Gus Yahya: NU Menentang Keras Delegitimasi Pemilu

 
Gus Yahya: NU Menentang Keras Delegitimasi Pemilu

LADUNI.ID, Jakarta – Menurut pandangan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, ada pihak-pihak yang berupaya mendelegitimasi sistem pemilu dengan sengaja dan sistematis. Hal itu terlihat pada lembaga-lembaga pelaksana dan tahapan-tahapan proses pemilu yang didiskreditkan dengan berbagai cara, termasuk dengan memprovokasi masyarakat untuk melawan sistem.

“Semua itu adalah aksi yang luar biasa berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Nahdlatul Ulama menentang keras upaya destruktif itu,” terang Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Jumat (19/4).

Menurut Gus Yahya, panggilan akrabnya, mengingatkan pengurus NU agar tidak ada yang melibatkan dirinya pada persoalan tersebut. Sebab menurutnya, menjaga keutuhan dan kesentosaan NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1946, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan haluan NU yang mendasar.

“Apabila ada laporan yang valid mengenai keterlibatan personil kepengurusan di tingkatan mana pun, akan segera diproses untuk penerapan sanksi, termasuk pemberhentian dari jabatan,” terangnya.

Selain daripada itu, ia juga menegaskan kepada warga NU bahwa hingga kini belum ada presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 yang dinyatakan resmi terpilih sampai dengan pengumuman hasil pemilu oleh KPU pada 22 Mei 2019.

OIeh karena itu, Gus Yahya juga mengimbau agar tidak perlu membuat reaksi berlebihan terhadap klaim pihak mana pun terkait hasil pemilu, baik dari lembaga-lembaga penyelenggara quick count maupun kandidat.

“Semua klaim kemenangan yang bersifat sepihak sebelum pengumuman resmi KPU harus diabaikan,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga berpesan kepada warga NU untuk senantiasa mengupayakan terjaganya ketenangan dan harmoni masyarakat serta mempercayakan sepenuhnya masalah hukum dan ketertiban umum kepada pihak yang berwenang, khususnya TNI dan Polri.