Makna dan Asal Penamaan Dzulqa’dah dan Peristiwa yang Terjadi

 
Makna dan Asal Penamaan Dzulqa’dah dan Peristiwa yang Terjadi
Sumber Gambar: ilustrasi.Png Laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Di tanah Jawa bulan Dzulqa’dah dikenal dengan nama Selo, sedangkan di pulau Madura dengan nama Takepek. Kami tidak akan mengkaji asal dan makna dua istilah di atas, yang keduanya mungkin memiliki makna yang berbeda dengan makna Dzulqa’dah, kecuali makna Selo (keseselan olo, kemasukan hal buruk) diganti dengan Silo (duduk bersila), maka makna yang kedua ini sama dengan arti Dzulqa’da yang artinya Qa’ada (duduk). Ada kesamaan makna bahasa Jawa Kuno dengan bahasa Madura dalam penamaan bulan ke-11 bulan Qamariah ini, yaitu Apit (Jawa) dan Takepek (Madura), yang bermakna kejepit atau terjepit, karena berada di antara dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha.

Dzulqa’dah, pertama akan dilihat makna lughah (bahasa-nya), kedua asal penamaan bulan Dzulqa’dah, dan yang ketiga beberapa peristiwa penting yang ada pada bulan ini. Dzulqa’dah (dalam Kamus Ma’ajim juga bisa dibaca kasrah, Dzulqi’dah) adalah terdiri dari dua kata, yaitu; Dzu dan Qi’dah. “Dzu” (ذو) bermakna memiliki, mempunyai, dan menguasai. Dan apabila kata ini disandarkan pada kata benda, maka memiliki arti lain, seperti Dzu Ba’sin (yang kuat), Dzu Ta’sir (yang manjur), Dzu Nufudz (yang berpengaruh), yang bermakna pemilik seperti Fulan Dzu Malin (فلان ذو مال) orang yang punya harta.

Kata “Qa’dah” atau “Qi’dah” adalah derivasi dari Qa’ada-Yaq’udu (َقَعَد يَقْعُد) yang memiliki beberapa arti, di antaranya adalah duduk (berdiri kemudian duduk, berbeda dengan Jalasa). Juga bermakna; menahan, telat, bersandar, melayani dan beberapa makna lainnya. Dzulqa’dah, secara umum diartikan dengan duduk, orang yang duduk, atau orang yang mengambil tempat duduk. Makna dari kata Dzulqa'dah dipandang dari gramatikal bahasa Arab adalah “ Penguasa Gencatan senjata ” karena pada saat itu bangsa Arab meniadakan peperangan. Sebab itu, bulan tersebut dianggap sebagai bulan yang sakral yang dalam bahasa Al-Qur’an dinamakan Al Asyhur Al Hurum (beberapa bulan yang mulia) atau dalam versi Imam Ghozali menyebutnya dengan redaksi Al ayyam Al fadhilah (Kitab Ihya'u Ulumiddin juz 1 halaman 366-367).

Peristiwa yang Terjadi di Bulan Dzulqa’dah

Selain karena keistimewaannya yang begitu banyak dan tidak kalah dari bulan lainnya, nyatanya sejumlah peristiwa penting pernah terjadi di bulan ini. Lantas, apa saja peristiwa tersebut?

1. Terjadinya Perjanjian Hudaibiyah

Peristiwa di bulan Dzulqa’dah yang pertama adalah munculnya perjanjian Hudaibiyah yang terjadi pada tahun ke-6 Hijriah atau Maret 628 Masehi. Perjanjian ini adalah kesepakatan antara kaum kafir Quraisy kota Mekkah, dengan umat Islam Madinah.
Perjanjian Hudaibiyah dilatarbelakangi atas dilarangnya umat Islam oleh kaum kafir Quraisy ketika ingin memasuki kota Mekkah untuk beribadah Haji. Berkat adanya perjanjian ini, dakwah Islam di wilayah Arab dapat semakin meluas.
Sebab, salah satu poin dari kesepakatan Hudaibiyah yakni, pihak Quraisy sepakat untuk tidak berperang dengan umat Muslim selama 10 tahun. Alhasil, umat Islam bisa lebih fokus dalam memaksimalkan penyebaran agama Islam.

2. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam Melaksanakan Haji Wada (Haji Perpisahan)

Peristiwa di bulan Dzulqa’dah selanjutnya yang tak kalah penting ialah Haji Wada yang dilaksanakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Selang empat tahun setelah perjanjian Hudaibiyah, Rasul melaksanakan ibadah haji terakhirnya sebelum wafat.
Kejadian ini tepatnya terjadi pada tahun ke-10 Hijriah tanggal 10 Dzulqa’dah. Di momen ini pula Rasul menyampaikan khutbah terakhirnya. Dalam khutbah tersebut, Rasul meninggalkan pesan kepada seluruh umat Islam agar selalu memegang teguh Al-Qur’an maupun Hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

3. Wafatnya Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Peristiwa di bulan Dzulqa’dah selanjutnya cukup menyayat hati. Bagaimana tidak? Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat Rasul yang juga termasuk ke dalam golongan Assabiqunal Awwalun, harus menghembuskan nafas terakhir akibat sakit.
Sahabat Abu Bakar Ash-Shiqqid wafat selang tiga tahun kepergian  Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat pada 22 Dzulqa’dah tahun ke-13 Hijriah. Beliau dimakamkan tepat disebelah makam Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

4. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam Menunaikan Ibadah Umrah 4 Kali

Dan peristiwa di bulan Dzulqa’dah yang terakhir yaitu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menunaikan ibadah umrah sebanyak 4 kali.

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ اعْتَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيْثُ رَدُّوهُ وَمِنْ الْقَابِلِ عُمْرَةَ الْحُدَيْبِيَةِ وَعُمْرَةً فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ حَدَّثَنَا هُدْبَةُ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ وَقَالَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرٍ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي اعْتَمَرَ مَعَ حَجَّتِهِ عُمْرَتَهُ مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ وَمِنْ الْعَامِ الْمُقْبِلِ وَمِنْ الْجِعْرَانَةِ حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid Hisyam bin 'Abdul Malik telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah berkata; Aku bertanya kepada Anas radliallahu 'anhu tentang sesuatu, lalu dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan 'umrah sebanyak empat kali. Yaitu 'umrah ketika mereka (Kaum Musyrikin) menghalangi Beliau, 'umrah pada tahun berikutnya yaitu 'umrah Al Hudaibiyah, 'umrah pada bulan Dzul Qa'dah dan 'umrah saat Beliau menunaikan haji". Telah menceritakan kepada kami Hudbah telah menceritakan kepada kami Hammam dan dia berkata: "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan 'umrah sebanyak empat kali yang kesemuanya pada bulan Dzul Qa'dah kecuali 'umrah yang Beliau laksanakan bersama hajinya. Yaitu 'umrah Beliau dari Al Hudaibiyah, 'umrah pada tahun berikutnya, 'umrah Al Ji'ranah saat Beliau membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang) Hunain dan 'umrah dalam 'ibadah haji Beliau". (HR. Imam Bukhari No. 1655).

Selain itu, masih ada lagi beberapa peristiwa di bulan Dzulqa’dah yang tak kalah pentingnya.

a.  Abu Thalib, paman sang Rasul tutup usia.
b. Terjadinya perang Bani Quraizhah pada Dzulqa’dah tahun ke-5 Hijriah.
c. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menikahi Sayyidah Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan saat Beliau berada di Ethiopia.
d. Sahabat Muawiyah bin Abu Sufyan terpilih menjadi khalifah pertama Dinasti Umayyah pada tahun ke-41 Hijriah.
e. Wafatnya ulama ahli ilmu kalam sekaligus ahli debat yang sangat masyhur, Imam Abu Bakr Al-Baqillani pada 7 Dzulqa’dah tahun 403 Hijriah

Demikian Artikel Tentang Makna dan Peristiwa bulan Dzulqa’dah Setelah kita mengetahui apa saja peristiwa penting yang terjadi, mari kita tingkatkan Taqwa serta amal kebaikan kita di bulan tersebut.

 

Sumber : Kitab Ihya'u Ulumiddin, (Karya Imam Abu Hamid Al-Ghazali).
HR. Imam Bukhari No. 1655

___________

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Selasa, 2 April 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Lisanto 
Selasa Wage, 23 Mei 2023