Kisah Habib Maulan Danggal Mencium Tangan Rasulullah Setiap Hari

 
Kisah Habib Maulan Danggal Mencium Tangan Rasulullah Setiap Hari

LADUNI.ID, Jakarta - Mencium tangan Rasulullah setiap hari. Apa maksudnya? Bisa kah? Sebelum mengetahui jawaban dari pertanyaan ini, mari kita simak kisah Habib Maulan Danggal al-Athas ini…

Ya, dia adalah al-Habib Maulan Danggal al-Athas. Beliau hidup sendiri. Di dalam hutan daratan India. Hutan itu bagitu rimbun. Tapi warga sekitar tidak pernah takut untuk masuk hutan.  Warga setiap hari banyak keluar masuk hutan itu.

Lantas ketemu lah sebagaian warga yang beragama hindu itu dengan habib. Karna ketahuan tinggal di dalam hutan.  Hebohlah warga India itu.

Di lihat di sekitar Habib Maulan Danggal al-Athas tidak ada makanan. Habib tidak pernah pakai baju, dan alas kaki.

Akhirnya warga suka masuk ke dalam hutan sambil membawa makanan, dan kebanyakan warga yang masuk membawa makanan itu. Begitu keluar sudah mendapat hidayah dari Allah melalui Habib Maulan Danggal al-Athas yaitu masuk Islam.

Semakin lama makin banyak warga yang masuk hutan dan setiap keluar hutan warga jadi yang tadinya beragama Hindu berubah jadi beragama Islam.

Akhirnya kabar banyak orang ketika keluar dari hutan itu jadi orang Islam. Gegerlah pihak istana kerajaan Hindu waktu itu.

Akhirnya raja hindu itu turun tangan dan masuk hutan juga dijaga ketat oleh bala tentaranya. Ketika bertemu dengan Habib. Sang raja memberi peringatan:

Wahay habib, jangan lah kamu memperdaya rakyatku yang masuk ke hutan ini. Atau kau pergi dari hutan ini. Kalau kamu tidak mau berhenti memasukan rakyatku untuk masuk agama Islam, atau tidak mau pergi dari hutan ini, akan aku ratakan hutan ini.

Habib Maulan Danggal al-Athas menjawab argumen raja itu dengan santai bilang,

“Aku tidak memperdaya rakyat paduka dan tidak meminta rakyat paduka untuk masuk Islam. Mereka sendiri lah yang mau masuk Islam.

(menurut cerita di dalamnya, rakyat Raja Hindu ini mau masuk Islam setelah bersalaman dan mencium tangan Habib Maulan Danggal al-Athas)

Masih menurut habib yang menjawab argumintasi raja.  ‘Aku tidak akan mau pergi dari hutan ini dan kalau paduka mau membabat/meratakan hutan ini silahkan kalau bisa’.

Tambah geram Raja dijawab begitu oleh Habib Maulan Danggal al-Athas. Sang Raja Hindu itu kemudian bilang,

“Baik. Besok pagi aku akan mengirim pasukanku yang mengendarai gajah. Bersiap-siaplah kau ditimbun oleh reruntuhan pohon  sekitar sini…”

“Ayo kita pulang semua,” kata Raja.

Tinggal lah Habib Maulan Danggal al-Athas di dalam hutan sendirian.

Lalu besok paginya sudah datang prajurit raja itu dengan mengendarai gajah. Sang Raja ikut, tapi komando diserahakan kepada panglima perangnya. Lengkap dengan pimpinan perang dan komandonya.

Sedangkan Habib Maulan Danggal al-Athas tiduran di atas pepohonan. Pohon besar yang setiap hari di tempati.

Ketika komandanya memerintahkan untuk meratakan hutan, "ratakaaaaannnn...!"

Kemudian Habib Maulan Danggal al-Athas berkata, "Nyamuk! Habisin pasukan yang bergajah itu!!!”

Dengan ijin Allah, nyamuk dalam jumlah yang sangat banyak menyarang pasukan gajah itu.

Pasukan gajah itu kemudian menyerah setelah disuruh mundur oleh Raja hindu tersebut. Tak sedikit yang tewas dan sekarat.

Entah nyamuk dari mana sebanyak itu, bisa mengalahkan tentara bergajah itu. Sementara hutan belum apa-apa, tapi pasukan sudah banyak yang  tewas dan sekarat diserang nyamuk.

Akhirnya Raja Hindu menemui Habib (setelah menyerah)  dan berkata, “Wahay Habib, sejak saat ini, aku ijinkan kamu tinggal di dalam hutan ini dan aku mengaku kalah. Terserah rakyatku yang mau Islam atau ngasih makanan aku tidak akan melaranganya.

“Dan mulai saat ini saya akan berjanji, setiap Hari Jum'at aku mau menemui Habib dan memberi makanan terhadap Habib”.

Singkat cerita, Raja itu setiap Hari Jum'at selalu bertemu Habib membawa makanan.  Sambil bersalaman dan mencium tangan Habib Maulan Danggal al-Athas.

Ketika raja meninggal, dibakarlah jasad raja. Tapi anehnya, tangan dan mulut raja tidak terbakar api. Pihak istana kerajaan heran, termasuk keluarga raja sendiri. Sebab tangan dan mulutnya tidak bisa terbakar, meskipun dibakar berkali-kali.

Kemudian pihak istana dan keluarga menemui Habib dan bertanya,

“Wahay habib, Raja sudah meninggal dan ketika di bakar jasadnya, tangan dan mulutnya tidak bisa dimakan api, padahal sudah dibakar berulang-ulang”.

Habib Maulan Danggal al-Athas kemudian menjawab pernyataan itu.

“Benar, itu tidak bakal bisa dimakan api. Sebab raja setiap Hari Jum'at bersalaman denganku. Dan mencium tanganku menggunakan bibirnya. Sedangkan aku, mencium tangan Rasulullah SAW setiap hari...”

Masya Allah....

والله اعلم بالصواب

Kisah ini diambil dari cerita guru kita, Al-Habib Bahar bin Ali bin Smith.

Melalui cerita ini, semoga di akhirat kelak kita semua selamat dari api neraka dan dapat syafaat Rasulullah SAW.

وصلى الله على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

والحمد لله رب العالمن