Diduga Gabung ISIS, Warga Negara Jepang akan Diadili

 
Diduga Gabung ISIS, Warga Negara Jepang akan Diadili

LADUNI.ID, Mencoba bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dua orang warga Jepang akan diadili. Kasus seperti ini merupakan yang pertama kali disidangkan di Jepang. 

Hal tersebut dilaporkan oleh pihak kepolisian Jepang pada Rabu (3/7).

"Kepolisian Tokyo merujuk pada dua orang kepada jaksa penuntut karena berencana untuk pergi ke Suriah sebagai kelompok pejuang anti pemerintah," ujar seorang juru bicara kepolisian.

Kepolisian Tokyo juga melaporkan kepada jaksa penuntut bahwa ada tiga warga Jepang lainnya yang berencana menjadi anggota ISIS. Namun, hingga kini polisi belum memberikan informasi lebih lanjut.

Di antara lima tersangka terselip seorang jurnalis veteran bernama Kosuke Tsuneoka dan seorang sarjana hukum Islam, Ko Nakata. Nakata dilaporkan diminta pendapat oleh sang murid tentang perjalanan ke Suriah.

Meski begitu, Tsuneoka mengaku bahwa, "tidak ada yang memiliki keinginan untuk bergabung dengan ISIS."

Tsuneoka mengatakan "Tidak ada tindakan yang berarti terkait persiapan ataupun perencanaan melakukan perang pribadi,".

Sementara, satu orang tersangka lainnya diketahui berusia 31 tahun dan merupakan alumnus dari Perguruan Tinggi Hokkaido. Dia telah berencana pergi ke Suriah pada 2014 lalu.

Menurut pengakuan tersangka, ia hendak bergabung dengan ISIS sebagai pejuang. Kantor Berita Kyodo melaporkan bekas mahasiswa itu mengetahui informasi lowongan pekerjaan di Suriah melalui sebuah poster yang dipasang di toko buku di Tokyo.

Ia kemudian diperkenalkan kepada Nakata dan memutuskan untuk menjadi mualaf dan mulai mempelajari bahasa Arab.

Kepolisian Tokyo sebelumnya telah meringkus tersangka di kediamannya sehari sebelum ia dijadwalkan pergi. Pada awal tahun ini, pemerintah Jepang sempat memerintahkan Tsuneoka untuk menyerahkan paspornya menjelang keberangkatannya ke Yaman.

Langkah tersebut dilakukan pemerintah di tengah adanya perdebatan apakah wartawan dilarang pergi ke zona perang atau tidak, apalagi sejak terjadinya insiden penangkapan dan pembebasan seorang reporter asal Jepang di Suriah tahun lalu.