kesetiaan seluas apa yang dimiliki oleh wanita yang sudah belasan dan bahkan puluhan tahun juga sampai meninggal duniapun umur pernikahan namun tidak juga mendapatkan wajah senyuman saat melihat strip 2 bergaris merah menyala pada alat tes kehamilan. Sementara itu teman dan kawan akrab sebagai pasangan muda yang baru saja menikah, terkadang sudah tersenyum dengan untaian kabar kehamilan.

Kala suasana dan fenomena sudah begini dan mungkin perasaan putus asa sudah hampir mendera, perasaan bosan ditanya momongan sudah berkarat di telinga, perasaan iri terhadap kelahiran bayi, akhirnya sudah kebas. Akhirnya hanya kesabaran dan terus berikhtiar dengan segala kemampuan serta bertahanlah hanya Allah yang menjadi tumpuan curahan hati dan segala kegelisahan.

Ingatlah Allah SWT tidak pernah membebani hamba-Nya di luar kesanggupannya dan sebuah usaha yang di curahkan dengan penuh pengorbanan dan keikhlasan sungguh Allah SWT akan mempersembahkan pahala sama seperti mereka yang pernah mendapatkannya dan sebagai gantiannya di akhirat nanti. Semoga.

 

Helmi Abu Bakar El-Langkawi

Dewan Guru Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Bireun