Kiai Azaim: Orang Berakhlak Juga Belajar dari Orang Bejat

 
Kiai Azaim: Orang Berakhlak Juga Belajar dari Orang Bejat

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan ini, jangan sesekali memandang rendah kepada seseorang yang secara lahiriah tampak buruk perangainya atau akhlaknya bahkan kepada orang yang bejat sekalipun. 

Kenapa demikian? Karena nyatanya tak sedikit orang yang berakhlak tinggi dan terpuji justru belajar kepada orang yang rusak akhlaknya atau orang biasa menyebutnya dengan kata “kurang ajar”.

Pesan tersebut disampaikan oleh KHR Ahmad Azaim Ibrahimy dalam kutipan pengajian kitab tasawwuf yang di asuhnya, Kamis (28/2/2019) di pendopo kediamannya.

“Bagi ahlul adab, yata’allamunal adab min qolilil adab, orang yang pandai dalam akhlaqul karimah justru belajar ilmu akhlaq kepada orang yang kurang ajar," tutur kiai muda yang akrab disapa Kiai Azaim itu.

Selain daripada itu, Kiai Azaim juga menjelaskan bahwa, hal tersebut terjadi ketika seseorang menilai orang lain dengan kepekaan rasa yang dimiliki. Ia akan merasa tidak cocok ketika menemukan seseorang yang dalam pandangannya tak berakhlak, buruk perangainya

“Nah, kalau saya pelakunya maka saya akan membuat tersinggung orang lain. Saya kan tersinggung diomongin seperti itu olehnya, maka saya juga jangan berkata demikian”, terang kiai Azaim seraya mencontohkan.

Selanjutnya, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo tersebut juga mengingatkan kalau setiap manusia (kita) adalah cermin bagi yang lain, terutama bagi seorang mukmin yang menjadi cerminan bagi mukmin lainnya.

“Kalau tidak mau disakiti, jangan menyakiti, kamaa tadinu tudenu, kalau tidak ingin orang tua kita dicaci maka jangan mencaci orang tua orang lain, kalau tidak ingin guru kita dicaci maka jangan pernah mencaci guru orang lain, kalau rumah kaca kita tidak ingin dilempari batu, maka jangan melempar rumah kaca orang lain. Ini ilmu tingkat tinggi ya”, pesan Kiai Azaim.

Melalui hal tersebut, Kiai Azaim menjelaskan itu semua dengan nada yang makin menukik, seakan berkisah tentang fenomena maraknya orang saling mencaci, menghina, menyakiti bahkan saling membenci belakangan ini. (Sumber: serambimata)