Khartum Semakin Memanas, Sejak Penggulingan Presiden Omar al-Bashir 

 
Khartum Semakin Memanas, Sejak Penggulingan Presiden Omar al-Bashir 

LADUNI. ID, INTERNASIONAL -Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia terkejut oleh laporan bahwa pasukan keamanan melepaskan tembakan ke dalam sebuah rumah sakit di Khartoum.

"Yang jelas bagi kami adalah bahwa ada penggunaan kekuatan berlebihan oleh pasukan keamanan terhadap warga sipil. Orang-orang telah tewas. Orang-orang terluka," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (4/6/2019

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa situasi di Ibu Kota Sudan, Khartoum, semakin memanas. Demonstran menuduh pasukan keamanan negara itu melakukan pembantaian berdarah dengan korban tewas sudah mencapai 35 orang.

Pada hari Senin (3/6) pasukan keamanan menyerbu kamp demonstran di Khartoum, yang tercatat sebagai kekerasan terburuk sejak penggulingan Presiden Omar al-Bashir. Kekerasan ini memicu kecaman global.

Asosiasi Profesional Sudan (SPA), yang memelopori protes nasional sejak Desember lalu, mengatakan tindakan keras pada hari Senin merupakan "pembantaian berdarah".

"Kami menganggap Dewan Militer Transisi (TMC) bertanggung jawab atas apa yang terjadi pagi ini (Senin)," kata SPA, merujuk pada dewan militer yang saat ini mengendalikan negara.

Sementara itu Para pemimpin pro-demokrasi telah meminta orang-orang untuk ambil bagian dalam pawai malam dan memblokir jalan-jalan utama sebagai bagian dari "pembangkangan sipil total" untuk "melumpuhkan kehidupan publik" di seluruh negeri.

Pernyataan yang hampir sama diutarakan Komite dokter mengatakan pasukan telah melepaskan tembakan di dalam Rumah Sakit East Nile dan mengejar pengunjuk rasa damai. Rumah sakit lain di dekat lokasi aksi protes duduk telah dikepung dan para sukarelawan dicegah untuk menjangkaunya