Sosok Pemuda Qur'ani sebagai The Best Agent of Change

 
Sosok Pemuda Qur'ani sebagai The Best Agent of Change

LADUNI. ID, KOLOM Era terus bergulir hingga kini dikenal dengan era industri 4.0 berbagai macam teknologi dan inovasi baru, menuntut penduduk dunia untuk harus bergerilya dengan sekuat tenaga dan selektif disegala aspek kehidupan untuk membendung diri dari bergagai pengaruh nilai-nilai yang negatif yang sedang dan akan dilakoni di jagad raya ini.

Tentunya perannya ini harus dipegang oleh sosok yang tangguh dan berjiwa patriot yang bernama pemuda sebagai sosok the leader of tomorrow (sang pemimpin masa depan). Banyak catatan senjarah mengukir peran pemuda de­ngan tinta emas sebagai pelopor kemerdekaan dan revolusi bangsa.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia mayoritas penduduknya beragama Islam, hendaknya peran al-fata (pemuda) Islam menjadi tongkat estafet dan pioneer besar dalam pem­bangunan bangsa bukan hanya pemba­ngunan fisik.

Terlebih pemba­ngunan spiritual dan akhlak bangsa yang sema­kin terinjakdan terkikis dewasa ini oleh era globalisasi dan imformasi yang sema­kin canggih, dis ini hendakanya sosok alfata bisa menjadi the hero (pah­lawan) dalam menyalamatkan bangsa ini.

Realitanya dalam sejarah dari masa kemasa sosok pemuda memiliki andil serta peranan yang sangat penting terkait dengan masalah peradaban universal, termasuk dalam membangun umat. 

The best agent of change meru­pakan frase yang paling tepat meng­gam­barkan sepak terjang pemuda dalam perspektif sejarah Islam maupun dunia. Dalam kacamata sejarah pera­daban Islam, pemuda merupakan tonggak kebangkitan umat serta sumber kekuatan pembela terhadap aqidah dan ideologi.

Islam tidak dapat di lepaskan dari sosok al-fata. Pertumbuhan dan perkembangan agama Islam itu sendiri karena banyaknya peran aktif pemuda berkualitas didalamnya sebagai kader khalifah dimuka bumi ini dalam memperjuang dinul islam yang telah dicetuskan oleh Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu.

Pemuda dalam bahasa arabnya “fata”. Sedangkan kata “futuwwah” merupakan bahasa arab yang berasal dari “fata”. Etimologinya “fata” itu bermakna pemuda yang tampan dan gagah berani. Futuwwah etimologinya dapat diartikan jalan hidup pejuang spiritual (spiritual warriorship). kesa­triaan spiritual.

Interpretasi futuwah itu sendiri sangat berkaitan dengan kepe­mudaan dalam interaksinya dengan ke­hidupan spiritual yang bersifat perma­nen, bukan hanya terpaut pada kepe­mudaan yang bersifat jasmani.

Al-quranul karim sendiri juga menyinggung sosok al-fata (pemuda), diantaranya dinukilkan dalam surat Al-Kafhi ayat 10 berbunyi: “(Ingatlah) tatkala para pemu­da itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempur­nakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”(QS. Al-kahfi: 10).

Dalam penafsiran ayat di atas tentang esensi pemuda diperjelas oleh riwayat dari Sulaiman bin Ja’far, beliau berkata: Imam Ja’far bin Muhammad berkata: “Wahai Sulaiman, siapakah pemuda itu?” kemudian aku menjawab: “..pemuda bagi kami adalah orang yang masih muda.” Lantas beliau berujar kepadaku: “Seperti yang engkau ketahui bahwa Ashabul Kahfi semuanya adalah orang-orang tua akan tetapi Allah SWT menyebut mereka sebagai pemuda karena keimanan mereka. Wahai Sulaiman: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan bertakwa maka dialah pemuda.” Pernah dalam kesempatan yang lain Imam Ja’far Ash-Shiddiq menyebutkan: “Pemuda itu adalah seorang mukmin”.

**Helmi Abu Bakar Ellangkawi, Penggiat Literasi asal Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga