Tuntunan Wirid setelah Sholat Lima Waktu

 
Tuntunan Wirid setelah Sholat Lima Waktu
Sumber Gambar: Pexels, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi

  1. Dalil Anjuran Wirid setelah Sholat
  2. Keutamaan Wirid setelah Sholat Lima Waktu
  3. Susunan Wirid setelah Sholat Lima Waktu
  4. 10 Faedah Wirid setelah Sholat Lima Waktu

Laduni.ID, Jakarta - Setelah melaksanakan ibadah sholat, hendaknya dilanjutkan dengan membaca wirid atau dzikir dan ditutup dengan doa. Memang tidak ada kewajiban untuk melakukan hal tersebut, tetapi ini sesuai dengan yang diajarkan oleh para ulama. Selain itu, di dalam wirid atau dzikir tersebut terkandung banyak manfaat, baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat.

Pada hakikatnya, wirid adalah bacaan dzikir yang senantiasa dibiasakan atau istiqomah dibaca. Di dalam wirid itu terdapat kumpulan berbagai kalimat thoyyibah (kalimat yang baik) dan doa. Ada bacaan istighfar, kalimat tauhid, tasbih, tahmid, takbir, Surat Al-Fatihah, dll.

Semua bacaan wirid ini sebagaimana dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya mengandung faedah dan keutamaan yang dapat menghapus dosa kita, memudahkan urusan dunia, serta persoalan hidup dan dan tabungan pahala untuk kepentingan akhirat.

Dalil Anjuran Wirid setelah Sholat

Terkait dengan hal ini, bisa diambil satu catatan yang terkandung di dalam Surat An-Nisa’ ayat 103, Allah SWT berfirman:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah ketika berdiri, saat duduk dan berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa tenang, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” 

Selain itu, Allah SWT juga berfirman:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْن

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10).

Dzikir setelah menunaikan sholat itu akan menjadi 'penambal' kekurangan yang mungkin ada di dalam sholat kita. Selain itu, berdzikir setelah sholat ini juga merupakan ibadah. Jadi dengan melakukannya berarti seseorang telah menyambung satu ibadah dengan ibadah lain. Karenanya, meskipun dzikir setelah shalat ini bukan merupakan satu kewajiban, tapi ini sangat dianjurkan.

Terdapat perumpamaan menarik di dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sebagaimana berikut ini:

 قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

"Perumpamaan antara orang yang berdzikir pada Tuhannya dan orang yang tidak itu seperti antara orang yang hidup dan yang mati.” (HR. Bukhari, no. 5928)

Keutamaan Wirid setelah Sholat Lima Waktu

Pada dasarnya dzikir itu bisa dilakukan kapan saja. Dzikir juga bisa dalam hati maupun diucapkan dengan lisan. Dzikir itu memang sangat dianjurkan. Kita diperintahkan untuk banyak mengingat Allah, yang artinya harus senantiasa berdzikir. Salah satu momen yang sangat baik adalah ketika selesai menunaikan sholat itu. Karena sholat adalah ibadah yang paling utama dan waktu setelahnya adalah termasuk waktu yang sangat baik, maka tentu berdzikir atau membaca wirid sangat dianjurkan. Sebagaimana telah menjadi tradisi para orang sholeh terdahulu As-Salaf As-Sholih yang tentunya memiliki dasar kuat yang bersambung kepada Nabi Muhammad SAW.

Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar pada Babul Adzkar ba'das Sholah mengatakan bahwa ulama telah bersepakat (ijma’) tentang kesunnahan dzikir usai shalat yang ditopang oleh banyak dalil Hadis Shohih.

Salah satu dasar yang dijadikan argumen adalah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa orang yang berdzikir atau membaca wirid ketika berkumpul akan mendapatkan limpahan rahmat Allah SWT. Berikut ini Hadisnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم

Artinya, “Dari Abi Hurairah r.a. dan Abi Said Al-Khudri r.a., bahwa keduanya telah menyaksikan Nabi SAW bersabda; ‘Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, dan ketenangan turun di hati mereka, dan Allah menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Dengan demikian bedzikir itu sangat baik dan memang ada anjurannya, apalagi berjamaah. Dan ini dapat dilakukan usai shalat berjamaah.

Susunan Wirid setelah Sholat Lima Waktu

Di bawah ini adalah di antara rangkaian bacaan dzikir atau wirid sesudah shalat fardlu yang disusun oleh pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban, yakni  KH. Muhammad bin Abdullah Faqih sebagaimana terdapat di dalam kitab Majmu'ah Maqru'at Yaumiyah wa Usbu'iyyah. Banyak kutipan yang diambil dari berbagai Hadis, yang antara lain adalah Hadis dari riwayat Muslim, Bukhari, Abu Dawud, dan disertai keterangan dari Kitab Bidayatul Hidayah dan lainnya.

Berikut ini susunan wirid setalah menunaikan sholat fardlu:

1. Membaca Istighfar 3 Kali

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣

2. Memuji Allah dengan membaca ini

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام

Ini berdasarkan Hadis riwayat Imam Muslim. Dalam riwayat lain sebagaimana dikutip di dalam Bidayatul Hidayah:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام

3. Lalu membaca berikut ini

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Kalimat ini dapat ditemukan dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim (muttafaqun ‘alaih). Dalam Bidayatul Hidayah disebutkan:

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

4. Berdoa agar diberi kemampuan untuk mengingat (dzikir), bersyukur, dan beribadah secara baik kepada Allah sebagaimana terdapat di dalam Hadis riwayat Abu Dawud:

اَللَّـهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

5. Diteruskan dengan membaca ini

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

(Bacaan ini dibaca tiga kali tiap selesai shalat fardhu, khusus setelah maghrib dan shubuh sepuluh kali)

6. Membaca doa perlindungan dari api neraka yang dibaca tujuh kali setelah sholat Maghrib dan Shubuh):

اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ

7. Membaca Ayat Kursi:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

8. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 285-286

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

9. Dilanjutkan dengan membaca penggalan Surat Ali Imran:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ،  إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

10. Membaca Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Nas, lalu Surat al-Fatihah

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ، اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ، وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ 

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ، مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ، وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ، مَلِكِ النَّاسِۙ، اِلٰهِ النَّاسِۙ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِۖ، الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ، الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ، مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ، اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ، اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ، صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ، غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

 

11. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir, masing-masing sebanyak 33 kali:

سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣

اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣

اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣

12. Kemudian dilanjutkan dengan membaca ini

اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُيُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِا للهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ. أَفْضَلُ ذِكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ

 لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ

(Dibaca 300 kali ba'da Shubuh, 100 kali ba'da Isya, 50 kali ba'da Dzuhur, 50 kali ba'da Ashar, dan 100 kali ba'da Maghrib)

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ

(Dibaca ba'da Shubuh 300 atau 100 kali)

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

13. Wirid kemudian ditutup dengan doa sesuai dengan harapan masing-masing.

10 Faedah Wirid setelah Sholat Lima Waktu

Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin-nya, salah satu dzikir yang sangat dianjurkan adalah membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir sebanyak 33 kali. Kemudian ditutup dengan membaca la ilaha illallah la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai'in qadir satu kali.

Pendapat ini didasarkan pada Hadis riwayat Abu Hurairah yang berbunyi:

ْقَالَ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم مَنْ سَبَّحَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ وَحَمَّدَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ وَكَبَّرَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ وَخَتَمَ الْمِائَةَ بِلَا إِلَهَ إِلَّا الله لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ غُفِرَتْ ذُنُوْبُهُ وَلَو كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca la ilaha illallah la syarika lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir, maka dosanya (dosa kecil) akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan,’” (HR. Malik).

Dengan demikian, jelas sangat dianjurkan untuk membaca wirid atau dzikir setelah usai menunaikan sholat. Sebagaimana keterangan dalam Hadis yang dikutip di atas, bahwa orang yang terbiasa melakukan dzikir, dosanya akan diampuni oleh Allah Yang Maha Pengampun meskipun dosanya sebanyak buih di lautan.

1. Menenangkan Hati

Tak dipungkiri lagi bahwa dzikir memang bisa mendatangkan ketenangan dan jiwa yang sejuk karena selalu mengingat Allah. Mari membiasakan untuk selalu berdzikir watau membaca wirid, khususnya setelah menunaikan ibadah sholat.

Sebagaiman terdapat keterangan dalam firman Allah SWT di dalam Surat Ar-Ra’ad ayat 28;

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.”

2. Menambah Rasa Khusyu’ dalam Berdoa Setelah Shalat

Dengan membiasakan dzikir setelah shalat, kita akan memiliki jeda waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk selanjutnya berdoa kepada-Nya.

Dalam Surat Al-Ahzab ayat 41 dan 42 terdapat keterangan untuk senantiasa memperbanyak di waktu pagi dan sore:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ . وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang."

3. Pahala Mulia

Mendapatkan pahala yang mulia di sisi Allah. Allah SWT berfirman:

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mumin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab, ayat 35)

4. Jalan Masuk Surga

Setiap orang sangat mungkin meninggal kapan saja, sesuai yang ditentukan oleh Allah SWT. Ketika sebelum meninggal senantiasa berbuat kebaikan, tentu perbuatan ini akan menjadi jalan kebaikannya pula kelak. Hal ini sebagaimana Hadis Shahih yang dirawatkan oleh Imam Bukhari terkait dengan orang yang membaca dzikir Sayyidul Istighfar;

قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa  di siang hari dalam keadaan yg penuh keyakinan, lalu meninggal di hari tersebut sebelum sore hari, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa yang membacanya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu dia meninggal sebelum Subuh maka dia termasuk penghuni surga.” (HR. Imam Bukhari, No. 5831)

5. Semakin Dekat dengan Allah

Berdzikir setelah shalat akan menjadi jalan untuk semakin dekat dengan Allah SWT karena melakukan ibadah shalat dengan lengkap disertai dengan pujian dan permohonan ampun kepada Allah dengan dzikir tersebut.

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nimat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah, ayat: 152)

6. Menaikkan Derajat Seseorang

Tentunya setiap orang memiliki derajat yang berbeda tergantung dari amal perbuatannya. Tentu dengan rutin berdzikir kepada Allah SWT, derajat seseorang akan mendapatkan kemuliaan karena Allah juga akan menyebut orang yang berdzikir kepada-Nya itu.

7. Mendapat Keutamaan Shalat yang Sesungguhnya

Shalat yang sungguh-sungguh adalah yang ditunaikan dari awal hingga akhir dengan khusyu’ dan diakhiri dengan dilengkapi sunnah. Semuanya dilakukan dengan tenang dan tidak terburu buru.

Tentu nilai sholat yang dikerjaan dengan khusyu' berbeda dengan sholat yang dilakukan dengan terburu buru dan hanya sekedar mengejar kewajiban saja. Di dalam sholat itu juga ada dzikir yang tentu menguhubungkan kita kepada Allah SWT.

8. Mendapatkan Keberuntungan

Berdzikir akan membawa keberuntungan. Apalagi kalau dzikir itu dilakukan ketika selesai shalat fardlu.

Dengan membiasakan berdzikir, seseorang akan mendapatkan keberuntungan, sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Anfal, ayat 45:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوْا وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ

"Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung."

9. Menambah Rasa Iman

Tentu setiap amal baik yang dilakukan akan menambah rasa iman kepada Allah ya sobat, termasuk juga dzikir setelah sholat. Sebab kalimat dzikir yang diucapkan itu akan membuat kita semakin menyadari kebesaran Allah SWT.

Dalam Surat Al-Fath, ayat 9, Allah SWT berfirman:

لِّتُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُعَزِّرُوْهُ وَتُوَقِّرُوْهُۗ وَتُسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

"Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang."

10. Termasuk Sedekah

Sedekah itu dianjurkan dengan berbagai macam sarana dan tidak harus dengan uang, bahkan dzikir yang diucapkan sepenuh hati pun menjadi jalan sedekah yang mulia di sisi Allah SWT. Hal ini sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:

كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُه عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ

 

"Setiap persendian dari manusia itu ada sedekahnya pada setiap hari yang matahari terbit padanya. Berbuat adil antara dua orang adalah sedekah, menolong seseorang dalam urusan kendaraannya membantunya agar bisa menaiki kendaraannya atau engkau angkatkan barang-barangnya ke atas kendaraannya itu juga sedekah. Sebuah ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang kamu ayunkan menuju tempat shalat adalah sedekah dan engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah." (HR. Bukhari Muslim)

***

Demikian ini tuntunan wirid setelah sholat lima waktu yang didasari dengan berbagai macam argumentasi dan disertai penjelasan keutamaannya. Semoga kita semua bisa mengamalkan wirid atau dzikir ini. Amin. []


Sumber: Bidayatul Hidayah, Majmu'ah Maqru'at Yaumiyah wa Usbu'iyyah yang disusun dan diterbitkan oleh Pesantren Langitan, Tuban.

Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 27 Agustus 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim