Pelajaran Memaknai Istighfar dari Gus Baha

Laduni.ID, Jakarta - Tidak ada satu pun manusia yang luput dari kesalahan dan dosa. Namun, jangan pernah lupa bahwa Tuhan kita adalah Allah SWT, Dzat Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan Maha Penerima Taubat. Maka, siapa pun di antara kita, meski banyak dosa, tentu tetap masih memiliki harapan besar untuk mendapat ampunan-Nya.
KH. Bahauddin Nursalim, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Gus Baha, sering kali menyampaikan dalam berbagai pengajiannya bahwa beristighfar itu bukan semata-mata soal mengingat dosa. Hal ini sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam Sayyidul Istighfar.
“Saya kembali kepada Engkau ya mendapat nikmat dari Engkau,” ujar Gus Baha menirukan makna dalam istighfar Nabi.
Inilah yang terkandung dalam Sayyidul Istighfar, istighfar paling agung yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ.
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian dan janji kepada-Mu sebisa kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau.”
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...