Festival Wisata Budaya Apam Fair Berlangsung di Pidie

 
Festival Wisata Budaya Apam Fair Berlangsung di Pidie

LADUNI.ID | PIDIE - Perlombaan "Teuet Apam" (membakar apam) antar kecamatan dalam Kabupaten Pidie, kembali digelar di depan Alun Alun Kota Sigli. Kegiatan keahlian membakar kue tradisional itu, direncanakan dibuka langsung oleh Bupati Pidie Roni Ahmad (Abusyiek), Sabtu (16/3) pagi ini.

Camat di Pidie Miswar kepada wartawan, Sabtu  (16/3) siang membenarkan, akan ada perlombaan membakar kue tradisional daerah Kabupaten Pidie, yaitu apam yang dibakar setelah matang dimakan dengan kuah yang dibuat dari santan kelapa dibumbui dengan sedikit buah nangka masak yang telah diiris.

Menurut Camat Pidie, Miswar SSos, membakar apam tersebut perlu keahlian tersendiri yang dilakukan oleh emak emak yang sudah berusia 60 - 70 tahun, sehingga bentuk apamnya bagus dan agak kelunakan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pidie, Apriadi SSos selaku penyelenggara kegiatan budaya masyarakat merupakan daerah yang kaya akan budaya dari Indatu  kita, salah satu kegiatan budaya yang kita gelar hari ini adalah festival wisata budaya apam fair II yang pada tahun 2018 telah sukses digelar, secara swadaya oleh ibu-ibu PKK Kabupaten Pidie.

"Namun di tahun ini kita kembali melaksanakan festival Apam Fair II dengan tema Inovation Of Apam oleh Dispora Pidie, adapun langkah tersebut dilakukan agar nilai-nilai budaya positif yang telah diwariskan oleh leluhur kita tidak luntur dan sirna oleh pengaruh budaya luar yang moderdis cenderung negatif," katanya.

Disebutnya, kegiatan tersebut diperlombakan  dengan diberikan hadiah dan penghargaan sesuai dengan keinginan dari Bupati Abusyiek kepada setiap pemenang yang peserta wakil dari masing masing kecamatan, atau di 23 kecamatan.

Sebelumnya, Bupati Pidie Roni Ahmad dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan kegiatan festival budaya ini diharapkan mampu dijadikan wahana dan untuk menumbuhkan semangat dan motivasi kita dalam menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang ada di kabupaten Pidie.

Sementara itu, pemerhati pembangunan dan sosial, Zian Mustaqim berharap Apam Fair tersebut tidak sekedar hura-hura, tapi khas daerah tersebut berkelanjutan dengan dibangun kios-kios di sejumlah titik untuk memperkenalkan Apam Pidie Berkuah Lezat dapat dijadikan sarapan pagi hingga malam hari.

Pantauan di GOR Kota Sigli, 23 kecamatan sedang berlangsungnya acara bakar apam oleh para peserta di masing-masing kecamatan, dan di nilai oleh  para dewan juri tiap masing-masing kecamatan, penilaiannya dari pertama masak hingga selesai dikemasan atas meja.

Selain itu kaum emak emak nantinya membakar apam dengan peralatan dapur batu bata disusun, belanga kecil dibuat dari tanah liat, serta daun daun kering ditambah batok kelapa kering untuk dibakar sebagai alat pemanas.

Menurut sejumlah peserta yang ikut perlombaan tersebut, membuat kue apam sudah berlangsung sejak ratusan tahun atau sejak zaman Belanda. "Ini kue khas daerah Pidie, yang diperingati setiap tahun dari bulan Hijriyah yaitu bulan Rajab, atau juga disebut " Beuleuen Apam" (bulan Apam),” sebut peserta dari salah satu Kecamatan. (*)