Tujuan Keluarga Soeharto Serahkan Berkas ke ANRI

 
Tujuan Keluarga Soeharto Serahkan Berkas ke ANRI

LADUNI.ID, Jakarta - Keluarga salah seorang Jenderal Besar Indonesia, Soeharto, pada Kamis (18/7), menyerahkan berkas yang mereka miliki tentang orang tua mereka kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari Kantor ANRI, Jakarta Selatan.

Arsip tersebut diserahkan yang di dalamnya berisi tentang 39 roll film microfilm dan album berisi 91 lembar foto yang merekam segala kehidupan Presiden RI ke-II itu. Arsip itu diserahkan oleh anak pertama Soeharto, Siti Hardiyanti Utama atau Tutut, kepada Plt Kepala ANRI, yakni Sumrahyadi.

Mereka juga menyerahkan satu album foto yang terdiri atas 91 lembar foto yang merekam kegiatan Soeharto selama menjadi presiden beserta compact disc-nya. Selain menyerahkan arsip, keluarga Soeharto pun meminjamkan satu unit alat baca microfilm kepada ANRI.

Arsip yang diserahkan oleh keluarga Soeharto ini, menurut Sumrahyadi, dapat menjadi bagian dari arsip kepresidenan. Menurutnya, ANRI dalam beberapa tahun terakhir memang tengah melaksanakan program penyelamatan arsip kepresidenan.

"Arsip kepresidenan nantinya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenal dan mengetahui sosok dan kebijakan para Presiden RI dari masa ke masa," terang Sumrahyadi.

Arsip-arsip yang baru diberikan ini melengkapi arsip ANRI yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa pada masa pemerintahan Soeharto. Terdapat beberapa jenis arsip yang ada di ANRI terkait Soeharto, yakni arsip tekstual, arsip foto, arsip film, dan arsip video. Arsip tekstual tersebut berjumlah 383 nomor, arsip foto berjumlah 633 nomor, dan arsip film serta video berjumlah 225 nomor.

Selain itu, Tutut juga mengatakan bahwa sejumlah dokumen yang diserahkan oleh keluarganya itu dapat menjadi bagian penting dari sejarah bangsa. Ia berharap, dokumen-dokumen tersebut dapat menjadi salah satu acuan masyarakat dalam menghadapi realitas sosial budaya yang kompleks saat inu.

"Masyarakat, khususnya anak muda agar dapat mengambil unsur positif dari sejarah masa lalu. Merajut kembali identitas kebangsaan yang luhur dengan basis kebangsaan multikultur," pungkasnya.