Turki Terima Rudal S-400 dari Rusia yang Ditentang AS

 
Turki Terima Rudal S-400 dari Rusia yang Ditentang AS

LADUNI.ID, Jumat (12/7), Negara Turki menyatakan telah menerima pengiriman tahap pertama sistem pertahanan udara rudal S-400 dari Rusia. Pembelian senjata tersebut menuai kecaman negara Barat terutama Amerika Serikat.

Tahap pertama ini pengiriman menggunakan dua pesawat dan ditempatkan di pangkalan udara Murted, Ankara.

Kementerian Pertahanan Turki menyatakan"Pengiriman tahap pertama sistem pertahanan rudal jarak jauh S-400 dimulai pada 12 Juli 2019 ke pangkalan udara Murted di Ankara," .

Belum jelas di mana sistem pertahanan itu akan dikerahkan dan kapan akan beroperasi secara penuh. Namun, Presiden Industri Pertahanan Turki (SSB) menuturkan S-400 tersebut akan beroperasi dengan cara yang ditentukan oleh otoritas terkait "setelah sistem senjata itu sepenuhnya siap."

SSB menuturkan pengiriman S-400 akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan menggunakan pesawat.

Lembaga Federal Rusia untuk Urusan Kerja Sama Teknis Militer mengonfirmasi pengiriman S-400 tersebut kepada kantor berita TASS.

TASS sumber diplomatik militer Rusia melaporkan bahwa pesawat lainnya yang membawa sejumlah bagian S-400 akan berangkat ke Turki "dalam waktu dekat."

Pengiriman tahap ketiga S-400 yang terdiri dari 120 rudal dikabarkan akan melalui jalur laut "yang kemungkinan besar berlangsung pada akhir musim panas" tahun ini.

Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin, juga mengatakan "semuanya berjalan sesuai dengan perjanjian dan penandatanganan kontrak, serta semua kewajiban telah dilaksanakan."

Pengiriman S-400 ini diprediksi bakal membuat geram AS. Washington telah mengancam akan membatalkan kesepakatan perjanjian pembelian jet tempur F-35 dengan Turki jika pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan berkeras membeli senjata Rusia tersebut.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga telah mengungkapkan kekhawatirannya terkait pembelian S-400.

Aliansi pertahanan negara Eropa dan Amerika Utara itu telah berulang kali memperingatkan Turki, yang selama ini berupaya menjadi anggota Uni Eropa, bahwa S-400 tidak sesuai dengan sistem senjata NATO, termasuk jet tempur F-35.

"Kami khawatir tentang konsekuensi potensial dari keputusan Turki untuk memperoleh S-400," kata seorang pejabat NATO kepada AFP.

"Interoperabilitas angkatan bersenjata kami merupakan hal mendasar bagi NATO untuk kelangsungkan operasi dan misi kami," paparnya menambahkan.