Memajukan Indonesia ala Jerman

 
Memajukan Indonesia ala Jerman

LADUNIMID, KOLOM-Negara Jerman bisa di­ka­­takan sukses dengan pemisahan sam­pah berbagai macam warna tempat­nya yang pada akhirnya memudahkan warga pada pengenalan jenis sampahnya. 

Sesuai dengan warnanya, tempat sampah warna coklat dikhususkan untuk sampah yang berbahan organik seperti sisa bahan ma­kanan, sisa bahan sayuran, bahkan dedaunan.

Tong sampah warna biru untuk segala sesuatu yang berasal dari kertas, contoh­nya buku-buku atau majalah bekas dan kar­ton. Tempat sampah warna kuning un­tuk bahan-bahan kemasan, seperti ke­masan shampo, kemasan kecap, kemasan mi­numan serta kemasan maka­nan. 

Un­tuk tempah sampah warna hitam di­gunakan untuk bahan-bahan atau alat-alat rumah tangga yang sulit untuk dipisahkan contohnya popok bayi, bahan ma­kanan yang sudah hancur dalam ke­masan dan peralatan rumah tangga.

Untuk benda-benda lain seperti gelas, alat elektronik serta perabotan rumah tang­ga seperti sofa, tempat tidur dise­dia­kan tempat khusus untuk pem­buangan­nya. Begitu juga untuk sampah gelas yang biasanya dipinggir jalan sudah di­sediakan bak besar yang terbuat dari besi. 

Dalam hal ini jenis gelas dibagi lagi dalam warna yaitu hijau, hitam, coklat. Pe­misahan itu terdengar begitu memu­sing­kan, tetapi dalam hal ini banyak keuntungan diperoleh.

Misalnya dari tempat sampah warna ku­ning, dalam pengolahan kembali atau daur ulang bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan-kebutuhan sehari se­perti keranjang, tempat sampah, dan tem­pat bunga. 

Berbeda dengan di Indonesia dimana masyarakat akan membakar semua sampah yang membahayakan kesehatan manusia akibat karbon mo­nok­­sida yang dihasilkannya. 

Selain itu, hal itu juga akan mencemari lingkungan. Ke­giatan pemilahan sampah ini tetap aktif dilakukan warga Jerman sebagai upa­ya hidup sehat dan sadar akan lingkungan yang tinggi.

Untuk barang-barang lain yang tidak ingin dibuang, telah disediakan tempat atau ruangan kecil dengan tulisan take and give. 

Dalam hal ini, warga yang ingin menyumbangkan pakaiannya seperti sepatu-sepatu atau barang-barang lainnya bisa diletakkan di ruangan kecil tersebut. Kemudian, orang- orang akan berlalu lalang untuk mengambilnya.

Program pengelolaan sampah tersebut sa­ngat mampu mengurangi produksi sam­pah dan bahkan sangat berguna untuk mem­bantu orang-orang yang masih mem­butuhkan. 

Negara Jerman adalah negara yang suka membaca buku. Tak heran kalau berada didalam angkutan umum, mereka selalu hening sambil mem­baca buku. 

Mereka juga sangat suka me­nyum­bangkan bukunya. Untuk me­macu minat para penggemar, disediakan tem­pat duduk dan tempatnya dibuat se­menarik mungkin.

Dalam era globalisasi banyak hal yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam ke­hidupan kita sehari-hari. Seperti memulai se­suatu dari diri kita sendiri, membuang sampah pada tempatnya, memilahnya, tidak membakar plastik, belajar mema­tuhi peraturan yang ada, merencanakan pro­gran pendidikan yang baik dimasa depan, membayar pajak.

 Tentunya masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk indonesia yang baik, proses ini tidak berdampak secara langsung tetapi tahap ini akan terus berproses untuk indonesia yang lebi baik.

Mari kita mulai dari diri sendiri, mari kita melihat negara-negara yang maju yang terus belajar mematuhi peraturan. Bukan karena mereka terpaksa, tetapi karena mereka sadar semua ini untuk ke­majuan yang lebih baik kedepannya, untuk kehi­dupan diri sendiri dan para ge­nerasi penerus. Semoga Indonesia segera menyu­sul Jerman menjadi negara maju.***

****Sry Artha Paramita Manullang