Percakapan dan Doa Ibrahim ketika Harus Rela Meninggalkan Istri dan Anaknya di Lembah Tandus

Laduni.ID, Jakarta - Ada satu kisah agung dalam sejarah keimanan yang tak lekang oleh waktu. Sebuah fragmen kehidupan yang menggambarkan bagaimana cinta, iman, dan pengorbanan saling bersatu dalam perintah ilahi. Tidak lain adalah kisah Nabi Ibrahim AS yang harus rela meninggalkan istrinya, Hajar, dan anaknya, Ismail, di lembah tandus yang kelak menjadi kota suci Makkah.
Kisah ini tidak hanya membentuk lanskap spiritual dalam ibadah haji, tetapi juga menjadi teladan kemanusiaan. Di dalamnya tersirat makna tentang kepercayaan kepada Allah, tentang cinta yang menuntut pengorbanan, dan tentang seorang perempuan yang menjadi simbol kekuatan sejati.
Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, disebutkan satu riwayat yang mengisahkan percakapan antara Ibrahim dan Hajar saat harus berpisah di lembah tandus itu. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, ketika Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke lembah Bakkah (Makkah), beliau meninggalkan mereka dengan sekantong kurma dan tempat air. Ketika Ibrahim berbalik pergi, Hajar menyusul sambil berkata:
يَا إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا فِي هَذَا الْوَادِي الَّذِي لَيْسَ فِيهِ إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ؟
“Wahai Ibrahim, ke mana engkau hendak pergi dan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia pun dan tidak ada apa-apa di dalamnya?”
Ibrahim tidak menjawab dan terus berjalan. Sedangkan Hajar terus mengulangi pertanyaan itu berkali-kali, namun suaminya itu tidak menoleh sama sekali kepadanya.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...