Hadits Tentang Keutamaan Iman

 
Hadits Tentang Keutamaan Iman

Laduni.ID, Jakarta - Imam As-Suyuti menulis sebuah kitab yang berjudul Lubbabul Hadits. Dalam bab ke 5 kitab ini Imam As-Suyuthi menjelaskan 10 Hadits tentang keutamaan Iman yang harus kita ketahui dan refleksikan. Adapun Hadits-hadits tersebut adalah sebagai Berikut:


1. Hadits Pertama

قال النبي صلى الله عليه وسلم: {الإيمانُ مَعْرِفَةٌ بالقَلْبِ، وَقَوْلٌ بِاللِّسَانِ، وعَمَلٌ بالأَرْكَانِ}

Nabi Saw bersabda: "Iman adalah mengetahui dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan"

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dan imam At-Thabrani dari sahabat Ali bin Abi Thalib dengan sanad yang dhaif.

2. Hadits Kedua

وقال صلى الله عليه وسلم: {الإيمانُ عُرْيَانٌ وَلِبَاسُهُ التَّقْوَى، وَزِينَتُهُ الحَيَاءُ، وثَمَرَتُه العِلْمُ}

Nabi Saw bersabda: "Iman itu telanjang (yakni bebas dari dosa-dosa), pakaiannya adalah taqwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu (yang diamalkan)"

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Al-Hakim dalam Tarikh Naisabur dari Abu Darda’ dengan sanad yang dhaif.

3. Hadits Ketiga

وقال صلى الله عليه وسلم: {لا إيمانَ لِمَنْ لا أمَانَةَ لَهُ}

Nabi Saw bersabda: "Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah pada dirinya".

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Hibban dan imam Ahmad bin Hanbal dari shahabat Anas bin Malik dengan sanad yang hasan. Dijelaskan dalam Kitab Tanqihul Qaul karya Syekh Nawawi Al-Bantani bahwa maksud tidak ada iman adalah tidak sempurna iman seseorang yang tidak mampu menjaga diri dan hartanya yang telah diamanatkan oleh Allah SWT kepadanya.

4. Hadits Keempat

وقال صلى الله عليه وسلم: {لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ}

Nabi Saw bersabda: "Salah satu dari kalian tidak beriman sampai ia mencintai sudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri".

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Al-Bukhari, imam Muslim, imam At-Tirmidzi, imam An-Nasa’i, dan imam Ibnu Majah dari shahabat Anas bin Malik dengan sanad yang shahih. Dalam Syarah kitab Arba'in Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan sebagaimana yang dikutip olehnya dalam kitab Tanqihul Qaul bahwa saudara di dalam konteks hadis tersebut adalah bersifat umum, baik mencakup orang non muslim maupun muslim. Sehingga hadis tersebut diartikan bahwa (sempurnanya iman seseorang) ketika ia mencintai saudaranya yang non muslim sama seperti ia mencintai dirinya sendiri (dengan mendoakan) agar ia masuk Islam sama seperti cintanya kepada sesama saudara muslimnya (dengan mendoakan agar ia) istiqamah dalam keislamannya. Dengan demikian mendoakan seorang non muslim agar mendapat hidayah adalah disunnahkan.

5. Hadits Kelima

وقال صلى الله عليه وسلم: {الإيمانُ في صَدْرِ المُؤْمِنِ، ولا يَتِمُّ الإيمانُ إلاَّ بِتَمَامِ الفَرَائِض وَالسُّنَنِ، وَلاَ يَفْسُدُ الإيمانُ إلاَّ بِجُحُودِ الفَرَائِضِ وَالسُّنَنِ، فَمَنْ نَقَصَ فَرِيضَةً بِغَيْرِ جُحُودٍ عُوقِبَ عَلَيْها، وَمَنْ أتَمَّ الفَرَائِضَ وَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ}

Nabi Saw bersabda: "Iman itu di dalam dada seorang mukmin, tidaklah sempurna iman kecuali dengan kesempurnaan fardhu-fardhu dan sunnah-sunnahnya, tidaklah rusak iman kecuali dengan ingkarnya terhadap hal-hal yang difardhukan dan disunnahkan. Siapa yang berkurang fardhunya dengan tanpa pengingkaran, maka ia disiksa atasnya, dan siapa yang sempurna fardhu-fardhunya maka surga wajib baginya".

Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan hal-hal yang telah difardhukan dengan disertai pengingakaran atas kefardhuannya, maka dia telah kafir. Dan orang yang telah mengerjakan dan menyempurnakan hal-hal kefardhuan ditambah dengan kesunnahan-kesunnahan maka ia pun akan mendapatkan derajat yang lebih di surga.

Baca Juga: Cabang Iman dalam Kitab Qomi'ut Thughyan

6. Hadits Keenam

وقال صلى الله عليه وسلم: {الإيمانُ لا يَزِيدُ وَلا يَنْقُصُ وَلِكنْ لَهُ حَدٌّ، أي تعريف بذكر أفراد فروع الإيمان، فإنْ نَقَصَ فَفِيْ حَدِّه. وَأَصْلُهُ شَهَادَةُ أنْ لا اله إلاَّ الله وَحْدُهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأنَّ مُحَمَّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وإقَامُ الصَّلاةِ، وإيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَصَوْمُ رَمَضَانَ، والحَجُّ، وَغَسْلُ الجَنَابَةِ، فَمَنْ زَاد في حَدِّهِ زَادَتْ حَسَنَاتُهُ، وَمَنْ نَقَصَ فِيهِ فَفِيه}

Nabi Saw bersabda: "Iman itu tidak bertambah dan tidak berkuang tetapi ia memiliki batas. Yakni bisa diketahui dengan menyebutkan masing-masing dari cabang-cabangnya iman. Jika ia berkurang maka itulah batasnya (artinya yang berkurang adalah batas imannya, bukan iman itu sendiri), dan pokoknya iman adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah tidak ada sekutu bagiNya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, haji, mandi janabat, dan siapa yang bertambah dalam batas iman, maka bertambahlah kebaikan-kebaikannya dan siapa yang berkurang imannya maka berkurang pula kebaikan-kebaikannya".

7. Hadits Ketujuh

وقال صلى الله عليه وسلم: {الإيمانُ نِصْفَانِ، فَنِصْفٌ في الصَّبْرِ، وَنِصفٌ في الشُّكْرِ}

Nabi Saw bersabda: "Iman itu ada dua, setengahnya di dalam kesabaran, dan setengahnya lagi di dalam kesyukuran".

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Al-Baihaqi dari shahabat Anas bin Malik. Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa maksud dari iman setengahnya berada di dalam kesabaran adalah sabar dari hal-hal yang diharamkan untuk dapat ditinggalkan dan tidak dilakukan. Sementara itu, maksud dari iman setengahnya berada di dalam rasa syukur adalah bersyukur dapat melakukan ketaatan-ketaatan.

8. Hadits Kedelapan

وقال صلى الله عليه وسلم: {الإيمانُ قَيْدُ الفَتْكِ لا يَفْتِكُ مُؤْمِنٌ}

Nabi Saw bersabda: "Iman itu batas pembunuhan, seorang mukmin tidak akan membunuh".

Hadis riwayat Imam Al-Bukhari, Imam Abu Daud, dan Imam Al-Hakim dari shahabat Abu Hurairah dengan sanad yang shahih, dan diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dari Zubair bin Awwam dan dari Muawiyah. Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa keimanan itu dapat mencegah dari adanya pembunuhan setelah adanya keamanan. Di mana orang yang sempurna imannya tidak akan melakukan tindakan kekerasan pembunuhan.

9. Hadits Kesembilan

وقال صلى الله عليه وسلم: {خَلَقَ الله الإيمَانَ وَحَفَّهُ وَمَدَحَهُ بالسَّمَاحَةِ وَالحَيَاءِ، وَخَلَقَ الله الكُفْرَ وَذَمَّهُ بالبُخْلِ وَالجَفَاءِ}

Nabi Saw bersabda: "Allah telah menciptakan iman. Dia (pun) telah menghiasi dan memujinya dengan toleransi dan rasa malu. Allah menciptakan kekufuran. Di (pun) menghinakannya dengan rasa pelit dan antipati".

Baca Juga: Kesaksian Alam Kubur: 'Allah Tuhanku dan Muhammad Nabiku'

10. Hadits Kesepuluh

وقال صلى الله عليه وسلم: {إذَا دَخَلَ أهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ، وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ، أمَرَ الله تَعَالَى بأنْ يَخْرُجَ مِنَ النارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنَ الإيْمَانِ}

Nabi Saw bersabda: "Jika penduduk surga masuk surga, dan penduduk neraka masuk neraka, Allah memerintahkan untuk mengeluarkan dari neraka siapa saja yang di dalamnya terdapat iman seberat biji sawi". 

Ada satu potongan hadits dari Imam Al-Bukhori yang maknanya hampir sama dengan hadits di atas sebagai berikut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ يَقُولُ اللَّهُ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيَخْرُجُونَ

Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, bahwasannya Nabi Saw bersabda: "Jika penduduk surga masuk surga, dan penduduk neraka masuk neraka, Allah berfirman (kepada malaikat), "Siapa yang di dalam hatinya terdapat iman seberat biji sawi, maka keluarkanlah ia". Lalu mereka (malaikat) pun mengeluarkannya …."

Demikianlah hadits-hadits tentang keutamaan iman yang disarikan dari kitab Lubbabul Hadits karya Imam As-Suyuthi.

Wallahu A'lam


Sumber:
Disarikan dari Kitab Lubbabul Hadits karya Imam As-Suyuthi