Mengenal Abu Hurairah, Sahabat Nabi dengan Ingatan yang Luar Biasa

 
Mengenal Abu Hurairah, Sahabat Nabi dengan Ingatan yang Luar Biasa
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Abu Hurairah, yang termasuk di antara sahabat-sahabat Nabi yang berpaling kepada Islam setelah masa hijrah, menonjol dengan kecintaannya pada kebenaran yang akhirnya membawanya kepada jalan Islam. Peristiwa penting dalam hidupnya terjadi setelah Perang Khaibar, pada tahun 7 Hijriyah, ketika kebenaran agama Islam menyentuh hatinya dengan kuat. Abu Hurairah kemudian memilih untuk bersyahadat di hadapan Nabi Muhammad SAW, mengikuti jalan petunjuk dan cahaya ilahi yang dibawa oleh Rasulullah.

Meskipun waktu bertemu langsung dengan Rasulullah hanya berlangsung selama empat tahun, Abu Hurairah tidak pernah menyia-nyiakan setiap momen yang diberikan kepadanya. Selama periode empat tahun tersebut, ia dengan setia mendedikasikan dirinya untuk melayani Rasulullah SAW. Meskipun masa itu singkat, kehadiran Abu Hurairah memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi Rasulullah dan umat Islam.

Abu Hurairah adalah pelayan yang setia dan pengikut yang gigih, selalu siap untuk mengikuti Rasulullah ke mana pun perjalanan-Nya membawanya. Keberadaannya di samping Rasulullah SAW bukan hanya sebagai pengikut, tetapi juga sebagai murid yang tekun, memperoleh pengetahuan dan hikmah langsung dari sumber kebenaran itu sendiri, Rasulullah SAW.

Abu Hurairah, dengan dedikasi yang luar biasa, tak pernah absen dari majelis-majelis ilmu yang diadakan oleh Rasulullah SAW. Baginya, setiap pertemuan dengan Rasulullah SAW adalah kesempatan emas untuk menimba ilmu dan hikmah langsung dari sumber kebenaran itu sendiri. Abu Hurairah tidak hanya belajar secara aktif, tetapi juga dengan teliti merekam setiap kata yang keluar dari mulut Rasulullah SAW. Ia menganggap setiap kata beliau sebagai harta karun ilahi yang perlu diabadikan.

Namun, Abu Hurairah tidak hanya membatasi dirinya pada penyerapan ilmu semata. Ia juga mencatat dengan teliti setiap solusi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk menyelesaikan masalah-masalah sehari-hari. Setiap momen di majelis Rasulullah menjadi pelajaran berharga baginya, yang akan menjadi bekal jika suatu saat ia dihadapkan pada situasi yang serupa.

Sebenarnya ada satu keistimewaan yang dimiliki oleh Abu Hurairah tetapi tidak dimiliki oleh sahabat yang lain. Abu Hurairah terkenal dengan ingatannya yang kuat. Abu Hurairah bisa mengingat dengan mudah, termasuk semua perkataan dengan detil betapa pun panjangnya. Dan ingatan itu bisa ia pertahankan hingga akhir hayatnya. Subhanallah sungguh karunia yang patut disyukuri oleh siapapun yang memperolehnya.

Selain itu, ia memutuskan untuk menjadi jalan dakwah dengan menjadi penyambung dakwah nabi. Ia akan menyampaikan segala sesuatu yang didengar, dilihat dan dipahaminya dari segala sisi kehidupan Rasulullah SAW.

Pada suatu ketika, bertahun-tahun setelah Rasulullah SAW wafat dan kekhalifahan telah diganti oleh beberapa sahabat nabi, Marwan bin Hakam yang hidup pada masa kekhalifahan Bani Umayyah bermaksud menguji ingatan Abu Hurairah. Beliau diminta untuk menyebutkan beberapa hadits yang diketahuinya, dan tanpa sepengetahuan Abu Hurairah seseorang pencatat menuliskan apa yang ia ucapkan.

Setelah setahun berlalu, Marwan bin Hakam kembali memanggil Abu Hurairah dan memintanya untuk menyampaikan sejumlah hadits yang sama seperti tahun lalu. Ternyata, Abu Hurairah menyebutkan hasits-hadits itu dalam susunan kata yang sama persis dengan yang ia sampaikan setahun lalu. Maka Marwan bin Hakam pun semakin yakin bahwa Abu Hurairah memiliki ingatan yang sangat kuat.

Abu Hurairah tidak hanya dikaruniai ingatan yang kuat, tetapi Allah juga memberinya umur yang panjang, yaitu kurang lebih 78 tahun. Beliau hidup hampir 50 tahun selepas wafatnya nabi dan melewati berbagai macam masa pemerintahan Islam. Tetapi satu yang tak pernah berubah. Ia terus memberikan andil bagi umat Islam yaitu dengan menyampaikan hadits-hadits Rasulullah SAW. Semoga Allah meridhainya. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 Maret 2019. Tim redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.