KHR. Zainal Muttaqien bin K.H.R.Muhammad Ilyas pada tahun 1985 mendirikan Pondok Pesantren yang bernama “Darul Qur’an”. Tepatnya terletak di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Berdirinya Pondok Pesantren Darul Qur’an ini menempuh perjalanan dan perjuangan yang sangat berliku-liku dan proses yang panjang sealur dengan langkah kehidupan Kyai pendiri dan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren tersebut. Karena bermula dari sekedar mengajar santri di rumah Kyai kemudian mendirikan madrasah yang hanya berukuran 12 x 16 m2 hingga sampai akhir hayatnya (9 Desember 1998) beliau meninggalkan dan mengembangkan dua cabang Pondok Pesantren lainnya yaitu Pondok Pesantren Darul Qur’an II kecamatan Paseh dan Pondok Darul Qur’an III (Darussalam) Citimun Cimalaka.
Pada saat ini sepeninggalnya almarhum K.H.R. Zainal Muttaqien, Pondok Pesantren Darul Qur’an dipimpin oleh Generasi penerusnya yang merupakan menantu dari almarhum pendiri Pondok Pesantren tersebut yaitu Drs. K.H Cecep Parhan Mubarok, M.H yang juga beliau berkarier sebagai Hakim pada peradilan Agama.
Dalam perkembangannya Pondok Pesantren Darul Qur’an disamping menampilkan kekhasannya yakni dalam bidang Qiro’ah dan ilmu-ilmu al-Qur’an dimana para santrinya telah banyak berprestasi di tingkat Nasional terutama dalam bidang fahmil Qur’an, tilawah Qur’an, hifdzil Qur’an, serta tafsiril Qur’an. Juga banyak mendalami pengajian kitab- kitab kuning sebagaimana layaknya pondok pesantren salafiyah baik dengan metode bandongan maupun sorogan.
Satu hal yang sangat menonjol dirasakan oleh para santri dan para alumni serta penerus pondok pesantren Darul Qur’an yakni sistem pengajaran yang diwariskan oleh pendiri pondok pesantren adalah santri dituntut untuk belajar aktif tidak hanya dijejali dengan materi-materi pelajaran dari sang kyai melainkan bagaimana santri itu sendiri menjadi dewasa dan mampu mengembangkan serta dapat mengimplementasikannya secara mandiri. Sebagaimana tujuan yang telah digariskan oleh pendiri pontren, yakni untuk mencetak generasi yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan, mandiri dan berakhlaq al-karimah.
Pada umumnya santri dan santriah yang mondok di Pondok Pesantren Darul Qur’an adalah pelajar. Mereka belajar di pondok pesantren juga di sekolah baik ditingkat SLTA (MAN, SMU,STM,SMEA,SPMA dan SPK) maupun di SLTP (SMP dan MTs) dan SD. Karena secara kebetulan lokasi pondok pesantren Darul Qur’an berdekatan dan disekitarnya terdapat berbagai sekolah formal dari semua tingkatan baik Sekolah Umum maupun Kejuruan serta mudah dijangkau dari Ibu kota Kabupaten Sumedang. Mereka para santri-santriah adalah berasal dari berbagai daerah di kabupaten Sumedang dan luar kabupaten Sumedang, antara lain dari Majalengka, Bandung, Garut, Subang, Purwakarta, Bekasi, Jakarta dan Luar Jawa (Lampung, Riau, NTT dan TIM-TIM sekarang Negara Timor Lorosae).
Adapun tenaga pengajar (asatidz) yang membantu kiyai disamping pengurus pesantren yang senior diambil pula dari alumnus, baik yang sudah sarjana maupun masih studi di Perguruan tinggi.
Dalam kurun waktu kurang lebih 24 tahun Pondok Posantren Darul Qur’an telah mengeluarkan lebih dari 2000 santri mutakharrijin (alumni), dari mereka ada yang terus melanjutkan studinya dan adapula yang mukim mendirikan Pontren dan Majelis Ta’lim di beberapa daerah. Juga mereka banyak yang bekerja dalam berbagai lapangan pekerjaan baik swasta dan negeri.
Ada keunikan pada Alumni Pontren DQ entah karena tafa'ul (mengikuti jejak langkah pendiri pesantrennya) atau karena pengaruh milieu sumedang, dimana kebanyakan mereka menjadi pegawai negeri/pejabat akan tetapi mereka berperan ganda sebagai ulama, kiayai, ustadz dengan lembaga-lembaga keagamaan yang disandangnya memimpin pesantren, Madrasah, Majelis ta'lim, taman pendidikan al-qur'an dan lain-lain yang bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan islam.
Mereka terhimpun dalam Ikatan Alumni Pondok Pesantren Darul Qur’an (IKADA). Dewasa ini Pontren Darul Qur’an dibawah pimpinan K.H.Drs. Cecep Parhan Mubarok, M.H. disamping memelihara apa yang telah dirintis oleh pendahulunya, juga mencoba untuk lebih mengoptimalkan fungsi dari pondok pesantren tersebut baik fungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga penyiaran agama maupun lembaga sosial kemasyarakan. Hal ini dibuktikan dengan di canangkannya program-program baru yang tidak hanya sekedar untuk lingkungan santri yang mondok di pesantren tersebut melainkan lebih pro aktif untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, sehingga kehadiran pondok pesantren benar-benar dirasakan manfaatnya dan masyarakat mempunyai rasa memiliki yang sangat tinggi.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU.
KLIK
LOGIN
Relasi Pesantren Lainnya
Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.
Memuat Komentar ...