Standar Jodoh yang Baik

 
Standar Jodoh yang Baik

LADUNI.ID - Kalau nyari pasangan hidup apa sih standarnya? Jawaban orang bisa macam-macam. Tapi saran saya sebaiknya tak usah tinggi-tinggi. Pasang standar biasa-biasa saja waktu mencari calon, yang penting jangan parah lah kekurangannya. Nanti kalau sudah nikah, barulah pasang standar agak tinggi buat pasangan yang ada.

Maksudnya, kalau masih nyari janganlah mematok yang ideal sebab yang memenuhi kriteria ideal itu belum tentu mau. Soal jodoh ini banyak orang lupa diri melihat bayangannya di cermin terlalu tinggi padahal di mata orang tak demikian. Akhirnya malah gak nemu-nemu dan makin lama nikahnya.

Yang senang ketika seorang manusia makin lama tak menikah itu setan dan yang paling susah kalau ada pemuda/i cukup umur cepat nikah itu juga setan. Salah satu trik setan adalah memberikan standar yang muluk-muluk di kepala pemuda/i yang cari jodoh supaya lambat nemunya. Kurang baik, kurang sabar, kurang berwawasan, kurang berilmu, kurang gaul, kurang kaya, kurang bla bla bla.... ini semua bisa jadi bisikan setan.

Semua kekurangan itu jadikan PR untuk nanti bila sudah menikah. Bila kurang baik, ya didik biar lebih baik; kurang sabar ya dikasih contoh biar sabar; kurang berilmu ya ajari supaya berilmu; kurang kaya ya disupport kerja keras supaya lebih kaya; kurang rupawan ya rawat dan modalin, dan begitu seterusnya hingga standar yang aslinya biasa-biasa itu berubah jadi standar tinggi.

Tak perlu terburu-terburu melakukan PR ini biar tak malah gagal, ada waktu puluhan tahun untuk itu jadi pelan-pelan saja. Karena itu, kalau jodoh yang ada belum sempurna, tanamkan di pikiran bahwa itu adalah PR yang belum selesai digarap, bukan barang rusak yang harus dibuang atau diganti dengan yang lain. Jangan pula membandingkan PR anda yang belum selesai dengan PR orang lain yang sudah selesai sebab ini sama saja seperti membandingkan kegagalan anda menyempurnakan pasangan dengan kesuksesan orang melakukannya. Di waktu mengerjakan PR ini, ada panen pahala besar sebagai bonus dari Allah.

Tapi kalau dapat yang sudah sempurna tanpa PR kan enak? Ya enak, tapi apa iya yang sempurna itu mau padamu yang tak sempurna? Kalau pun dia mau, lalu apa peranmu untuk melengkapinya? Kalau kau tak dapat melengkapi kekurangan orang lain, maka orang lain itu takkan pernah menganggapmu spesial. Maka carilah yang masih ada kekurangannya supaya kamu bisa menjadi pahlawan yang menutupi kekurangan itu, bukan sekedar jadi asesoris yang kalau hilang tak bakal dicari sebab tanpamu pun dia sudah sempurna.

Tapi mengerjakan PR menyempurnakan kekurangan pasangan memang tak mudah. Makanya banyak yang cari jalan pintas melirik janda atau suami orang. Kekurangan janda biasanya sudah "digarap" suami sebelumnya sehingga tampak lebih baik. Sedangkan kekurangan suami orang sudah "digarap" oleh istrinya yang ada sehingga tampak sudah komplit. Jalan pintas ini kesukaan orang yang tak mampu membangun jalan hidupnya sendiri.

Oleh: Abdul Wahab Ahmad