Istri yang Dilaknat, Benarkah?

 
Istri yang Dilaknat, Benarkah?

LADUNI.ID, Jakarta - Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا المَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya (untuk digauli) lalu sang istri tidak memenuhi ajakannya, lantas sang suami tidur dalam kondisi marah terhadap istrinya maka malaikat melaknat sang istri hingga subuh” (HR Al-Bukhari no 3237 dan Muslim no 1436)

Pasti sering sekali mendengar hadits di atas , di dauroh, di pengajian terutama bapak-bapak? Atau juga mungkin di pengajian khusus ibu-ibu.

Saya pernah mendengar sendiri ustadz pakai hadits di atas. Tapi sampe akhir ceramah, tidak ada penjelasan S&K berlaku. Alias syarat dan ketentuannya. Jika dan hanya jikanya, gak dibahas sama sekali. 

Teman-teman kerja yang perempuan, young moms alias ibu-ibu muda pada berkerut, tandanya alis kanan kiri mendekat.

"Enak benar bapak-bapaknya ya." Begitu celetukan dari baris pengajian DPK, atau Deket Pintu Keluar mushola. 

Memori ini kembali, ketika video pembahasan RUU PKS antara seorang ustadz dan aktivis perempuan. Kata-kata yang menancap di kepala saya kurang lebih seperti, "tinggal diam saja, toh nggak sakit kok. "

Harusnya dijelaskan, biar publik awam tidak salah menilai Islam itu ganas apalagi soal tempat tidur. 

Kanjeng Nabi itu lembut kepada semua istrinya. Tolong dipelajari dan dijelaskan syarat dan ketentuan yang berlaku untuk hadits tersebut, apa udzur syar'i yang boleh dijadikan sebab istri menolak.

Terlebih, It takes two to tango, ustadz! Pasangan diam saja, itu menyiksa keduanya, tidak mesra apalagi nikmat.

Beginilah status menyambut malam Jum'at. Sambil buka lagi aplikasi kitab Qurrotul 'Uyun.


Artikel ini ditulis oleh Anas Furkhani, dengan sedikit perubahan.